Berita Blitar

Agar Sawah Tak Ikut Musnah, Warga di Blitar Berani Mati Padamkan Kebakaran di Rumah Perangkat Desa

Belasan warga malah berupaya mati-matian bahkan sampai nekat menerabas genteng yang berjatuhan untuk memadamkannya.

Penulis: Imam Taufiq | Editor: Deddy Humana
surya/imam taufiq
Warga Desa Ngadirenggo, Kecamatan Wlingi, Kabupaten Blitar berusaha keras untuk memadamkan kebakaran meski dengan peralatan seadanya, Selasa (27/6/2023). 

SURYA.CO.ID, BLITAR - Kebakaran rumah di kawasan pedesaan biasanya membuat panik dan warga sekitar berlarian.  Tetapi ketika rumah Suharto (56) di Desa Ngadirenggo, Kecamatan Wlingi, Kabupaten Blitar terbakar, Selasa (27/6/2023) pagi, reaksi warga malah berbeda.

Belasan warga malah berupaya mati-matian bahkan sampai nekat menerabas genteng yang berjatuhan untuk memadamkannya.

Kebakaran tersebut diketahui oleh salah satu warga dari asap yang membubung tinggi dari rumah Suharto yang juga perangkat desa setempat. Seketika teriakan kebakaran terdengar, dan belasan warga yang merupakan petani serentak berlarian ke tempat kejadian.

Mereka langsung meninggalkan pekerjaannya dan berlarian dengan membawa ember. Warga panik karena rumah korban itu sangat dekat dengan sawah dan kebetulan pagi itu banyak orang sedang bekerja di sawah.

Meski sebagian isi rumah korban terbakar dan atap kayunya berjatuhan namun api tak sampai menjalar ke rumah-rumah lainnya. Dan yang paling dikhawatirkan warga, api merembet ke persawahan dan membakar habis semuanya.

"Pagi itu ada banyak warga yang sedang bekerja di sawah sehingga dengan cepat mengetahuinya karena rumah korban itu dekat dengan persawahan," kata Kompol Tamim Anwar, Kapolsek Wlingi.

Menurut Tamin, penyebab kebakaran rumah korban belum diketahui namun diduga akibat korsleting listrik dari ruang tengah atau dapur, yaitu di dekat magic jar. "Masih diselidiki oleh tim olah TKP. Namun kalau dilihat dari bekas kebakaran terparah, sumber api ada di antara ruang dapur dan tengah," ungkapnya.

Menurut para saksi mata, kebakaran itu justru pertama kali diketahui oleh warga yang sedang bekerja di sawah, Samirin (63). Ia terbelalak kaget karena ada asap dari rumah korban dan situasi kampung yang tenang itu berubah panik.

Beberapa warga yang rumahnya bersebelahan dengan rumah korban pun meninggalkan sawah. Saat kejadian itu, rumah Suharto sedang kosong karena korban sedang pergi ke balai desa. "Warga dengan kompak berlarian dengan membawa peralatan seadanya, seperti timba, ember. Yang penting, bisa dipakai buat menyiram api " ujarnya.

Meski api sudah berkobar namun warga seperti tidak mengenal takut, mereka berusaha api tidak sampai menjalar dan meluas. Yang luar biasa, meski atap kayu dan genteng sudah berjatuhan dengan suara menakutkan namun warga seperti berani mati dengan terus menerjangnya.

Hingga akhirnya api berhasil dipadamkan meski belum mati total karena bekas kayu yang terbakar masih mengeluarkan asap. Baru setelah mobil pemadam kebakaran datang, api benar-benar padam. *****

Sumber: Surya
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved