Command Center Puspen TNI, Peninggalan Berharga Eks Panglima TNI Andika Perkasa, Ini Kecanggihannya
Fasilitas Command Center Puspen TNI menjadi peninggalan berharga mantan Panglima TNI, Jenderal Andika Perkasa. Berikut kecanggihannya.
Penulis: Putra Dewangga Candra Seta | Editor: Putra Dewangga Candra Seta
SURYA.co.id - Fasilitas Command Center Puspen TNI menjadi peninggalan berharga mantan Panglima TNI, Jenderal Andika Perkasa.
Melansir dari channel youtube nya, pembangunan Command Center Puspen TNI digagas pada masa kepemimpinan Jenderal Andika Perkasa sebagai Panglima TNI.
Saat itu Andika ingin Puspen TNI memiliki fasilitas canggih untuk menunjang kinerja agar lebih modern.
“Jadi dulu awalnya bangunan Puspen ini pertama itu tentunya ada kebutuhan untuk ruangan media center infonet.
Tapi kebutuhan itu ngga bisa dipenuhi dengan gedungnya Puspen yang ada. nah jadi pak Andika bilang gimana buatkan gedung yang baru. khusus buat media center ini.” Kata Mitra Kontraktor bernama Yoga.
Menurut Yoga, Jenderal Andika saat itu meminta gedung itu dibuat semaksimal mungkin agar dapat memenuhi kebutuhan kinerja Puspen TNI.
“Gedung media center ini sendiri itu kebutuhannya sebenernya hanya ruangan media center. tapi dari beliau (Andika) bilang ya buatkan minimal dua lantai” ungkapnya.
Sementara itu, Kabid Prodok Kolonel Mar.Gugun SR menilai Puspen TNI sekarang lebih terintegrasi.
Karena semua berita-berita atau semua informasi langsung lebih terintegrasi dengan adanya Command Center.
Baca juga: REAKSI Eks Panglima TNI Andika Perkasa Soal KKB Papua Minta Tebusan Rp 5 M: Saya Tidak Lagi Menjabat
“Gedung ini memiliki fungsi sebagai pusat monitoring seperti media-media sosial, juga media online dan juga gedung ini sebagai pusat penyebaran informasi, tentunya publikasi resmi tentang TNI.
Jadi lebih memudahkan kita dalam pencarian berita, pengolahan berita dan publikasi berita” kata Kabid Prodok Kolonel Mar.Gugun.
Andika Perkasa merupakan orang yang sangat konsen terkait Informasi Teknologi (IT) serta banyak memberi masukan dalam pembuatan aplikasi tersebut.
“Memangkan beliau (Andika) sangat detail dan sangat konsen terkait IT.
Beliau pun banyak mengasih kami masukan terkait aplikasinya seperti apa dan hardware-hardware yang kita deliver pun dengan kualitas yang sangat bagus” kata Januar, Business Development Fasilitas Aplikasi Infonet Puspen TNI.
Reaksi Andika Perkasa Ditanya Soal KKB Papua
Sebelumnya, Jenderal Andika Perkasa sempat ditanya terkait KKB Papua penyandera pilot Susi Air yang minta uang tebusan Rp 5 Miliar.
Melansir dari tayangan Kompas TV, Jenderal Andika Perkasa tak mau mengomentari hal ini.
Alasannya karena ia sudah tak lagi menjabat sebagai Panglima TNI.
"Ya Kalau saya lebih baik lebih baik saya tidak mengomentari mas karena biarlah Panglima TNI kemudian juga Kapolri yang membicarakan ini." ujar Andika.
Menurut Jenderal Andika Perkasa, banyak pertimbangan-pertimbangan yang perlu diperhatikan untuk menyelesaikan masalah ini.
"Karena saya tidak tahu gambar utuhnya karena saya tidak lagi menjabat.
Kan pasti banyak pertimbangan-pertimbangan atau variabel yang harus dipertimbangkan.
Nah menurut saya sebaiknya kita tanyakan aja kepada beliau-beliau yang sedang menjabat" lanjut Andika.
Berikut video selengkapnya :
Diketahui, Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) Papua pimpinan Egianus Kogoya terus memainkan siasat licik demi mencapai tujuan merdeka.
KKB Papua Egianus Kogoya terus 'mempermainkan' nasib pilot Susi Air asal Selandia Baru, Philip Mark Mehrtens yang disandernya.
Egianus Kogoya awalnya meminta uang tebusan senilai Rp 5 Miliar dan pemerintah siap memenuhi, namun kini mereka ngelunjak meminta merdeka dan senjata.
Kabid Humas Polda Papua, Kombes Ignatius Benny Ady Prabowo. mengungkapkan bahwa KKB Papua dibawah pimpinan Egianus Kogoya minta tebusan hingga Rp 5 miliar.
Tebusan tersebut untuk pembebasan pilot Susi Air, Kapten Philip Mark Mehrtens.
Namun yang terjadi bahwa klompok separatis tersebut tidak pernah membuka komunikasi untuk proses negosiasi setelah permintaan uang tebusan.
Menurutnya, pihak Pemerintah Daerah telah menyiapkan uang tebusan agar pilot Susi Air dapat dikembalikan dalam kondisi sehat.
Namun, ia menyebut, pihak KKB pimpinan Egianus Kogoya tak pernah membuka negosiasi hingga saat ini.
"Sebetulnya terkait hal itu Pemda sedang menyiapkan pembayaran uang petugas sejak awal pada saat adanya tuntutan kelompok Egianus Kogoya," kata Benny, seperti dikutip dari Kompas TV, Minggu (2/7/2023).
"Beberapa saat setelah penyanderaan muncul video pertama adanya tuntutan kepada pemerintah RI yaitu sejumlah uang, senjata, bahan makanan dan bahan medis."
"Waktu itu (permintaannya) sebesar Rp 5 miliar, nanti itu dalam proses negosiasi berapa yang akan bisa disanggupi.
Namun sejak kita mencoba ruang komunikasi hingga saat ini KKB Egianus tidak pernah membuka negosiasi dengan kami," paparnya.
Menurut Benny, polisi tetap akan melakukan proses hukum untuk mengantisipasi hal yang sama terjadi kembali.
"Semua bisa antisipasi hal tersebut bahwa upaya hukum akan tetap kita tegakkan, kita juga akan memproses secara hukum," katanya.
Sementara itu Kapolda Papua Irjen Mathius D. Fakhiri menegaskan tidak akan memenuhi dua permintaan KKB Egianus, yakni merdeka dan senjata.
"Tidak mungkin kami mengabulkan kedua permintaan itu (merdeka dan senjata)," kata Fakhiri di Jayapura, Kamis (29/6/2023).
Sedangkan untuk permintaan tebusan uang masih bisa disiapkan.
"Namun, untuk uang yang juga diminta akan disiapkan dan diserahkan kepada Egianus Kogoya asal sandera yang berkebangsaan Selandia Baru itu dibebaskan dan diserahkan ke aparat keamanan," tuturnya.
Untuk diketahui KKB Egianus Kogoya telah menyandera pilot Susi Air Kapten Philip Mark Merthens sejak 7 Februari 2023 lalu.
TNI memberikan respons terkait berakhirnya batas waktu yang diberikan KKB Papua pimpinan Egianus Kogoya untuk negosiasi pembebasan pilot Susi Air, Kapten Philip Mark Mehrtens.
>>>Ikuti Berita Lainnya di News Google SURYA.co.id
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.