Berita Madiun
Idul Adha 2023, Perajin Tusuk Sate di Madiun Terima Pesanan Hingga Luar Pulau
Di Hari Raya Idul Adha 1444 Hijriah ini, perajin tusuk sate di Kabupaten Madiun mengaku kewalahan menerima pesanan
Penulis: Febrianto Ramadani | Editor: Cak Sur
SURYA.CO.ID, MADIUN - Debu-debu kayu yang menempel di baju dan sekitar ruangan, tidak mengganggu Nahrowi untuk menyulap bilah bambu menjadi ribuan tusuk sate.
Ditemui di rumahnya, Dusun Tempuran, Kelurahan Bangunsari, Kecamatan Dolopo, Kabupaten Madiun, Kamis (29/6/2023), pria berusia 50 tahun ini sengaja mengenakan kacamata dan sarung tangan supaya tidak terpapar serbuk kayu saat mengasah tusuk sate.
Begitu diamati tusuk sate telah lancip, Nahrowi langsung memisahkannya secara manual.
Sedangkan tusuk sate yang tidak lancip, dibuang di tempat berbeda. Tusuk sate yang sudah tajam disortir, diikat dan ditimbang menggunakan timbangan digital.
Nahrowi mengakui, pada saat Idul Adha 1444 Hijriah ini, ia kewalahan menerima pesanan. Menurutnya, pesanan meningkat hingga di angka sekitar 50 persen.
Dirinya juga mengungkapkan, rata-rata pembeli ada yang datang langsung ke tempatnya. Namun tak sedikit melakukan pemesanan melalui online di sosial media, dan aplikasi pesan singkat.
"Pembeli ada yang dari pedagang sate sendiri. Kalau wilayahnya Madiun, Bojonegoro, Ponorogo, tembus luar pulau seperti Papua. Pesanan bisa 2 kuintal dan 2 bulan sekali," ujarnya.
Nahrowi menambahkan, meski jenis usahanya tersebut mudah ditekuni semua orang, ternyata diperlukan kesabaran dalam prosesnya. Mulai dari mengambil batang bambu yang sudah siap diolah jadi tusuk sate, di tempat pengepul.
Kemudian dipoles, hingga akhirnya diruncing. Di proses inilah Nahrowi menggunakan dua mesin untuk memudahkan pekerjaannya.
"Saya memulai usaha tusuk sate sejak 2017. Pada saat itu, masih belum mempunyai mesin. Saya dibantu dua orang mulai menimbang sampai pengemasan," terangnya.
"Selain buat sate ayam sate kambing. Tusuk sate juga buat usaha angkringan. Diameternya berbeda-beda. Jualnya ada yang eceran sama grosir," imbuh Nahrowi.
Bahan yang digunakan, lanjut dia, yakni bambu petung. Menurut Nahrowi, bambu itu berkualitas paling bagus, tajam dan berbobot.
"Per hari bisa memproduksi satu kuintal, satu jam bisa 20 kilo tusuk sate. Sehari untuk tusuk sate kambing laku 80 kilogram per hari Idul Adha. Sedangkan hari biasa 50 kilogram tusuk sate kambing. Omzet rata-rata Rp 25 juta, bisa Rp 30 juta sampai dengan Rp 35 juta," pungkasnya.
Jauh dari Target, Serapan Beras Petani Lokal Bulog Madiun cuma 70 Persen di 2024 |
![]() |
---|
Stok Beras 14.500 Ton Cukup Untuk 6 Bulan, Bulog Madiun Imbau Tidak Panic Buying Saat Nataru |
![]() |
---|
Bulog Madiun Jamin Stok Beras di Kabupaten-Kota Madiun dan Ngawi Aman Hingga 6 Bulan ke Depan |
![]() |
---|
Terbukti Edarkan Sabu, Anggota Bintara Polres Madiun Dipecat Tidak Dengan Hormat |
![]() |
---|
Jelang Nataru, PT JNK Sebutkan Terjadi Kenaikan Kecil Volume Kendaraan di Ruas Tol Ngawi-Kertosono |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.