Totalitas Pangdam Hasanuddin Bantu Nuraini yang Viral Kerja Angkat Semen: Kalau Ada Kendala, Lapor

Pangdam XIV/Hasanuddin Mayjen TNI Totok Imam Santoso begitu totalitas membantu Nuraini, gadis yang viral kerja angkat sak semen.

youtube Kodam Hasanuddin
Pangdam Hasanuddin Saat Beri Bantuan Ke Nuraini, gadis viral kerja angkat sak semen. 

SURYA.co.id - Pangdam XIV/Hasanuddin Mayjen TNI Totok Imam Santoso begitu totalitas membantu Nuraini, gadis yang viral kerja angkat sak semen.

Meski sudah diberi bantuan secukupnya untuk membayar kos-kosan, Pangdam Hasanuddin meminta Nuraini segera melapor jika mengalami kendala lain.

Dengan begitu Pangdam bisa segera membantunya.

Hal ini diungkapkan Mayjen TNI Totok Imam Santoso di akhir pertemuannya dengan Nuraini di Kodam Hasanuddin.

"Tidak berlebihan lah saya memperhatikan Nuraini ini untuk membantu membayar kos-kosan.

Nanti kalau ada kendala Lagi lapor ke melalui Babinsa baru saya. Mudah-mudahan ini bisa mengurangi beban." ujar Pangdam, melansir dari tayangan di channel youtube Kodam Hasanuddin.

Baca juga: KEMAMPUAN Tersembunyi Nuraini Gadis yang Viral Kerja Angkat Sak Semen, Jago Silat Tapak Suci

Nuraini pun mengaku bersyukur bisa diundang bertemu dengan Pangdam Hasanuddin.

Ini merupakan sebuah rezeki bagi Nuraini.

"Saya sangat bersyukur, Ini pertama kalinya dan bisa foto-foto dengan bapak bisa foto di ruangannya bapak itu suatu kebanggaan juga rezeki buat saya juga untuk hari ini Alhamdulillah.

Terima kasih untuk Bapak Panglima sudah mengundang saya ke sini Terima kasih" ujar Nuraini.

Berikut video selengkapnya:

Diketahui, Nuraini diundang bertemu dengan Pangdam untuk berbincang-bincang tentang kehidupannya.

Ia juga mendapat bantuan dari Pangdam XIV/Hasanuddin.

Nuraini mengaku dirinya tak malu bekerja sebagai kuli panggul semen.

"Jangan pernah malu dan jangan pernah gengsi, ingat ada orangtua yang harus dibahagiakan dan ada cita-cita yang harus diwujudkan." ujar Nuraini.

"Tetap semangat dan fokus meraih cita cita dan harapan kita," kata Nuraini.

Selain itu, Nuraini mengaku dirinya mulai ingin bekerja lantaran melihat orangtuanya.

Nuraini awalnya merasa jika ia penasaran dengan pekerjaan orangtuanya.

Hingga akhirnya Nuraini menyadari jika pekerjaan orangtuanya merupakan hal yang sulit.

"Dari kelas satu SMP saya sering lihat orangtua saya kerja pulang larut malam, kadang subuh itu saya bilang mau ikut dan minta di ajarkan caranya mengangkut semen dan disitu saya merasa oh ternyata susah cari uang.

Kalau saya dengar orang ya tidak bisa sampai seperti ini, lebih baik saya fokus sama diri sendiri dan masa depan," pungkasnya.

"40 sampai 50 kilo, mobilnya itu sepuluh roda yang mengangkut semen 850 sak.

Upah sekarang itu 600 rupiah cukup untuk saya dan keluarga, yang penting selalu bersyukur," sambungnya.

Dalam kesempatan tersebut, terungkap kemampuan tersembunyi Nuraini.

Ternyata ia jago silat Tapak Suci dan telah menjadi pengajar anak-anak di SD Mujahidin.

"Selain itu pas tidak ada lagi pekerjaan saya melatih anak-anak di SD Mujahidin untuk tapak suci, semoga saya cepat menyelesaikan kuliah dan segera mendapat pekerjaan yang lebih baik untuk membantu orangtua saya," jelas Nuraini.

Nuraini juga mengungkap soal dirinya yang dipanggil oleh pihak Kodim lantaran kisahnya sebagai gadis pemanggul semen viral.

"Beberapa hari yang lalu ada perwakilan Kodim menyampaikan ke saya mau diundang untuk ketemu Panglima, bersyukur pak sangat sangat bersyukur kok bisa langsung dipanggil, langsung saya sampaikan ke orangtua saya dan mereka bangga, bersyukur. Alhamdulillah nak," ujar Nuraini.

Sosok Nuraini

Beberapa waktu lalu, sosok Nurani sempat viral di media sosial saat dirinya sedang bekerja.

Bukan asala bekerja, dengan wajah yang cantik, Nurani bekerja sebagai tukang bangunan. Sehingga, pekerjaannya juga termasuk mengangkat barang-barang seperti, semen.

Melansir situs resmi tniad.mil.id, aksi Nurani tersebut mencuri perhatian Pangdam XIV/Hasanuddin Mayjen TNI Totok Imam Santoso.

Bahkan, Nurani juga sempat diundang untuk bertemu langsung dengan Pangdam XIV/Hasanuddin tersebut.

Pada pertemuan Nurani dan Pangdam XIV/Hasanuddin, keduanya sempat melakukan perbincangan terkait kisah hingga keputusan sang gadis untuk memilih bekerja sebagai tukang bangunan, pada, Rabu (31/5/2023) lalu.

Pada akhir perbincangan, Jenderal bintang dua itu memberikan bantuan tunai sebagai bentuk simpati dan kepedulian kepada Nuraini sebagai seorang wanita kuat dan ingin hidup mandiri.

"apa yang dilakoni Nuraini telah menjadi inspirasi bagi gadis muda seusianya jika ingin hidup mandiri. Meski punya wajah cantik, bukan berarti harus berpangku tangan dan hanya mengharapkan bantuan orang tua," terang Pangdam XIV/Hasanuddin.

Untuk diketahui, Nurani merupakan gadis asal Pinrang yang sedang menuntut ilmu di salah satu Universitas di Kota Makassar.

Dia rela melakukan pekerjaan kasar yang biasanya digeluti kaum pria sebagai tukang angkat semen saat libur kuliah di Kota Pinrang demi membiayai kuliah dan biaya hidup keluarganya.

Melansir Kompas.com, Nuraini menjadi kuli panggul semen sejak kelas 3 sekolah menengah pertama (SMP).

Hingga berkuliah, Nuraini masih melakoni pekerjaan itu.

Hanya saja, pekerjaan tersebut dilakukannya saat pulang ke Pinrang sewaktu libur kuliah.

Nuraini menjadi kuli panggul di salah satu toko bangunan di Pinrang.

Pekerjaan itu dijalaninya bersama orangtua dan empat adiknya.

Dia diupah Rp 600 untuk setiap satu sak semen yang diangkat.

Biasanya, Nuraini bisa menurunkan sekitar 800 sak semen dari mobil menuju toko bangunan.

"Dalam satu mobil kami sekeluarga mendapat upah Rp 800.000 sekali bongkar. Hasil kerja keras kami itu dipakai orangtua membiayai pendidikan kami," ujarnya, Kamis (6/1/2022).

Nuraini menjelaskan, alasan dirinya melakoni pekerjaan ini karena ingin membantu orangtuanya.

Dia merasa terpanggil untuk meringankan beban keuangan yang ditanggung orangtuanya.

"Mereka kadang pulang larut malam, setelah mengetahui pekerjaan mereka jadi kuli panggul semen, saya memutuskan mengajak adik-adik saya untuk membantu pekerjaan mereka," ucapnya.

Ayah Nuraini, Masdar, menuturkan, kondisi fisiknya saat ini sudah tidak lagi bisa bekerja secara maksimal. Hal yang sama juga dialami istrinya. 

Terlebih lagi, ayah dan ibu Nuraini tersebut merupakan penyandang disabilitas.

"Salah satu tangan saya kaku, sementara kaki istri saya (ibu Nuraini) pincang karena kecelakaan kerja beberapa tahun lalu. Kaki istri saya tertimpa semen dari atas mobil," ungkapnya.

Masdar menjelaskan, anak-anaknya ikut menjadi kuli panggul semen karena ingin terus bersekolah.

Ia mengaku tak kuasa melarang anaknya bekerja keras demi pendidikan.

"Intinya mereka harus tetap sekolah apapun pekerjaan kami," tandasnya.

Setelah bertahun-tahun menjalani pekerjaan ini, Nuraini mengaku sudah terbiasa memanggul sak semen yang beratnya bisa mencapai belasan hingga puluhan kilogram itu.

Ini berbeda dengan yang dirasakannya ketika pertama kali menjadi kuli panggul.

Kala itu, dia memandang kuli panggul adalah pekerjaan yang berat.

"Awalnya saya rasakan luka lecet di bagian bahu, pengaruh memanggul semen. Namun karena terbiasa, akhirnya bahu ini sudah keras, layaknya semen," candanya disambut tawa keluarganya.

>>>Ikuti Berita Lainnya di News Google SURYA.co.id 

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved