Pembunuhan di Nganjuk

Sebelum Dibunuh Karena Tagih Utang Chip Game di Nganjuk, Korban Terlihat Gembira Dan Bernyanyi

"Kami sambil bercanda dan tanya kepada Doni, ada apa kok terus bernyanyi hingga suaranya cukup keras," kisah Hariyanto.

Penulis: Ahmad Amru Muiz | Editor: Deddy Humana
surya/ahmad amru muiz
warga dan tetangga bertakziah di rumah korban pembunuhan di Dusun Panasan, Desa Teken Glagahan, Kecamatan Loceret, Kabupaten Nganjuk, Senin (10/7/2023). 

SURYA.CO.ID, NGANJUK - Meninggalnya Doni Bayu (28), warga Dusun Panasan, Desa Teken Glagahan, Kecamatan Loceret, Kabupaten Nganjuk, membuat mandor kerjanya terkejut.

Apalagi diketahui korban meninggal karena perbuatan teman akrabnya, SBR (27), yang sama-sama bekerja sebagai kuli bangunan.

Mandor kerja Bangunan, Hariyanto mengatakan, tiga hari sebelum meninggal terasa ada yang janggal dari kebiasaan korban.

Di mana sejak Kamis hingga Sabtu, korban selalu bernyanyi dengan suara cukup keras sambil bekerja.

"Kami sambil bercanda dan tanya kepada Doni, ada apa kok terus bernyanyi hingga suaranya cukup keras," kisah Hariyanto, Senin (10/7/2023).

Dikatakan Hariyanto, Doni mengaku hatinya sedang gembira.

Tetapi tidak dijelaskan gembira karena apa.

Dan Doni terus bernyanyi hingga Sabtu.

"Kami pun menduga Doni bernyanyi karena akan menerima bayaran akhir pekan," ucap Hariyanto.

Lebih lanjut dikatakan Hariyanto, korban ikut bekerja dengannya sebagai kuli bangunan sejak tiga bulan terakhir di salah satu proyek perumahan di Nganjuk.

Selama bekerja, korban dikenal rajin dan selama enam hari kerja tidak pernah bolos.

"Anaknya rajin dalam bekerja, makanya kami kaget juga ia meninggal karena dibunuh temanya akrabnya sendiri yang juga pekerja kuli bangunan," tutur Hariyanto.

Sebelumnya, kasus pembunuhan teman karib itu diduga karena bermotif utang piutang chip game senilai Rp 100.000.

Pelaku SBR diketahui berutang kepada Doni.

Salah satu teman korban, Agusmin menjelaskan, sebelum kejadian itu korban dan pelaku sempat bersitegang.

Itu karena korban menagih utang uang chip game kepada pelaku. Namun pelaku merasa telah membayar dan dimasukkan dalam rekening dana game milik korban.

"Mungkin pelaku merasa jengkel dan marah karena terus ditagih korban," kata Agusmin.

Kekesalan pelaku memuncak Minggu (9/7/2023) sore dengan mendatangi rumah korban yang jaraknya sekitar 50 meter.

Pelaku langsung masuk ke rumah korban yang saat itu sedang sepi karena ayah korban, Maryanto ada di Poskamling sebelah rumah sambil melihat keramaian.

Kemungkinan, ungkap Agusmin, pelaku langsung masuk ke kamar korban yang sedang tertidur dan mabuk miras.

Korbanpun langsung dieksekusi dan meninggal dunia.

"Mungkin seperti itu kejadianya, karena memang tidak ada yang mengetahui secara jelas," ucap Agusmin.

Usai mengeksekusi korban, pelaku dengan berjalan kaki langsung menyerahkan diri ke Polsek Loceret.

Hingga polisi datang ke rumah korban sehabis Maghrib.

Ayah korban baru mengetahui kalau anaknya tewas ketika masuk ke kamar bersama petugas Kepolisian. ******

Sumber: Surya
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved