KKB Papua
Mengapa TNI-Polri Tak Serang KKB Papua Untuk Bebaskan Pilot Susi Air? Ini Penjelasan Wapres
Mengapa TNI-Polri Tak Serang KKB Papua Saja Untuk Bebaskan Pilot Susi Air? Berikut penjelasan Wapres Maruf Amin.
Penulis: Putra Dewangga Candra Seta | Editor: Musahadah
SURYA.co.id - Upaya pembebasan pilot Susi Air dari genggaman KKB Papua yang tak kunjung berhasil memang membuat masyarakat resah.
Padahal, TNI-Polri bisa dengan mudah memberangus KKB Papua dengan pasukan dan alutsistanya.
Lantas, mengapa TNI-Polri tak menyerang KKB Papua saja untuk membebaskan pilot tersebut?
Wakil Presiden Ma'ruf Amin menegaskan bahwa pemerintah tidak ingin ada korban yang jatuh dalam upaya membebaskan pilot Susi Air, Philip Mark Merthens yang disandera kelompok kriminal bersenjata (KKB) di Papua.
Hal ini ia sampaikan saat ditanya mengenai kendala yang dihadapi untuk membebaskan Philip yang sudah disandera selama lebih dari tiga bulan.
"Operasi yang dilakukan tentu kita harus memperhitungkan jangan sampai terjadi korban.
Bagaimana pilotnya selamat tapi tidak (ada korban)," kata Ma'ruf, melansir dari Kompas.com, Minggu (28/5/2023).
Oleh karena itu, menurut Ma'ruf, pemerintah tidak mungkin menggelar operasi pembebasan yang sifatnya membumihanguskan atau menghabisi pihak KKB karena dapat menimbulkan korban.
Baca juga: Negosiasi Pembebasan Pilot Susi Air Dari Genggaman KKB Papua Masih Alot, Ini Upaya Polda Papua
"Kalau seperti itu kan mudah saja, tetapi bagaimana operasi itu dilakukan selamat, bisa diselamatkan tapi tidak menimbulkan banyak korban," kata dia.
Ma'ruf pun mengakui bahwa upaya pembebasan dengan pendekatan seperti itu memerlukan waktu yang lebih lama.
Pemerintah turut melibatkan tokoh-tokoh gereja maupun masyarakat lokal untuk membebaskan Philip dari KKB.
"Kita sudah berkomunikasi dengan pihak gereja dan termasuk tokoh-tokoh adat, local champion, kita libatkan dalam operasi di Papua," ujar dia.
Ketua MPR Gerah KKB Papua Terus Berulah

Sementara itu, KKB Papua yang terus berulah ternyata membuat Ketua MPRI RI Bambang Soesatyo (Bamsoet) merasa gerah.
Bamsoet meminta komitmen Panglima TNI Laksamana Yudo Margono untuk menindak tegas KKB Papua.
Ia meminta TNI dan Polri yang bertugas untuk lebih tegas dan serius dalam menangani hingga menumpas habis KKB Papua guna memulihkan situasi yang kondusif, aman, dan nyaman di Papua.
"Untuk terus mengatur strategi guna mengantisipasi terhadap serangan susulan dari KKB dengan meningkatkan patroli serta pengamanan di titik-titik rawan serangan dan daerah permukiman warga," ujar Bamsoet, sapaan akrab Bambang Soesatyo, melansir dari ANTARA, Rabu (24/5/2023).
Pernyataan tersebut disampaikan Bamsoet sebagai respons meninggalnya satu prajurit TNI usai diserang oleh KKB pimpinan Numbuk Telenggeng di Distrik Ilaga, Kabupaten Puncak, Papua Tengah, Jumat (19/5).
Bamsoet tak luput menyampaikan dukacita atas peristiwa tersebut dan mengutuk keras serangan-serangan maupun aksi kekerasan oleh KKB yang kerap menimbulkan korban jiwa.
“Dukacita yang mendalam atas gugurnya prajurit TNI tersebut,” ucapnya.
Oleh karena itu, Bamsoet meminta kepada pemerintah bersama aparat TNI dan Polri, serta Badan Intelijen Negara (BIN) untuk dapat mengidentifikasi, sekaligus memetakan pola penyerangan KBB.
Hal tersebut bertujuan menentukan strategi yang tepat dalam melindungi warga Papua maupun aparat yang bertugas di wilayah Papua.
Ketua MPR RI juga meminta komitmen Panglima TNI Laksamana TNI Yudo Margono beserta seluruh jajarannya agar menentukan sikap tegas dan tidak ragu untuk mengambil tindakan keras yang terukur terhadap KKB.
Terlebih dalam aksinya, KKB terus mengancam dan membahayakan keselamatan warga dan juga aparat keamanan setempat.
Sebelumnya, Kapolda Papua Irjen Polisi Fakhiri mengatakan KKB pimpinan Numbuk Telenggen, Jumat (19/5), menembak prajurit TNI hingga gugur di kampung Wako, Distrik Ilaga, Kabupaten Puncak, Papua Tengah.
Dari laporan yang diterima terungkap kontak tembak yang menewaskan Praka Jamaluddin terjadi sekitar pukul 12.00 WIT di kawasan PT MTT, Kampung Wako, Distrik Ilaga, Kabupaten Puncak.
Numbuk Telenggen merupakan pimpinan KKB yang senantiasa mengganggu di sekitar wilayah Gome.
"Dari laporan yang diterima, jenazah sudah dievakuasi ke RSUD Ilaga," kata Fakhiri.
>>>Ikuti Berita Lainnya di News Google SURYA.co.id
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.