Berita Surabaya

Cuaca Semakin Panas, Dokter Spesialis Saraf RS Unair: Waspada Terjadinya Heatstroke

Peningkatan suhu dilaporkan terjadi di Indonesia. Fenomena ini dapat berdampak buruk pada kesehatan seperti heatstroke. Begini cara mencegahnya

Penulis: Zainal Arif | Editor: Cak Sur
Istimewa
Dokter spesialis saraf Rumah Sakit Universitas Airlangga (RS Unair), Dr dr Abdulloh Machin SpS(K). 

SURYA.CO.ID, SURABAYA - Peningkatan suhu dilaporkan terjadi di berbagai negara, salah satunya di Indonesia.

Tercatat suhu tertinggi di Indonesia berada pada angka 33 derajat celcius. Sementara di India mencatatkan suhu tertinggi 45 derajat celcius.

Fenomena ini dapat berdampak buruk pada kesehatan seperti heatstroke. Kendati demikian hal ini dapat dicegah.

Menurut dokter spesialis saraf Rumah Sakit Universitas Airlangga (RS Unair) Dr dr Abdulloh Machin SpS(K), ketika cuaca sedang dalam keadaan panas maka cairan yang ada di dalam tubuh akan ikut menguap.

Di sisi lain, komposisi tubuh manusia terdiri dari cairan sebanyak hampir 60 persen.

“Pada kondisi normal cairan keluar saat suhu panas maka akan diseimbangkan dengan keringat agar suhu jadi lebih dingin,” kata dr Machin kepada SURYA.CO.ID, Selasa (9/5/2023).

Tapi ketika suhu panas yang ekstrem, cairan tubuh akan langsung menguap dan mengakibatkan suhu tubuh meningkat secara drastis disertai dengan hilangnya cairan.

Heatstroke bisa terjadi saat suhu tubuh mencapai 40 derajat celcius atau lebih yang dipengaruhi oleh suhu yang berada di lingkungan.

“Suhu tubuh normal itu 36 derajat celcius, ini akan diatur oleh tubuh agar stabil pada angka 36 atau 37,” papar dr Machin.

Ia menambahkan, saat suhu ekstrem lalu mekanisme pendinginan tubuh terganggu, maka suhu tubuh akan meningkat drastis.

“Kalau suhu mencapai 40 derajat celcius bahkan lebih, ini yang akan mengakibatkan heatstroke,” imbuhnya.

Beberapa tanda dan gejala yang bisa diwaspadai seperti pusing, berkunang-kunang, banyak berkeringat dan terasa nyeri. Hilangnya cairan dalam tubuh juga dapat menyebabkan gangguan pada organ tubuh lain.

“Suhu panas akan melepaskan zat perangsang peradangan yang bisa merusak otak, ginjal, hati dan proses pembekuan darah,” jelas dr Machin.

Apabila tanda dan gejala sudah dirasakan, maka pertolongan pertama yang bisa dilakukan adalah mendinginkan suhu tubuh.

“Kalau sudah ada tanda dan gejala, cari tempat yang dingin misal masuk gedung yang ada AC-nya,” paparnya.

Halaman
12
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved