Berita Viral
Pernikahan Mewah Anjing Jojo dan Luna Dikritik Warganet, Ini Kata Pakar Antropologi UGM
Digelar dengan adat Jawa, pernikahan mewah pasangan anjing Jojo dan Luna menuai kritik dari netizen. Begini kata pakar antropologi UGM.
Penulis: Christine Ayu Nurchayanti | Editor: Musahadah
Namun, ada pula yang memberikan kritikan, di antaranya:
"Saya merasa terhina, oke lah punya uang tapi ini kayaknya kelawatan gak sih?, menurut saya ini mempermainkan adat," kata @alf******.
"Kok pakai adat jawa si harusnya klau mau pesta ya pesta aja pakai adat org luar negri aja kan bisa...," tulis @nona****.
"Penghinaan adat Jawa.. dear @bareskrim.polri tolong ditindak .," timpal akun @hadim*****.

Baca juga: SOSOK Pemilik Anjing yang Bikin Pernikahan Mewah Adat Jawa untuk Peliharaannya, Habiskan Rp 200 Juta
Tanggapan Pakar UGM
Dilansir Surya.co.id dari Kompas.com, Guru Besar Antropologi Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta Prof Heddy Shri Ahimsa-Putra menyebut, terkait apakah pernikahan Jojo dan Luna menghina budaya Jawa atau tidak, tergantung pada sudut pandang masing-masing.
Menurut Heddy, pernikahan Jojo dan Luna bukanlah penghinaan karena anjing dilihat sebagai makhluk yang setara dengan manusia.
"Bahkan sebagian orang melihat anjing bisa lebih baik daripada manusia," kata Heddy saat dihubungi Kompas.com, Selasa (18/7/2023).
"Anjing bisa menjadi pengawal setia, penjaga rumah yang setia, teman berburu yang pandai, dan setia," tambahnya.
Pandangan Berbeda soal Posisi Anjing
Terkait pernikahan Jojo dan Luna yang dipersoalkan warganet, Heddy menyampaikan bahwa ada perbedaan pandangan antara orang di beberapa daerah di dunia terhadap anjing.
Ia mencontohkan, orang di Eropa memandang anjing sebagai teman yang setia dan hewan ini juga sangat disayangi dan dimanjakan.
"Enggak ada pikiran untuk makan daging anjing. Anjing sudah dipandang setara atau tidak lebih rendah daripada manusia," jelas Heddy.
Sementara itu, sebagian orang lainnya memandang anjing sebagai hewan yang hina, rendah, boleh dibunuh dengan cara yang kejam, dan bisa dimakan dagingnya.
"Sebagian warga masyarakat kita memandang anjing sebagai hewan yang hina karena dianggap kotor, najis. Kalau kena air liurnya harus dibersihkan," ujar Heddy.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.