Berita Blitar

Sempat Berhenti Produksi Karena PMK, Peternak Sapi Perah di Kota Blitar Mulai Bangkit Lagi

Peternak sapi perah di Kota Blitar mulai bangkit lagi setelah diterjang badai penyakit mulut dan kuku beberapa waktu lalu.

Penulis: Samsul Hadi | Editor: Titis Jati Permata
surya.co.id/samsul hadi
Sri Rahayu (kaus biru) saat mendampingi petugas melakukan vaksin PMK di kandang miliknya, Selasa (9/5/2023). 

SURYA.CO.ID, BLITAR - Peternak sapi perah di Kota Blitar mulai bangkit lagi setelah diterjang badai penyakit mulut dan kuku beberapa waktu lalu.

Meski belum normal 100 persen, kini produksi susu di peternak sapi perah mulai mengalir kembali.

Seperti dialami Sri Rahayu (57), peternak sapi perah di Jl Tanjung, Kelurahan Pakunden, Kecamatan Sukorejo, Kota Blitar.

Ketika kasus PMK di Kota Blitar memuncak pada 2022 lalu, Sri ikut terdampak.
Belasan ekor sapi perah miliknya ikut terjangkit penyakit mulut dan kuku.

Bahkan, sapi perah milik Sri sempat tidak produksi susu selama dua bulan karena terdampak PMK.

"Waktu terjadi PMK, produksi susu di kandang saya sempat berhenti selama dua bulan," kata Sri, di sela-sela mendampingi petugas Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Kota Blitar melaksanakan vaksin PMK di kandangnya, Selasa (9/5/2023).

Sri mengatakan, total ada 12 ekor sapi perah miliknya yang terkena PMK.

Ia langsung meng-afkir sejumlah sapi perah yang terkena PMK.

"Alhamdulillah, sekarang mulai bangkit lagi, meskipun kondisinya belum normal 100 persen," ujarnya.

Menurut Sri, produksi susu sapi perah menurun pasca terkena kasus PMK.

Sebelum terjadi PMK, Sri memiliki 73 ekor sapi perah. Dari 73 ekor sapi perah, sebanyak 20 ekor bisa memproduksi 200-250 liter susu per hari.

Sekarang, jumlah sapi perah di kandangnya tinggal 65 ekor. Dari total itu, sapi perah yang bisa produksi susu hanya 12 ekor.

Ia bisa menghasilkan sekitar 110 liter susu per hari dari 12 ekor sapi perah.

"Sekarang, sapi milik saya masih banyak proses pembibitan. Sapi yang bisa produksi susu hanya 12 ekor," katanya.

Sri menjual susu dari produksi sapi perah ke KUD dan pedagang STMJ. Ia menjual susu sapi perah dengan harga Rp 10.000 per liter.

"Mudah-mudahan bibit sapi perah baru ini sehat-sehat, tidak terkena penyakit lagi," ujarnya.

BACA BERITA SURYA.CO.ID DI GOOGLE NEWS LAINNYA

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved