Strategi Megawati Kirim Pasukan Tumpas KKB Papua Dikomentari Wapres Maruf Amin, Tidak Asal Menyerang
Strategi Megawati Soekarnoputri menumpas KKB Papua dikomentari Wapres Maruf Amin. Sebut pemerintah tidak asal menyerang.
Penulis: Putra Dewangga Candra Seta | Editor: Putra Dewangga Candra Seta
SURYA.co.id - Strategi Megawati Soekarnoputri menumpas KKB Papua memang menarik dan jadi sorotan.
Berbeda dari strategi pemerintah yang mengedepankan pendekatan, Megawati justru berkeinginan mengirim beberapa batalyon pasukan.
Menanggapi strategi Megawati itu, Wapres Maruf Amin mengatakan bahwa pemerintah menggunakan pendekatan keamanan yang komprehensif di Papua, tidak bisa asal menyerang KKB Papua.
Ia menegaskan, tindakan yang diambil harus memperhatikan keselamatan rakyat.
"Memang yang kita tempuh pendekatan keamanan ini yang sifatnya komprehensif, artinya tidak asal menyerang, tetapi bagaimana aman, rakyat terlindungi, tidak juga terjadi korban yang banyak," kata Ma'ruf, melansir dari Tribun Papua, Sabtu (10/6/2023).
Ma'ruf juga mengungkapkan bahwa operasi teritorial pun terus dilakukan pemerintah demi menjaga keamanan sekaligus memastikan agar masyarakat Papua tidak mendukung gerakan separatis.
Ia mengakui bahwa pemerintah akan terus mengevaluasi pendekatan keamanan yang dilakukan di Papua.
Namun, mantan ketua umum Majelis Ulama Indonesia ini menegaskan, pemerintah tidak ingin upaya yang dilakukan itu menimbulkan tudingan pelanggaran hak asasi manusia (HAM).
Baca juga: PENYEBAB Sejumlah Pecatan TNI Pilih Membelot Gabung KKB Papua, Pengamat Militer: Tidak Tahan
"Kita ingin semuanya dapat, tetapi tidak menimbulkan isu-isu, isu-isu yang dianggap kita melanggar HAM dan sebaginya, ini semua dipertimbangkan," ujar Ma'ruf.
Di samping itu, Ma'ruf juga menekankan bahwa pemerintah turut menggunakan pendekatan kesejahteraan demi menekan aksi kekerasan di Papua.
Salah satunya adalah dengan melakukan pemekaran provinsi di Papua agar masyarakat dapat mengakses berbagai layanan lebih dekat.
"Pendekatan kesejahteraan itu tetap karena ujungnya kan sejahtera, maju dan memberikan afirmasi kepada orang asli Papua supaya mereka merasa pemerintah betul-betul, sungguh-sungguh," kata Ma'ruf.
Sebelumnya, Megawati Soekarnoputri mengungkap strateginya menumpas KKB Papua.
Strategi Megawati tersebut adalah mengirimkan beberapa batalyon pasukan untuk memberikan efek gentar.
Megawati menyampaikan hal ini saat duduk di sebelah Panglima TNI Laksamana Yudo Margono, dalam acara peresmian dan pengukuhan Komandan KRI Bung Karno-369 di Mako Kolinlamil, Jakarta Utara.
Ia mengatakan jika dirinya masih menjadi komandan dalam hal ini sebagai presiden, dirinya akan menerjunkan beberapa batalion ke Papua.
"Saya lihat yang maju ke Papua ini, saya terus bilang kalau saya masih komandan, saya turunkan di sana berapa batalion," kata Megawati, melansir dari Tribunnews, Sabtu (4/6/2023).
Penerjunan beberapa batalion ke Papua menurutnya bisa sebagai detterence, atau penggentaran.
Strategi ini dimaksudkan untuk mencegah musuh mengambil tindakan yang belum dimulai atau mencegah musuh melakukan sesuatu.
"Kenapa, itu kan detterence, saya aja ngerti detterence," ungkapnya.
Pasalnya Megawati menyebut KKB di Papua hanya memiliki sedikit anggota yang jumlahnya yang berbanding jauh dari jumlah pasukan TNI-Polri.
Menurut Megawati, batalion yang diterjunkan ke bumi Cenderawasih dapat menggelar pelatihan di wilayah aman. Suara latihan yang keras tersebut bisa dijadikan perang psikologi terhadap kelompok bersenjata.
"Kalau menurut saya mungkin saya salah bisa dikoreksi, kalau sekian batalion ditaruh, itu kan bisa lihat lapangan, kedua, terus latihan di daerah yang aman tapi kan kedengeran bagi mereka. Itu apa namanya, perang psikologi jadi bukan hanya perang fisik saja," ungkap Megawati.
Megawati pun bercermin dari sikap patriot dan heroiknya Yos Soedarso dalam melakukan pertempuran laut di Perairan Aru saat pembebasan Irian Barat.
Kala itu Yos Soedarso dan pasukannya hanya mengawaki KRI Macan Tutul.
Sedangkan, pasukan Belanda menggunakan Kapal Induk Karel Doorman yang berukuran begitu besar hendak memasuki perairan.
Namun Yos Soedarso dan pasukannya dengan menggunakan KRI Macan Tutul yang berukuran jauh lebih kecil mampu menghadang kapal Karel Doorman.
"Makanya (kapal) Karel Doorman itu kan kalah bukan hanya kecil-kecil ini, tapi ini (hati)-nya. Dia kan mikir satu aja kayak gini berani menghalangi, lha kalau turun lebih banyak lagi dari pada tenggelam ya pulang aja, pulang lho (Kapal Karel Doorman)," jelas Megawati.
Ancaman KKB Papua Adalah Dampak Operasi Psikologis
Ancaman KKB Papua akan tembak pilot Susi Air yang disanderanya ternyata merupakan dampak operasi psikologis yang dilakukan pemerintah.
Hal ini pertanda bahwa operasi psikologis pemerintah berhasil membuat kesabaran KKB Papua habis.
Bagaimana cara kerja operasi psikologis ini sehingga disebut berhasil? tentu itu adalah rahasia pemerintah.
Namun yang pasti tujuan utamanya adalah membebaskan pilot Susi Air secara damai dan persuasif.
Analisis ini diungkapkan oleh Pengamat militer dari Institute for Security and Strategic Studies (ISESS), Khairul Fahmi.
Khairul mengungkapkan, ancaman terhadap Mehrtens menjadi wujud habisnya kesabaran KKB terkait kemerdekaan Papua yang tak kunjung tercapai.
"Video itu juga bisa merupakan reaksi psikologis yang hadir sebagai dampak operasi psikologis yang dilakukan pemerintah."
"Artinya, rangkaian kombinasi langkah yang ditempuh pemerintah baik yang dilakukan secara senyap, yang dipropagandakan, ditambah dengan narasi-narasi persuasif yang dilakukan telah berhasil menghadirkan persepsi ketidakpastian berlarut dan menghabiskan kesabaran sehingga direaksi dengan peningkatan ancaman dan tenggat waktu," tuturnya dalam keterangan tertulisnya.
Seperti dilansir dari Tribunnews dalam artikel 'KKB Ancam Tembak Pilot Susi Air, Pengamat: Dampak Operasi Psikologis oleh Pemerintah'.
Kendati demikian, Khairul menganggap jalur persuasif yang telah diambil pemerintah dalam pembebasan Mehrtens bukan merupakan bentuk kegagalan.
Menurutnya, langkah persuasif oleh pemerintah bukan menjadi satu-satunya strategi yang diambil.
Namun, sambungnya, ada kombinasi strategi yang dipakai pemerintah untuk membebaskan pilot kelahiran Christchurch, Selandia Baru tersebut.
"Lantas apakah ini menandakan jalur persuasif telah gagal? Saya kira tidak ada kegagalan dalam hal ini. Sejak awal jalur persuasif bukanlah satu-satunya langkah yang ditempuh."
"Dalam hal ini tentu saja ada serangkaian kombinasi langkah yang telah dan sedang ditempuh secara bertahap dan terukur oleh pemerintah," kata Khairul.
Khairul menambahkan setidaknya ada beberapa langkah yang mungkin telah dan sudah dilakukan pemerintah terkait pembebasan Mehrtens dari KKB seperti mendengarkan tuntutan, membangun dialog, hingga lewat operasi psikologis.
Di sisi lain, dia mengungkapkan bahwa publik juga harus memaklumi jika strategi pembebasan Mehrtens bersifat rahasia lantaran hal tersebut menjadi aspek yang menentukan berhasil tidaknya operasi.
"Hanya saja, karena kerahasiaan dan kehati-hatian adalah aspek yang menentukan keberhasilan strategi maka pembatasan informasi dan minimnya publikasi, saya kira merupakan sesuatu yang perlu dipahami dan didukung oleh publik," jelasnya.
Khairul pun berharap agar pembebasan Mehrtens tidak perlu dilakukan dengan aksi yang berdarah-darah.
Ia tetap optimis bahwa pembebasan pilot Susi Air tersebut dapat dilakukan dengan upaya persuasif serta peningkatan tekanan psikologi secara terukur.
"Namun jika kekerasan tak terhindarkan, tentunya kita berharap kerugian dan korban jiwa dapat ditekan, terutama dari pihak aparat yang melakukan evakuasi. Bagaimanapun kita juga masih perlu mengungkap dan mendalami apa yang sesungguhnya terjadi dan mengklarifikasi berbagai isu yang menyertai kasus yang disebut sebagai aksi penyanderaan ini," tukasnya.
>>>Ikuti Berita Lainnya di News Google SURYA.co.id

Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.