Berita Viral
SOSOK Ibu Balita 3 Tahun yang Positif Narkoba Diduga Dicekoki Tetangga: Single Parent, Khawatir Ini
Inilah sosok ibu balita berusia tiga tahun podi Kota Samarinda, Kalimantan Timur yang positif narkoba seusai meminum air mengandung metamfetamina
SURYA.CO.ID - Inilah sosok ibu balita berusia 3 tahun positif narkoba di Kota Samarinda, Kalimantan Timur seusai meminum air mengandung metamfetamina diduga diberikan tetangganya.
Balita laki-laki itu meminum air bercampur sabu-sabu pada Selasa 6 Juni 2023 diduga saat berkunjung ke rumah tetangga bersama ibunya.
Hal itu terendus ketika sang ibu balita mendapati anaknya tak tidur, makan ataupun minum hingga dua malam berturut-turut.
Meski begitu bocah tiga tahun itu tetap terlihat bugar, aktif, dan terus menerus mengoceh sendiri.
Sang ibu yang bingung akhirnya membuat postingan di akun media sosial miliknya dan ditemukan oleh TRC PPA Kalimantan Timur.
Baca juga: 7 FAKTA Balita 3 Tahun di Samarinda Positif Narkoba, Tak Tidur 3 Hari hingga Dikira Kesurupan
Tak ingin berspekulasi negatif di awal, TRC PPA akhirnya mengarahkan si anak untuk melakukan tes urine di RSJD Atma Husada Mahakam Samarinda pada Rabu 7 Juni 2023 sore.
Hasilnya pun mengejutkan. Sebab balita itu dinyatakan positif narkoba jenis sabu-sabu.
Mengetahui hal itu, sang ibu pun melaporkan kasus ini ke polisi.
Hasilnya, tetangga berinisial TR yang diduga memberikan minum narkoba akhirnya ditetapkan sebagai tersangka oleh Polrestabes Samarinda.
Kapolresta Samarinda Kombes Pol Ary Fadli melalui Kasat Reskrim Kompol Rengga Puspo Saputro saat dikonfirmasi TribunKaltim.co, Minggu (11/6/2023) malam membenarkan adanya penetapan tersangka kepada perempuan berusia 50 tahun tersebut.
"Kita amankan pelaku (TR) pada Sabtu 10 Juni lalu. Dia diduga memberikan bong berisi air bercampur sabu," kata Kompol Rengga.
Dalam kasus ini TR disangkakan melanggar Pasal 89 juncto Pasal 76J Undang-undang Nomor 35 Tahun 2014 tentang perubahan atas Undang-undang Nomor 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak.
"Ancamannya 10 tahun penjara," ungkapnya.
Sebelum TR, polisi lebih dulu telah menangkap pasangan suami istri yang diduga terlibat dalam kasus ini.
"Tapi masih berstatus saksi dan dalam pemeriksaan," bebernya.
Ia juga menambahkan bahwa TR telah menjalani pemeriksaan urine dan masih menunggu hasil.
Lalu, siapa sosok ibu balita tersebut?

Ibu balita bernama Meli, berusia 32 tahun.
Meli adalah orangtua tunggal sang balita atau single parent, setelah berpisah dengan suaminya saat anaknya masih kecil.
Meli warga asli Balikpapan merantau ke Samarinda untuk bekerja.
Dia sempat berjualan online lalu bekerja di warung makan bersama tersangka.
Kepada Tribun Kaltim (grup surya.co.id), Meli mengungkap awal mula anaknya positif narkoba seusai diduga meminum air yang diberikan oleh tetangganya.
Meli dan sang balita berkunjung ke rumah tetangganya pada Selasa (6/6/2023) pukul 16.00 WITA.
"Pada Selasa sore itu, tetangga saya meminta saya untuk datang ke rumahnya, melalui chat WA dan nelfon-nelfon terus, untuk cari uban," ucap Meli kepada TribunKaltim.co saat wawancara eksklusif, Senin (12/6/23).
Diungkapkannya, permintaan tetangganya itu bukan rutinitas biasa, namun permintaan tersebut telah diminta jauh-jauh hari kepada Meli.
"Dari jauh-jauh hari memang dia sudah minta tolong cari uban, tapi saya nggak pernah datang, jadi daripada saya ditelepon terus jadi saya yaudahlah biar aja saya cabutin ubannya," ungkap ibu sang balita.
Begitu sampai di rumah tetangga, dia langsung mencari uban. Adapun status tetangga ini adalah teman satu tempat kerja.
"Sekitar jam 4 sore, sampai di sana saya langsung cari uban karena teman. Kemarin satu tempat kerja sama dia, kenal baik. Jarak rumah dekat saja," ucapnya.
"Saat nyampe si adik itu kan langsung pergi main sama teman-teman di situ atau gimana?," tanya Wartawan TribunKaltim.
"Tidak, sama kita juga, lagi makan snack, lalu minta air minum," jawab Meli.
Air minum tersebut diakui Meli diambilkan langsung oleh tetangganya.
"Karena saya bertamu ke rumah dia, anak saya haus dan minta minum jadi saya bilang, 'Nanti Budhe yang ambilkan' jadi tuan rumah sendiri yang mengambil botol itu, sisa setengah," terang Meli.
Meli mengatakan, tidak ada kecurigaan dari air minum yang diberikan kepada balitanya tersebut
"Botolnya tanggung, 600 ml, saya juga tidak ada kecurigaan, jadi tetangga saya yang mengambil botol itu sendiri," lanjut Meli.
Lanjutnya, keadaan botol minum tersebut normal dan tetangganya langsung membukakannya dan memberikan kepada balita itu.
Si balita meminumnya tetapi tidak samapi habis. Tidak ada menyebutkan ada rasa pahit atau lainnya saat meminum air tersebut.
Ia dan balitanya pun langsung pulang usai mencabut uban.
"Setelah minum, saya selesai cabut uban, langsung saya pulang, (anak) tetap aktif kayak biasa, saya pulang sekitar jam 5 lewat, sebelum maghrib," ucap ibu sang balita.
Tanda-tanda Aneh Sang Balita Usai Pulang dari Rumah Tetangga
Ia menemukan keanehan dari anaknya mulai pukul 8 malam hingga pagi hari. Tidak mau makan, minum, berkeringat berlebih, hingga tidak mau tidur.
"Keanehan pertamanya sekitar jam 8 (malam) itu saya tawarin makan nggak mau makan, mungkin saya pikir udah kenyang makan jajan, bekeringat terus, keringatnya bau, saya mikirnya gini, 'lho keringatnya kok bau? nggak pernah baunya begini' cuma saya mikir mungkin karena kebanyakan main," ungkap Meli.
"Sudah jam 9 malam kok anak saya nggak mau tidur juga, saya bilang yaudah biar aja sampai nanti jam 10 biar agak siang bangunnya. Sampai jam 10 nggak mau tidur saya paksa, menangis dia, karena saya nggak enak sama tetangga saya, rumah saya kan rumah kayu biasa dempet begitu kan, akhirnya saya ketiduran sampai jam setengah 1," lanjutnya.
Usai terbangun, Meli melihat anaknya masih belum tidur.
"Saya bangun kan, saya lihat anak saya masih main, becerita-cerita sendiri, celoteh sendiri, sambil kayak bersih-bersih kumpulin sampah di ambal," ungkap Meli.
Meli pun akhirnya mencoba untuk mengirimkan pesan kepada tetangganya.
"Sampai pagi dia nggak mau tidur, setengah 6 pagi saya chat WA tetangga saya, saya tanya 'maaf Mbak, air yang Mbak kasih semalam itu air apa?' terus dia balas, 'itu air dari tempat kerjaan'," lanjut Meli.
"Langsung saya jawab kembali, 'Mbak tapi ini (anak saya) nggak mau tidur sampai pagi, dia celoteh-celoteh terus ini', sambil saya kirim video waktu subuh-subuh," tukasnya.
"Terus saya lanjut lagi chat WA nya, 'Mbak, ini kata tetangga di samping kok kayak efek narkoba, jadi ini mau dibawa ke BNN untuk diperiksa', setelah itu tetangga saya tidak mau membalas chat saya, tidak mengangkat telepon saya, dan memblokir nomor HP saya," lanjut Meli bercerita.
Usai diblokir, Meli memilih untuk menceritakan soal keanehan balita tersebut di media sosial.
"Setelah saya diblokir oleh tetangga saya, saya curhat di media sosial kondisi saya, mungkin ada yang paham kenapa anak saya seperti itu, lalu di komentar banyak yang bilang kesambet, keteguran, saya sempet mau bawa dia ke orang pintar," ucap Meli.
"Setelah curhat di media sosial ada tim RCP (Reaksi Cepat Perlindungan) Kaltim yang membaca postingan saya dan beliau langsung menghubungi saya, lalu membawa saya ke RSJ untuk tes urine dan dokter menyatakan hasil tes urine saya positif Narkoba," lanjutnya.
Saat ini, diungkapkan Meli, sang balita sudah bisa makan, minu, dan tidur, meskipun sempat mengalami demam.
Hanya saja, saat ini emosi sang balita menjadi tidak terkontrol.
Adapun harapan yang disampaikan Meli kepada TribunKaltim.co saat wawancara.
"Kekhawatirannya karena efek jangka panjangnya, masih kecil banget udah ngerasain hal seperti itu untuk ke depannya semoga dapat jalan keluar kondisi anak saya sekarang ini untuk pemulihan dan penyembuhannya. Anak lebih baik di dalam rumah aja, jaman sekarang itu susah mempercayai orang walaupun orang itu kita kenal baik," pungkasnya.
Sebagian artikel ini telah tayang di TribunKaltim.co dengan judul Wawancara Eksklusif Ibu Sang Balita di Samarinda yang Positif Narkoba, Ungkap Kronologi Lengkap
TRIBUNKALTIM.CO, SAMARINDA - Seorang balita berusia 3 tahun dinyatakan positif narkoba berdasarkan hasil tes urine yang dilakukan di RSJD Atma Husada Mahakam Samarinda Pukul 21.00 Wita.
Hal itu membuat Tim Reaksi Cepat Perlindungan Perempuan dan Anak atau TRC-PPA Kaltim wilayah Kelurahan Tanah Merah terperangah.
TRC-PPA Kaltim saat itu mengantar bocah 3 tahun itu bersama sang ibu untuk melakukan tes urine di RSDJ Atma Husada Samarinda.
Baca juga: Balita di Samarinda Utara Ini tak Mau Makan, Minum Bahkan Tidak Tidur 2 Hari, Diduga Ini Penyebabnya
Menurut Ketua TRC-PPA Kaltim Rina Zainun langkah pemeriksaan urine terhadap bocah 3 tahun ini dilakukan untuk menghindari spekulasi yang terjadi di lingkungan sekitar.
"Apalagi isu yang beredar di lingkungan mereka, tetangganya itu (seorang perempuan) diduga menggunakan narkoba," ungkap Rina Zainun, Ketua TRC-PPA Kaltim.
Rina Zainun tak ingin berspekulasi buruk di awal. Dia mengarahkan anggota TRC-PPA Kaltim wilayah Kelurahan Tanah Merah yang kala itu mendampingi agar balita itu menjalani tes urine di RSJD Atma Husada Mahakam pada Pukul 21.00 Wita.
Begitu hasil keluar, mereka pun terperangah sebab hasil tes urine menunjukan Kencur positif menggunakan Metamfetamina (Met) atau sabu-sabu.
Berangkat dari bukti itu, TRC-PPA Kaltim akhirnya mendampingi ibu balita itu untuk melakukan pelaporan ke Mapolresta Samarinda, Kamis (8/6/2023).
Baca juga: Wanita Paruh Baya di Samarinda jadi Tersangka Kasus Dugaan Balita Dicekoki Air Campur Sabu
Sebelumnya diberitakan seorang balita di wilayah Kecamatan Samarinda Utara, Kota Samarinda diduga telah dicekoki minuman bercampur narkotika jenis sabu oleh tetangganya sendiri.
Iklan untuk Anda: Diskon 50 persen untuk Pembelian Jam Tangan Pria Hublot hanya di Indonesia
Advertisement by
Kasus ini terendus Tim Reaksi Cepat Perlindungan Perempuan dan Anak (TRC-PPA) Kalimantan Timur (Kaltim) saat melihat postingan dari ibu korban yang mencurahkan keresahannya di akun media sosial.
Dalam postingannya, ia mengatakan sang buah hati tak mau makan, minum ataupun tidur selama dua hari dua malam.
Meski begitu, masih dalam postingan ibu korban, bocah tiga tahun itu aktif, terus menerus mengoceh dan terlihat sangat sehat.
Oleh sebab itu, Ketua TRC-PPA Kaltim Rina Zainun akhirnya meminta ibu tersebut untuk berjumpa dan segera menghapus postingan yang ada untuk menghindari spekulasi tak baik dari masyarakat.
Rabu (7/6/2023) sore TRC-PPA Kaltim akhirnya bertemu dengan ibu tersebut.
Baca juga: Polisi Amankan Tiga Orang, Terkait Dugaan Balita Dicekoki Sabu di Samarinda
Rina Zainun menjelaskan, dari pengakuan ibu korban, pada Selasa (6/6) sore ia datang ke salah satu rumah tetangganya untuk sekadar bercengkerama.
Namun, mendadak sang buah hati datang meminta minum.
Lantaran rumah mereka cukup berjarak, akhirnya sang ibu memintakan minum kepada tetangganya tersebut.
"Tetangganya itu memberikan minuman dalam botol yang tersisa setengah. Diminum si anak sampai habis," beber Rina Zainun saat dijumpai Tribunkaltim.co di Mapolresta Samarinda, Kamis (8/6).
Memasuki waktu Magrib, ibu dan anak itu pun pulang. Di rumah, bocah tiga tahun itu mulai memperlihatkan perilaku tak biasa.
Anak itu, sebut saja Kencur (nama samaran) tak tertidur hingga tengah malam.
"Kata ibunya, biasanya jam tujuh malam (Kencur) sudah tidur. Ini sampai jam 10 kok main dan terus mengoceh meski tak ada yang mengajaknya berbicara," bebernya.
Keanehan itupun terus berulang pada malam selanjutnya. Balita itu masih sangat aktif meski tak mau makan, minum ataupun tertidur.
Sang ibu pun mulai tak tenang. Ia menduga minuman yang diberikan kepada anaknya bukan cairan biasa.
Hingga saat ini diketahui Kencur tak kunjung mau mengonsumsi apapun, meskipun sekadar makanan ringan.
"Dia diopname. Sempat tidur tiga jam, tapi bangun dan aktif seperti itu lagi," pungkasnya. (*)
Artikel ini telah tayang di TribunKaltim.co dengan judul Positif Narkoba Bocah 3 Tahun di Samarinda Utara Bikin TRC PPA Kaltim Terperangah, Ini Penjelasannya, https://kaltim.tribunnews.com/2023/06/12/positif-narkoba-bocah-3-tahun-di-samarinda-utara-bikin-trc-ppa-kaltim-terperangah-ini-penjelasannya?page=all.
Penulis: Rita Lavenia | Editor: Mathias Masan Ola
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.