Berita Lamongan

Lapak-Lapak Hewan Kurban Mulai Menjamur di Lamongan, Kambing Etawa Jadi Favorit

Sebelum Covid-19, ia bisa menjual ratusan ekor kambing kurban kini yakin situasi bisa kembali normal, bahkan laku banyak.

Penulis: Hanif Manshuri | Editor: Deddy Humana
surya/hanif manshuri
Lapak penjual kambing kurban di Jalan Sunan Drajat Lamongan, Senin (19/6/2023). 

SURYA.CO.ID, LAMONGAN - Seperti suburnya rerumputan di musim hujan, lapak-lapak hewan kurban mulai bermunculan saat persiapan menuju lIdul Adha 2023 ini. Pun di Lamongan, lapak-lapak dadakan penjual hewan kurban pun terlihat di banyak sempadan jalan.

Lapak penjual hewan kurban itu terlihat di Jalan Sunan Drajat, Jalan Raya Tikung, Mastrip dan Jalan Basuki Rahmad serta di sejumlah ruas jalan kecamatan. Bedanya, jumlah penjual kambing yang memanfaatkan sempadan bahu jalan tahun ini lebih banyak dibanding dua tahun sebelumnya.

Pasca pandemi Covid-19, memang diperkirakan penjual hewan kurban akan lebih ramai dan lebih banyak yang membeli. "Waktu pandemi, hanya puluhan ekor yang laku, " kata seorang penjual kambing, Turchan di Jalan Sunan Drajat saat ditemui SURYA, Senin (19/6/2023).

Sebelum Covid-19, ia mengaku bisa menjual ratusan ekor kambing kurban. Turchan kini yakin situasi bisa kembali normal, bahkan laku lebih banyak. "Setelah pandemi dan baru buka tiga hari sudah laku 17 ekor," kata Turchan.

Harapan serupa disampaikan pedagang kambing lainnya di Jalan Mastrip, Jalan Pahlawan dan beberapa penjual lainnya. Idul Adha 1444 Hijriyah ini, mereka lebih banyak menjual kambing jenis etawa. Namun sebagian juga menyediakan stok kambing Jawa meski jumlahnya hanya sedikit. "Kambing selain etawa sudah susah dicari," kata Turchan.

Sedangkan kambing etawa kini banyak dicari, utamanya untuk kurban. Kambing ini berkaki pendek namun tubuhnya cukup besar. Tinggi kambing etawa sekitar 127 cm untuk kambing jantan, untuk yang betina memiliki tinggi 92 cm.

Sedangkan beratnya bisa mencapai 63 KG untuk kambing betina dan 91 KG untuk kambing jantan. "Untuk korban kambing, banyak yang mencari etawa," katanya.

Para penjual juga membuka jasa penitipan dan antar sampai di rumah pembeli. Menurut Turchan, kambing yang sudah dibeli bisa dititipkan di tempatnya sampai hari H Idul Adha. "Ada sedikit tambahan upah. Ada yang Rp 100.000 hingga menjelang hari H. Ada yang seikhlasnya, " tambahnya.

Kambing yang sudah terjual akan diberi tanda kalung dengan tulisan nama pembeli atau anggota keluarga lainnya.
Cara itu untuk menghindari agar tidak tertukar, juga untuk meyakinkan konsumen.

Kambing yang sudah dibeli juga dibedakan tempatnya. Tidak lagi berada di dalam lapak, tetapi dibawa ke kandang di dalam rumah. "Sebelum ditarik ke kandang dalam rumah, pembeli bisa mengabadikannya dengan fasilitas kamera di HP," jelasnya.

Sementara Sekretaris Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan (Disnakeswan) Lamongan, drh Rahendra mengatakan, maraknya lapak-lapak penjual kambing, tetap menjadi perhatian Disnakeswan. "Kita akan cek kesehatannya dan kelayakannya untuk hewan kurban," kata Rahendra.

Sedang kepada penjual, Rahendra mengimbau untuk mengedepankan kesehatan kambing yang dijual. "Yang harus dipedomani adalah kejujuran penjual," katanya. *****

Sumber: Surya
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved