Berita Surabaya
Kasus Kekerasan Pada Anak di Surabaya Masih Terjadi Tahun Ini, Begini Upaya Pencegahan dari Pemkot
Pemkot Surabaya terus melakukan berbagai upaya sebagai langkah pencegahan terjadinya aksi kekerasan terhadap perempuan dan anak di Surabaya.
Penulis: Bobby Constantine Koloway | Editor: Cak Sur
SURYA.CO.ID, SURABAYA - Kasus kekerasan terhadap perempuan dan anak di Surabaya masih terus terjadi.
Mengantisipasi hal tersebut, Pemkot Surabaya melakukan berbagai pencegahan. Di antaranya dengan menggandeng kepolisian.
Data Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak serta Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DP3A-PKB), hingga April 2023, jumlah kasus kekerasan terhadap perempuan dan anak tahun ini mencapai 69 kasus.
"Sebanyak 35 kasus bukan merupakan Kekerasan Dalam Rumah Tangga (KDRT) dan 34 kasus merupakan KDRT," kata Kepala DP3A-PKB Surabaya, Ida Widayati saat dikonfirmasi SURYA.CO.ID, Kamis (18/5/2023).
Angka tersebut sebenarnya telah turun jauh di bawah jumlah kasus di tahun 2022, yang mencapai 227 kasus. Yang mana, sebanyak 118 kasus merupakan non KDRT dan sisanya merupakan KDRT.
Ida menerangkan penyebab masih tingginya angka kekerasan terhadap perempuan dan anak, antara lain lemahnya perhatian keluarga hingga dampak negatif dari media sosial.
Misalnya, lemahnya perhatian terhadap anak karena perceraian kedua orang tua.
"Terutama, keluarga. Keutuhan keluarga itu sangat penting. Dalam peristiwa (kekerasan pada anak) yang biasanya terjadi, nggak utuh keluarganya," ujar Ida.
Pun demikian dengan media sosial. Bukan hanya mengakses informasi negatif, media sosial juga seringkali menjadi pintu masuk perkenalan pelaku dengan korban yang berujung pada kekerasan.
"Penggunaan gadget yang tidak sehat juga berpengaruh. Untuk (mengerjakan) tugas sekolah, memang iya. Tapi, aktifitas yang lain juga ada kecenderungan untuk mengarah ke negatif," Ida menuturkan.
Untuk terus menekan kasus, berbagai upaya dilakukan Pemkot Surabaya. Di antaranya, dengan mensosialisasikan penggunaan media sosial yang menyasar anak, terutama di sekolah.
"Kalau media sosial, kami sosialisasi dinamika remaja. Kami ke sekolah SD, SMP hingga pesantren. Kami sampaikan internet yang sehat, ilmu tentang reproduksi hingga berbagai pencegahan lainnya," jelasnya.
Sedangkan dari sisi faktor keluarga, Pemkot Surabaya berupaya untuk menjaga keharmonisan perkawinan hingga meningkatkan perhatian orang tua kepada anak. Di antaranya, dengan membuka kelas konseling di Pusat Pembelajaran Keluarga (Puspaga) yang tersebar di banyak kawasan.
"Pak Wali Kota (Eri Cahyadi) saat ini juga tengah gencar membuat Puspaga di Balai RW. Mereka bukan hanya akan konseling, namun juga menyampaikan pola asuh yang baik, parenting dan beberapa pola pencegahan lainnya," ungkap Ida.
Surabaya
kekerasan terhadap perempuan dan anak
Pemkot Surabaya
DP3A-PKB Surabaya
Ida Widayati
Eri Cahyadi
Cak Eri
SURYA.co.id
surabaya.tribunnews.com
Mahasiswa PCU Luncurkan Aplikasi Ridesharing Nunut, Bantu Atasi Kemacetan di Surabaya |
![]() |
---|
Kisah Naufal Hasqi, Tetap Semangat Kerjakan UTBK di Tengah Komplikasi Organ Dalam |
![]() |
---|
Perkuat Alutsista Modern, PT PAL Bikin Dua Kapal Perang untuk TNI AL |
![]() |
---|
Pemotor Asal Lamongan Tewas saat Kemacetan di Surabaya Barat dan Utara, Jatuh di Kolong Truk Trailer |
![]() |
---|
Bertemu Komite Komunikasi Digital Jatim, Bos Mafia Gedang Jelaskan Konten Video 'Wartawan' |
![]() |
---|