Berita Surabaya

BKSDA Jatim Apresiasi Hasil CSR Konservasi Burung PHE WMO di Kawasan Taman Wisata Labuhan

CSR yang dilakukan Pertamina Hulu Energi West Madura Offshore (PHE WMO) mendapatkan apreasiasi dari BKSDA Jatim

Penulis: Sri Handi Lestari | Editor: irwan sy
ist
Kegiatan pendataan satwa burung yang dilakukan PHE WMO lewat program CSR berkelanjutan di Taman Wisata Labuhan, Bangkalan, dan mendapatkan apreasiasi dari BKSDA Jatim. 

SURYA.co.id | SURABAYA - Kegiatan terkait program Corporate Social Responsible (CSR) yang dilakukan Pertamina Hulu Energi West Madura Offshore (PHE WMO) mendapatkan apreasiasi dari Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Jawa Timur.

Hal itu tak lepas dari keberhasilan program CSR secara berkelanjutan di Taman Wisata Labuhan, yang ada di daerah Kecamatan Sepulu, Kabupaten Bangkalan.

Ichwan, Kepala Bidang Kantor Sumber Daya Alam (KSDA)  Wilayah II Gresik, mengatakan, program CSR PHE WMO yang melakukan kegiatan konservasi di Taman Wisata Labuhan, memberi salah satu hasil yang cukup penting.

"Salah satunya dalam kegiatan Bird Banding sepanjang tahun 2016-2021 yang telah mampu menandai 202 individu burung yang terdiri dari 32 jenis," kata Ichwan dalam rilis yang dikirimkan PHE WMO, Senin (10/7/2023).

Dari jumlah tersebut, satu jenis burung berstatus endangered atau terancam bahaya, dan tujuh jenis berstatus protected (dilindungi) dan empat jenis burung merupakan burung endemik, yaitu burung yang hanya ditemukan di daerah tersebut.

Menurut Ichwan, BKSDA juga mendukung untuk melakukan kegiatan peningkatan kapasitas bagi local hero untuk mendapatkan sertifikasi sebagai penggerak konservasi.

Dhany, Pengendali Ekosistem Hutan BKSDA SKW IV Madura, menambahkan, dengan adanya kegiatan konservasi yang telah dilakukan dapat memperkaya data-data konservasi untuk di wilayah Madura.

"Sehingga bisa menjadi salah satu dasar bagi kami dalam melakukan langkah-langkah yang terkait untuk pelestarian satwa yang ada serta kebutuhannya kedepan," tambah Dhani.

Kedua kantor KSDA ini terkait sekali dengan kegiatan yang dilakukan di wilayah Taman Wisata Labuhan.

PHE WMO merupakan bagian dari zona 11 Regional Indonesia Timur Subholding Upstream yang  bekerja sama dengan Yayasan EKSAI dalam kegiatan Bird Banding sepanjang tahun 2016-2021.

Sebelumnya, PHE WMO lebih dulu bekerjasama dengan ITS (Institut Teknologi Sepuluh November 1945), mulai tahun 2014 untuk monitoring hutan mangrove di kawasan itu. Hasilnya, hutan mangrove di Labuhan mengalami kerusakan paling besar dibanding yang ada di wilayah lima desa lainnya.

PHE WMO kemudian memutuskan memberikan program CSR revitalisasi mangrove, yang berlanjut dengan program pendataan satwa burung yang ada di kawasan hutan mangrove hasil revitalisasi tersebut.

"Tahun ini lokasi tersebut telah menjadi kawasan mangrove yang berstatus baik atau rapat, dengan kerapatan pohon di sisi utara yakni 2.100 tegakan ,perhektare dan 4.600 tegakan per hektare di sisi barat," jelas Markus Pramudito, Manager PHE WMO Field.

Markus juga menyebutkan bila kolaborasi antar stakeholder merupakan hal penting untuk menciptakan keberlanjutan program.

"Masing-masing instansi tentunya juga memiliki keahlian yang berbeda-beda. Dengan adanya kerjasama yang dilakukan, kami berharap, program-program konservasi lingkungan yang dikembangkan melalui program CSR perusahaan dapat melibatkan banyak stakeholder sehingga dapat memperluas kebermanfaatan,” beber Markus.

Halaman
12
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved