PILPRES 2024

Wajar Resah, Demokrat Belum Dapat Keuntungan Politik, Beda dengan PKS dan NasDem

Menurut Mohammad Qodari, keresahan Partai Demokrat itu terjadi lantara mereka belum mendapatkan keuntungan politik

Editor: Suyanto
Dok Dempkrat Lamongan
Bacapres Anies Baswedan dan Ketua Partai Demokrat, Agus Harimukti Yudhoyonosaat bernyanyi bareng daalam pertemuan silaturahmi di Darmawangsa, Jakarta, Sabtu (22/4/2023) 

SURYA.co.id I JAKARTA - Direktur Eksekutif Indo Barometer (IB) Muhammad Qodari, menyebut Partai Demokrat sedang resah dengan keberadaanya dalam Koalisi Perubahan untuk Persatuan (KPP), yang mengusung Bacapres Anies Baswedan.

Kondisi ini berbeda dengan dua anggota koalisi lainnya, Partai Keadialan Sejahtera (PKS) dan Partai NasDem.

Bentuk keresehan Partai Demokrat ditunjukkan dengan kengototannya agar ketua umumnya, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) dipilih sebagai bacawapres dan diumumkan dengan segera.

Menurut Mohammad Qodari, keresahan Partai Demokrat itu terjadi lantara mereka belum mendapatkan keuntungan politik.

Desakan agar AHY dipilih sebagai Bacawapres adalah upaya untuk memenuhi kepentingan mereka mengamankan perolehan suara atau elektoral pada pemilihan umum (Pemilu) 2024 mendatang.

"Soal Cawapres, memang Partai Demokrat ini sangat berkepentingan untuk punya Cawapres. Pertama memang karena secara ideologi kan Anies ini (didukung) kelompok pemilih Islam," kata Qodari dalam keterangannya saat dihubungi pada Jumat (9/6/2023).

Baca juga: Soal Merayu PKS untuk Jegal Anies, Sandiaga: Kita Bicara Bagaimana Membangun Bangsa

Dari ketiga partai anggota KPP itu, kata Qodari, baru PKS dan NasDem yang mendapatkan keuntungan politik dari mendukung Anies sebagai bakal capres.

PKS, kata Qodari, secara otomatis sudah meraih keuntungan politik dengan ikut mengusung Anies, meskipun Cawapres yang mereka sodorkan, yaitu Ahmad Heryawan kemungkinan besar tidak dipilih oleh Anies.

Qodari mengatakan, keuntungan politik yang diraih PKS dengan mendukung Anies adalah memperluas basis kelompok Islam pemilih menjelang Pemilu 2024.

"Kalau PKS tanpa punya wakil pun dia sudah dapat insentif elektoral dengan mencalonkan Anies Baswedan," ucap Qodari.

Keuntungan yang didapatkan PKS itu, kata Qodari, juga dirasakan oleh Partai Nasdem yang mengusung Anies.

"Nasdem pun sudah punya insentif elektoral karena Nasdem yang pertama mencalonkan Anies. Jadi boleh dibilang Anies itu identik dengan Nasdem," ucap Qodari.

Baca juga: Erick Thohir, Cawapres Paling Favorit, Salip Sandiaga dan Ridwal Kamil, AHY Terendah

Sedangkan Demokrat, menurut Qodari, sampai saat ini terlihat belum mendapatkan keuntungan elektoral dari memberikan dukungan kepada Anies.

Maka dari itu desakan Partai Demokrat supaya Anies segera mendeklarasikan bakal cawapres bisa dilihat sebagai strategi mengulur waktu untuk melihat peta politik mendatang, serta perhitungan terkait dampak elektoral yang bisa mereka dapatkan.

"Jadi yang belum punya cantolan suara ini Demokrat," kata Qodari.

Halaman
123
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved