Penembakan di Kantor MUI

JANGGAL! Mustofa NR Si Penembak Kantor MUI Mutasi Rekening Rp 800 Juta, Kerjanya Petani, Uang Siapa?

Mustofa NR, penembak di kantor MUI Pusat lakukan mutasi rekening hingga RP 800 juta sejak 2021. Hal ini dinilai janggal.

Editor: Musahadah
kolase tribun lampung/istimewa
Mustofa NR, si penembak di kantor MUI ternyata lakukan mutasi rekening hingga Rp 800 juta. Padahal petani kakao. 

SURYA.CO.ID - Fakta mengejutkan datang dari Mustofa NR, penembak di kantor Majelis Ulama Indonesia (MUI) Pusat pada Selasa (2/5/2023). 

Mustofa NR yang sehari-hari bekerja sebagai petani ternyata melakukan mutasi rekening hingga Rp 800 juta.  

Transaksi mencurigakan di rekening Mustofa NR ini lah yang kini diteliti Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK). 

Ketua Kelompok Hubungan Masyarakat (Humas) PPATK, M Natsir Kongah mengungkapkan, mutasi tersebut berlangsung sejak 2021.

“Sejak tahun 2021 ada sekitar Rp 800 jutaan mutasi di rekening yang bersangkutan,” kata Natsir saat dihubungi Kompas.com, Kamis (4/5/2023).

Baca juga: PENYAKIT Mustofa NR Penembak di Kantor MUI Terkuak, Polisi Temukan Obat Ini Saat Geledah Rumahnya

Menurut Natsir, jumlah mutasi tersebut tidak sesuai dengan profil Mustopa yang berprofesi sebagai petani. Hal ini merujuk pada catatan yang tersedia.

“Dari record yang ada, tidak (tidak sesuai profil),” ujar Natsir.

Namun, Natsir enggan membeberkan lebih lanjut apakah PPATK telah menemukan sumber mutasi uang Rp 800 juta Mustopa NR, termasuk apakah bersumber dari transfer orang lain atau setor tunai sendiri.

Menurut Natsir, pihaknya saat ini masih terus mengulik rekening ganjil pelaku penembakan tersebut.

“Hasilnya nanti disampaikan kepada penyidik,” katanya.

Terpisah, Kepala Desa Sukajaya, Kecamatan Way Khilau, Tarmizi mengakui bahwa Mustopa merupakan warganya.

Pelaku tinggal bersama keluarganya di Desa Sukajaya. Pelaku berprofesi sebagai petani.

“Memang kesehariannya Mustopa (pelaku) ini menjadi petani kakao di tempat tinggalnya,” ungkap Tarmizi.

Saat ditanya apakah pelaku selama tinggal di Desa Sukajaya tersebut mengikuti suatu aliran berupa pengajian, hal tersebut dibantah oleh Tarmizi.

Menurut Tarmizi, pelaku sepengatahuannya tidak pernah mengikuti pengajian dengan aliran tertentu.

Terkait konfirmasi pelaku sudah meninggal atau belum, dirinya tidak mengetahui.

Sementara, Gustam, tetangga pelaku di Pesawaran, menjelaskan, Mustopa pernah menyambangi warga secara door to door untuk menggelar hajatan di kediamannya dalam rangka pengangkatannya sebagai nabi.

Namun upaya Mustopa untuk meminta pengakuan warga tersebut ditolak mentah-mentah oleh warga.

"Dulu memang pernah dia mendatangi warga door to door mau ngadain hajatan. Tapi ya gak ada yang mau mengakui, bahkan sudah banyak juga dinasehati oleh warga sejak saat itu," kata Gustam.

Gustam menceritakan, asal muasal Mustopa meminta pengakuan sebagai nabi lantaran pernah bermimpi bertemu Nabi Muhammad SAW.

Mustopa menceritakan mimpinya itu jika dia diminta untuk melanjutkan perjuangan risalah kenabian.

"Sejak saat itu memang dia selalu minta diakui bahwa dia itu nabi yang melanjutkan perjuangan Nabi Muhammad SAW," kata dia.

Meski demikian, kata Gustam, kehidupan sehari-hari Mustopa nampak normal seperti warga pada umumnya.

Dia tetap bekerja sebagai seorang petani dan membuat usaha sebagai penjual minyak eceran.

"Kalo kehidupannya itu normal, dia petani pernah juga jual minyak eceran. Dia punya kebun cokelat," kata Gustam.

Gustam sendiri mengaku kaget jika Mustopa melakukan penembakan di Kantor MUI Pusat.

"Makanya saya juga bener-bener kaget. Orang dia itu biasa sering becanda sering kumpul juga. Cuma memang satu itu dia tetap pingin diakui sebagai nabi," kata dia.

Tiba-tiba ke Jakarta

Fakta mengenai Mustofa NR, pelaku penembakan di kantor Majelis Ulama Indonesia (MUI) pusat, Selasa (2/5/2023).
Fakta mengenai Mustofa NR, pelaku penembakan di kantor Majelis Ulama Indonesia (MUI) pusat, Selasa (2/5/2023). (YouTube CNN Indonesia/ mui.or.id via TribunStyle.com)

Terungkap gelagat Mustofa NR sebelum menembak di kantor Majelis Ulama Indonesia (MUI) Pusat di kawasan Menteng, Jakarta Pusat, Selasa (2/5/2023) siang.

Ternyata dua hari sebelum datang ke kantor MUI Pusat, Mustofa NR masih berada di rumahnya, Sukajaya, Kecamatan Way Khilau, Kabupaten Pesawaran, Lampung.

Keluarga dan tetangga di Lampung heran, tiba-tiba dua hari kemudian tersiar kabar Mustofa menembak di kantor MUI Pusat yang berujung meninggal dunia. 

Nirwan, kakak Mustofa NR mengaku tidak tahu kepergian adiknya ke Jakarta. 

Nirwan menjelaskan, selain rumahnya tidak berdekatan dengan rumah pelaku, dia juga tidak dihubungi saat pelaku pergi.

Baca juga: FAKTA Baru Mustofa NR Penembak di Kantor MUI, Dulu Nekat Rusak Kantor DPRD dan Tulis Ini ke Kapolda

Nirwan sendiri kaget ketika tiba-tiba rumah adiknya Mustopa sudah didatangi oleh pihak kepolisian.

“Saya juga kaget karena tiba-tiba sudah melakukan tindakan itu (penembakan),” ungkap Nirwan saat diwawancarai Tribun Lampung, Selasa (2/5/2023).

Saat ditanya apakah mendapat informasi terkait apakah Mustopa masih hidup atau sudah meninggal, dia selaku kakak kandung masih belum mengetahui.

“Belum, belum dapat kabar lanjutan,” ucap Nirwan.

Nirwan mengatakan, apabila pelaku ini dikabarkan telah meninggal dunia, dia masih tetap menunggu kabar langsung dari kepolisian.

 “Sebab saat ini kabar masih simpang siur, sudah meninggal atau belumnya belum jelas,” pungkasnya.

Sementara tetangga mengaku masih melihat Mustopa (60) pelaku penembakan di kantor MUI Jakarta Pusat di rumahnya Desa Sukajaya, dua hari sebelum kejadian.

Tetangga tidak mengetahui kapan pelaku penembakan di kantor MUI tersebut bertolak dari Pesawaran Lampung ke Jakarta.

Hal tersebut diungkapkan seorang tetangga pelaku di Desa Sukajaya.

Wanita  ini mengaku masih melihat Mustopa sekitar dua hari sebelum kejadian.

Ketika itu, menurut dia, pelaku masih terlihat bermain dengan cucunya di halaman rumah.

“Dan waktu itu saya lihat malam, masih ada di depan rumah,” ucap dia.

“Bahkan pelaku dan keluarganya sempat mengadakan makan-makan di rumah tersebut,” imbuhnya.

Alhasil tetangganya pun terkejut tahu Mustopa melakukan penembakan di kantor MUI Jakarta Pusat.

Bahkan dia sampai harus mengecek kebenarannya tersebut melalui berita di internet dan televisi.

Setelah kedatangan pihak kepolisian ke rumah pelaku dan rumah saudara pelaku, tetangganya itu baru percaya.

Terkait kondisi kejiwaan pelaku, dia membenarkan terkait kondisi kejiwaannya.

Namun, pola pikir serta prilaku masih terbilang normal.

Bahkan pelaku acapkali mengikuti kegiatan sosial dengan masyarakat setempat.

“Namun, pelaku ini punya topik kalau ngobrol, kalau engga nyambung dia pergi,” pungkasnya.

Sebelumnya, gedung MUI di Jalan Proklamasi, Menteng, Jakarta Pusat ditembak oleh orang yang tak dikenal pada Selasa (2/5/2023) siang.

Akibat peristiwa tersebut, dua orang di lokasi mengalami luka-luka.

Satu korban bernama Bambang mengalami luka tembak di punggung.

Sementara, satu korban lainnya bernama Tri mengalami luka di tangan akibat pecahan kaca.

Kapolda Metro Jaya, Irjen Karyoto mengatakan, KTP pelaku beralamat Lampung.

Adapun dalam melancarkan aksinya, pelaku menggunakan airsoft gun.

Pelaku disebut pingsan setelah dibekuk oleh petugas security gedung MUI dan dibawa ke Puskesmas Menteng.

Namun, saat diperiksa dokter Puskesmas, pelaku dinyatakan meninggal dunia.

Sebagian artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "PPATK Sebut Mutasi Rekening Penembak Kantor MUI Rp 800 Juta, Tak Sesuai Profil sebagai Petani"

>>>Ikuti Berita Lainnya di News Google SURYA.co.id

Sumber: Kompas.com
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved