PEMILU 2024
Kisah Artis Nurul Arifin Jadi Politisi: Awalnya Cuma Dimanfaatkan Partai
Nurul Arifin menjadi politisi Partai Golongan Karya (Golkar) di Senayan sejak tahun 2009 dan masih bertahan hingga kini.
SURYA.co.id I JAKARTA - Artis film kenamaan, Nurul Arifin berbagi kisah perjalanannya dari dunia selebritis ke dunia politik.
Nurul Arifin menjadi politisi Partai Golongan Karya (Golkar) di Senayan sejak tahun 2009 dan masih bertahan hingga kini.
Perjalanan Nurul Arifin di dunia politik diawali pada pemilihan legislatif melalui Partai Golkar pada Pemilu 2004.
Kala itu caleg dari kalangan artis di Golkar sangat jarang. "Di Golkar saat itu caleg yang artis itu jarang banget, karena kami waktu masuk ke Golkar itu tidak ada karpet merah, jadi seperti masuk hutan rimba," kata Nurul dalam Diskusi Dialektika Demokrasi bertajuk "Potensi Caleg Artis dan Influencer di Pemilu 2024", di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Selasa (27/6/2023).
Nurul Arifin direkrut menjadi caleg, lebih didasari strategi Golkar untuk mendongkrak suara. Nurul dipasang untuk dimanfaatkan sebagai vote getter (pengepul suara).
Baca juga: Kisah Krisdayanti Jadi Caleg, Maju Lagi di Dapil Malang Raya, Dulu Habiskan Rp 2 Miliar
Strategi memasangan calegg vote getter di Pemilu 2004 sangatlah mujarab. Sebab Pemilu masih menggunakan sistem proporsional tertutup. Pemilih hanya mencontreng partai dan penentuan caleg jadi didasarkan pada nomor urut, bukan pada suara terbanyak.
"Kita ini sebagai artis dijadikan vote getter benar-benar, dengan iming-iming kan kursinya dua, pasti kalau Nurul masuk kursinya bisa 3 gitu, kita kan masih baru, naif dan belum paham betul dunia partai itu seperti apa," ucapnya.
"Saya menerima (ditaruh) nomor 3, akhirnya walaupun suara saya terbanyak pada saat itu, ada 89.000 suaranya, tapi hangus karena sistem tertutup maka (suara saya) diberikan ke nomor di atas saya," imbuhnya.
Baca juga: Ditetapkan DPT Pemilu 2024 di Jawa Timur Capai 31 Juta lebih Pemilih
Perjalanan Nurul berlanjut di Pemilu 2009. Ini Pemilu yang mengubah jalan Nurul Arifin menjadi benar-benar politisi.
"Sebulan pemilu (2009) MK memutuskan sistemnya jadi proporsional terbuka, nah itu sih saya udah doble-dobel menang deh, udah nomor caleg satu, sistemnya terbuka, akhirnya ya pada saat itulah saya masuk pertama kali tahun 2009," ujarnya.
Ketika pemilu 2014, Nurul Arifin kembali maju di dapil yang sama Karawang Purwakarta sudah ditambah dengan Bekasi, namum kala itu dia gagal.
Baca juga: Megawati Soekarnoputri Singgung Golkar, PKB dan PAN Soal Dukungan Pilpres 2024
Hingga pada pemilu 2019, Nurul kembali maju dan lolos DPR RI dari dapil Jawa Barat I.
"Saya waktu itu dikasih nomor 3 di 2019 sama Pak Airlangga. Jadi saya mengalah di nomor 3, terus saya bilang ke Pak ketua umum dan kemudian ke Pak sekjen, saya minta di nomor 4 aja enggak usah di nomor 3, kenapa, saya bilang Golkar nomor 4 supaya gimiknya gampang," pungkasnya.
Sumber: Tribunnews.com, KLIK DISINI
Diusulkan Kembali Jadi Ad Hoc, Bawaslu Trenggalek Luncurkan Buku Tentang Pengawasan Pemilu 2024 |
![]() |
---|
Dugaan Kasus Asusila, DKPP Periksa Komisioner Bawaslu Kota Surabaya |
![]() |
---|
Harta Kekayaan Annisa Mahesa, Anggota DPR Termuda yang Dilantik di Usia 23 Tahun, Totalnya Rp 5,8 M |
![]() |
---|
Sosok Jamaludin Anggota DPR RI Pakai Kostum Ultraman Jelang Pelantikan di Senayan, Pengusaha Top |
![]() |
---|
Sosok Romy Soekarno, Cucu Bung Karno Jadi Anggota DPR Usai Arteria Dahlan Mundur: Eks Suami Artis |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.