Hasil Survei Terbaru Ungkap Persaingan Ketat Lima Parpol di Jawa Timur Jelang Pemilu 2024

SURYA.CO.ID, SURABAYA - Hasil survei terbaru yang dirilis lembaga Accurate Research and Consulting Indonesia (ARCI), memotret persaingan ketat partai politik di Jawa Timur jelang Pemilu 2024.

Persaingan ketat terjadi terutama di lima besar parpol papan atas Jawa Timur.

Direktur Eksekutif ARCI, Baihaki Sirajt menjelaskan, dari temuan surveinya itu elektabilitas PDI Perjuangan masih unggul di Jawa Timur. Partai berlambang banteng moncong putih itu memiliki tingkat keterpilihan atau elektabilitas di angka 17,76 persen.

Angka tersebut, membuat PDIP unggul dari PKB yang berada di posisi kedua dengan elektabilitas 16,8 persen.

Kemudian, juga unggul dari Partai Gerindra (14,8 persen) di posisi ketiga dan Partai Golkar (14,08 persen) serta Demokrat (10,08 persen).

"Dari survei ini, didapati PDIP masih teratas di Jawa Timur. Sementara, PKB berada di posisi kedua," kata Baihaki dalam keterangan hasil surveinya, Rabu (19/7/2023).

Survei ini dilakukan di 38 kabupaten/kota di Jawa Timur pada rentang 4 Juli hingga 15 Juli 2023.

Survei itu, memakai metode multistage random sampling dengan sampel sebanyak 1.250 responden. Adapun margin of error survei ini sebesar 2,8 persen dan tingkat kepercayaan sebesar 95 persen.

Persaingan PDIP dengan PKB memang berpeluang besar kembali terjadi di Pemilu mendatang.

Apalagi, dua parpol tersebut dalam beberapa kali survei yang sama mendominasi posisi pertama dan kedua bursa parpol di Jawa Timur. Sekalipun terjadi beberapa kali pergerakan elektabilitas.

Menurut Baihaki, yang menarik adalah peringkat berikutnya. Terjadi persaingan ketat antara Gerindra dengan Partai Golkar. Apalagi, selisih elektabilitas kedua parpol di survei terbaru ini tidak terpaut jauh. Partai Golkar menempel ketat Gerindra.

Dikatakan Baihaki, dalam lima kali edisi survei terakhir yang dilakukan ARCI, partai beringin mengalami tren kenaikan elektabilitas.

Mengingat masih ada waktu jelang kontestasi, potensi pergeseran di bursa parpol dinilai masih berpeluang besar terjadi. Belum lagi, pengaruh dari kontestasi Pilpres mendatang.

"Tentu, semua masih memungkinkan, tinggal kerja elektoral para caleg parpol," ungkap Baihaki.