Berita Surabaya

Unair Minta Pemerintah Tambah Daya Tampung Mahasiswa untuk Atasi Persoalan Jual-Beli Bangku PTN

Persoalan daya tampung yang kurang memadahi di Perguruan Tinggi Negeri (PTN) menjadi salah satu isu yang semakin mendesak.

Penulis: Zainal Arif | Editor: irwan sy
surabaya.tribunnews.com/sulvi sofiana
Rektor Universitas Airlangga, Prof Mohammad Nasih 

SURYA.co.id | SURABAYA - Persoalan daya tampung yang kurang memadahi di Perguruan Tinggi Negeri (PTN) menjadi salah satu isu yang semakin mendesak.

Situasi ini mengakibatkan munculnya fenomena jual beli bangku serta kekecewaan yang dirasakan oleh banyak orang tua saat anak mereka dinyatakan tidak lolos seleksi masuk PTN, padahal telah berusaha maksimal.

Rektor Universitas Airlangga (Unair), Prof M Nasih, secara tegas meminta perhatian lebih dari pemerintah, khususnya Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) Republik Indonesia, untuk segera mengatasi permasalahan ini dengan menambah daya tampung.

Menurut M Nasih, jumlah peserta yang mendaftar ke PTN jauh melebihi jumlah peserta yang diterima.

"Dalam hal daya tampung, kami sangat mengharapkan perhatian serius dari pemerintah khususnya mas menteri Nadiem Makarim dalam meningkatkan kapasitas," ujar M Nasih saat diwawancarai oleh SURYA.co.id, Selasa (16/5/2023).

Selain menambah jumlah daya tampung, M Nasih juga menekankan pentingnya pemerintah untuk meningkatkan sarana dan prasarana pembelajaran di PTN.

Ia juga berharap adanya penambahan jumlah dosen yang berkualitas.

Nasih juga membuat perbandingan dengan perguruan tinggi di luar negeri, di mana ada 70 persen yang masuk perguruan tinggi dengan kualitas yang bagus.

Jika di Indonesia ada kesempatan yang sama seperti di luar negeri, maka peluang siswa untuk melanjutkan pendidikan di PTN akan meningkat secara signifikan.

"Jika tidak, persoalan-persoalan di perguruan tinggi akan terus berlanjut. Angka Partisipasi Kasar (APK) kita hanya sekitar 35 persen hingga 40 persen lulusan SLTA yang dapat melanjutkan ke perguruan tinggi," jelas Nasih.

Ia menjelaskan, dari 35 persen sampai 40 persen peserta yang masuk, tentu sisanya sekitar 60 persen yang terpaksa tidak tertampung di perguruan tinggi.

Dengan kata lain, hanya sedikit pelajar yang memiliki kesempatan untuk melanjutkan pendidikan tinggi.

"Apapun program yang diluncurkan Kemendikbudristek, termasuk Merdeka Belajar, jika hanya 40 persen siswa yang bisa melanjutkan ke perguruan tinggi secara nasional, tentu peluang peserta diterima sangat kecil. Ini menyebabkan kecurigaan dan kekecewaan terhadap mekanisme yang ada, tentu Ini menjadi tugas bersama yang harus kita selesaikan. Jika Gubernur atau Pemerintah Pusat dapat meningkatkan APK menjadi 70 persen dengan dukungan yang memadai, termasuk jumlah dosen yang mencukupi, saya yakin persoalan-persoalan ini akan dapat terselesaikan," tegas Nasih.

Menanggapi hal itu, Plt. Kepala Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Timur, Wahid Wahyudi sepakat apabila jumlah pendaftar dan kuota yang disediakan tidak proporsional maka kebijakan apapun yang diambil tidak akan bisa memuaskan semua pihak.

"Ini yang perlu disadari oleh masyarakat termasuk pemerintah. Kedepannya suplay dan demand harus bisa seimbang," ungkapnya.

Jika menilik ke Perguruan Tinggi lainnya, seperti Universitas Negeri Surabaya (Unesa) sudah lebih dulu mengambil langkah penambahan daya tampung untuk mahasiswa baru di tahun 2023 ini.

Dari yang tahun sebelumnya total penerimaan mahasiswa baru hanya 11 ribu mahasiswa kini meningkat jauh sampai dua kali lipat yakni 22.915 orang.

Wakil Rektor Bidang Pendidikan, Kemahasiswaan, dan Alumni Unesa Prof Dr Madlazim merinci sebanyak 5.270 orang atau 23 persen telah diterima melalui jalur Seleksi Nasional Berdasarkan Prestasi (SNBP), kemudian 7.332 orang atau 32 persen melalui jalur Seleksi Nasional Berdasarkan Tes (SNBT), dan 10.311 orang atau 45 persen melalui jalur Mandiri.

"Ketentuan daya tampung ini tertuang dalam Surat Keputusan (SK) Rektor Unesa Nomor 455/UN38/HK/KM/2023 yang ditandatangani Rektor Unesa Prof Dr Nurhasan pada 3 Februari 2023 lalu. Penambahan daya tampung ini menjadi salah satu upaya kami untuk mengatasi masalah daya tampung. Sebab jika mengacu pada tahun sebelumnya, jumlah pendaftar di Unesa termasuk salah satu yang tertinggi nasional," imbuhnya.

Sementara di Institut Teknologi 10 Nopember (ITS), Wakil Rektor I Bidang Akademik dan Kemahasiswaan ITS, Adi Soeprijanto menyebut tahun 2023 ITS menyediakan total 6000 kuota untuk penerimaan mahasiswa baru melalui tiga jalur masuk yang ditetapkan Kemendikbud Ristek RI yakni jalur seleksi nasional berdasarkan prestasi (SNBP), jalur seleksi nasional berdasarkan tes (SNBT), dan jalur SPMB (Mandiri) pada 2023.

"Kalau jalur SNBP kami sediakan 20 persen atau sekitar 1200 orang, kalau jalur SNBT kami menyediakan kuota 30 persen atau sekitar 1800 orang dan jalur mandiri menyediakan 50 persen atau sekitar 3000 orang," ungkapnya.

Menanggapi hal tersebut, Plt. Kepala Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Timur, Wahid Wahyudi sepakat bahwa jika jumlah pendaftar dan kuota yang disediakan tidak proporsional, kebijakan apapun yang diambil tidak akan bisa memuaskan semua pihak.

"Ini perlu disadari oleh masyarakat, termasuk pemerintah. Kedepannya, kuota dan pendaftar harus seimbang," ungkapnya.

Jika melihat pada Perguruan Tinggi lainnya, seperti Universitas Negeri Surabaya (Unesa) yang sudah lebih dulu mengambil langkah penambahan daya tampung untuk mahasiswa baru pada tahun 2023 ini.

Pada tahun sebelumnya, total penerimaan mahasiswa baru hanya 11 ribu mahasiswa, tetapi kini meningkat jauh menjadi dua kali lipat, yaitu 22.915 orang.

Wakil Rektor Bidang Pendidikan, Kemahasiswaan, dan Alumni Unesa, Prof Dr Madlazim, merinci bahwa sebanyak 5.270 orang atau 23 persen diterima melalui jalur Seleksi Nasional Berdasarkan Prestasi (SNBP), kemudian 7.332 orang atau 32 persen melalui jalur Seleksi Nasional Berdasarkan Tes (SNBT), dan 10.311 orang atau 45 persen melalui jalur Mandiri.

"Ketentuan daya tampung ini tercantum dalam Surat Keputusan (SK) Rektor Unesa Nomor 455/UN38/HK/KM/2023 yang ditandatangani oleh Rektor Unesa, Prof Dr Nurhasan, pada 3 Februari 2023 lalu. Penambahan daya tampung ini merupakan salah satu upaya kami untuk mengatasi masalah daya tampung. Sebab, jika merujuk pada tahun sebelumnya, jumlah pendaftar di Unesa termasuk yang tertinggi secara nasional," tambahnya.

Sementara itu, di Institut Teknologi 10 Nopember (ITS), Wakil Rektor I Bidang Akademik dan Kemahasiswaan ITS, Adi Soeprijanto, menjelaskan bahwa pada tahun 2023, ITS menyediakan total 6000 kuota untuk penerimaan mahasiswa baru melalui tiga jalur masuk yang ditetapkan oleh Kemendikbud Ristek RI, yaitu jalur seleksi nasional berdasarkan prestasi (SNBP), jalur seleksi nasional berdasarkan tes (SNBT), dan jalur SPMB (Mandiri).

"Untuk jalur SNBP, kami menyediakan 20 persen atau sekitar 1200 orang, sedangkan jalur SNBT memiliki kuota 30 persen atau sekitar 1800 orang, dan jalur mandiri menyediakan 50 persen atau sekitar 3000 orang," ungkapnya.

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved