Berita Viral

Aryanto Misel Bakal Jual Nikuba Rp 15 M dan Bilang Tak Butuh Pemerintah, Begini Tanggapan BRIN

Aryanto Misel bakal menjual Nikuba dengan harga 15 miliar dan mengatakan tidak membutuhkan pemerintah. Begini tanggapan dari pihak BRIN.

Penulis: Christine Ayu Nurchayanti | Editor: Adrianus Adhi
TribunCirebon.com/Ahmad Imam Baehaqi, Dok LIPI via Kompas.com
Aryanto Misel penemu Nikuba dan Kepala BRIN Laksana Tri Handoko 

SURYA.CO.ID - Aryanto Misel akan menujual teknologi Niku Banyu (Nikuba) ke industri otomatif di Italia.

Rencananya, Aryanto Misel bakal menjual Nikuba dengan harga Rp 15 miliar.

Soal penjualan Nikuba tersebut disampaikan langsung oleh Aryanto Misel dalam sebuah wawancara.

Selain itu, Aryanto juga mengaku tidak membutuhkan pemerintah maupun Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN).

Mengenai pernyataan Aryanto tersebut, pihak BRIN pun buka suara. 

Dilansir Surya.co.id dari Kompas.com, Aryanto menggagas sebuah alat yang mampu mengubah air menjadi bahan bakar untuk kendaraan.

Alat ini dinamai Nikuba dan mulai dikenal sejak 2022 lalu.

Nikuba juga telah digunakan oleh Kodam III/Siliwangi sebagai bahan bakar untuk sepeda motor Bintara Pembina Desa (Babinsa).

Atas temuan tersebut, ia diundang untuk mempresentasikan Nikuba oleh industri otomotif di kota Milan, Italia pada 16 Juni 2023.

Alasan penemu Nikuba tidak butuh pemerintah dan BRIN

Dalam video yang beredar di media sosial, Aryanto membeberkan alasannya mengapa ia tidak membutuhkan pemerintah dan BRIN terkait Nikuba yang sudah dilirik negara lain.

Melalui rekaman wawancara yang diunggah ulang akun Twitter, Aryanto awalnya mengatakan bahwa ia merasa tidak sayang bila teknologi untuk mengembangkan Nikuba jatuh ke tangan negara lain.

Sebabnya, ia membutuhkan dana untuk melanjutkan riset dan tidak mau didanai oleh pihak manapun.

Setelah itu, ketika ditanya soal langkah yang bisa dilakukan pemerintah dan BRIN atas Nikuba, Aryanto berujar bahwa ia tidak membutuhkan kedua pihak ini.

Ia beralasan dirinya sudah "dibantai" oleh pemerintah dan BRIN dan berencana menjual Nikuba Rp 15 miliar ke industri otomotif di Milan.

"Wah, saya nggak butuh mereka, Pak.

Nggak butuh saya sudah "dibantai" habis. Nggak mau," ujar Aryanto.

"Itu (Nikuba) mau saya tawarkan Rp 15 miliar," tambahnya.

Lantas, apa jawaban BRIN soal pernyataan Aryanto? 

Sosok Aryanto Misel penemu Nikuba (idxchannel)
Sosok Aryanto Misel penemu Nikuba (idxchannel)

Pihak BRIN Buka Suara 

Kompas.com menghubungi Kepala BRIN Laksana Tri Handoko soal pernyataan Aryanto yang menyatakan dirinya tidak membutuhkan pemerintah dan BRIN.

Handoko mengatakan bahwa BRIN akan menggelar pertemuan dengan media untuk merespons pernyataan Aryanto.

"Nanti Rabu akan ada tamu media di BRIN," kata Handoko kepada Kompas.com, Senin (10/7/2023).

Saat ditanya apakah BRIN masih akan menawari Aryanto untuk bekerja sama mengembangkan BRIN, Handoko tidak memberi jawaban.

Terpisah, keterangan BRIN yang diterima Kompas.com, Senin (10/7/2023), menyampaikan bahwa pertemuan BRIN dengan media untuk merespons pernyataan Aryanto bakal dihelat Kamis (13/7/2023).

"Betul (ada agenda membahas pernyataan Aryanto) untuk menjawab semua ini.

Nanti kami agendakan untuk temu media. Hari Kamis," kata keterangan tersebut. 

Diberitakan Kompas.com sebelumnya, Handoko mengatakan, pihaknya tidak dalam posisi memberi pengakuan atas suatu temuan saat ditanya soal ketertarikan negara lain terhadap Nikuba.

Kendati demikian, ia menegaskan bahwa BRIN dapat memfasilitasi masyarakat yang memiliki ide inovasi.

Fasilitas tersebut diberikan BRIN kepada masyarakat melalui Fasilitasi Inovasi Akar Rumput (FIAR).

"Tetapi bukan memberi pengakuan," tandas Handoko, Kamis (6/7/2023).

"Yang terpenting, BRIN mendorong inventor atau inovator untuk bisa membuktikan secara ilmiah agar bisa diterima oleh komunitas," sambungnya. 

Baca juga: Biodata Aryanto Misel Penemu Nikuba Alat Pengubah Air jadi BBM yang Dilirik Petinggi Otomotif Italia

Sebelumnya, pada Rabu (5/7/2023), Handoko juga sudah mengajak Aryanto untuk mengembangkan Nikuba secara bersama-sama.

Pasalnya, Nikuba adalah bahan bakar berbasis hidrogen yang memiliki banyak variasi dan temuan.

Ia menjelaskan, dalam ranah sains diperlukan kehati-hatian hingga temuan dapat dibuktikan secara saintifik.

"Kalau di sains, kita harus cukup berhati-hati, jadi kita akan melihat bersama-sama, kita kembangkan sampai terbukti secara saintifik bisa diterima oleh komunitas ilmiah," ujar Handoko.

Artikel ini telah tayang di Kompas.com

>>>Ikuti Berita Lainnya di News Google SURYA.co.id

Sumber: Kompas.com
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved