KKB Papua
GEBRAKAN BARU Tumpas KKB Papua, Irjen Mathius D Fakhiri Perintahkan Ini Karena Mereka Semakin Brutal
Kapolda Papua Irjen Mathius D Fakhiri akan melakukan gebrakan baru untuk menumpas Kelompok Kriminal Bersenjata atau KKB Papua. Apakah itu?
Penulis: Putra Dewangga Candra Seta | Editor: Adrianus Adhi
SURYA.co.id - Kapolda Papua Irjen Mathius D Fakhiri akan melakukan gebrakan baru untuk menumpas Kelompok Kriminal Bersenjata atau KKB Papua.
Ia akan mengubah pola penanganan KKB Papua karena mereka semakin brutal.
Pola penanganan KKB Papua dari yang selama ini adalah operasi penanganan akan diubah menjadi operasi penegakan hukum.
Selain itu, perubahan tersebut juga dilakukan guna menjaga situasi keamanan tetap kondusif dan mempersempit ruang gerak KKB.
"Langkah ini segera dilakukan mengingat tingkat aksi teror yang dilakukan KKB semakin brutal kepada masyarakat," kata Fakhiri.
Seperti dilansir dari Tribun-Papua.com dalam artikel 'Ubah Pola Penanganan KKB, Kapolda Papua: Aksi Teror Mereka Makin Brutal'.
Fakhiri mengatakan ia akan bertemu dengan beberapa satuan tugas (satgas) di Mimika dalam waktu dekat untuk membahas mengenai hal tersebut.
Fakhiri juga akan mengundang Plt Bupati Mimika, Johannes Rettob dan beberapa tokoh adat dan tokoh masyarakat guna membahas langkah penegakan hukum bagi KKB.
"Rencana Minggu ke Timika untuk menggelar pertemuan dengan beberapa Satgas hukum yang ada di sana," tegasnya.
Baca juga: Jhony Botak Pimpinan KKB Papua Kritis Akibat Bentrok Dengan Kelompok Lain, Ini Daftar Kebrutalannya
Ia menambahkan, siap menindak siapa saja yang menjadi bagian dari pergerakan KKB, baik itu yang terlibat langsung maupun yang berada di balik layar dari pergerakan KKB.
"Kita betul-betul tidak boleh lagi memberikan ruang bagi mereka (KKB) untuk melakukan aksi kejahatan yang bukan hanya merugikan masyarakat sipil, tetapi juga merengut nyawa aparat keamanan yang bertugas,” tandasnya.
KKB Papua Di Mata Penduduk Asli
Sebelumnya, Viral sebuah video yang merekam pengakuan pria asli Papua yang membongkar borok OPM atau KKB Papua.
Dari pengakuan pria tersebut terungkap seperti apa KKB Papua di mata penduduk asli Papua.
Pria bernama Krisyanto Yen Oni itu bahkan membeberkan cara licik para petinggi OPM.
Menurutnya, KKB Papua adalah kelompok egois.
Mereka tidak punya rasa belas kasihan terhadap masyarakat sipil Papua dan hanya mementingkan diri sendiri.
Video itu sudah dilihat sebanyak 465.117 ribu viewers sejak pertama kali tayang 20 April 2023 melalui channel YouTube Kurnen.
"Saya ajak kaka untuk berfikir sederhana pakai logika. Sekali lagi pakai logika sederhana saja bahwa orang-orang besar Organisasi Papua Merdeka (OPM), pembesar-pembesar OPM itu tinggal di mana coba kaka jawab dulu," tanya Krisyanto.
Seperti dilansir dari Tribunnews.com dalam artikel 'Viral, Video Warga Papua Respon Keras Simpatisan KKB'.
"Pembesar-pembesar OPM yang pemerintah sebut Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) yang suka provokasi masyarakat Papua untuk memberontak terhadap NKRI, terhadap pemerintah Indonesia itu mereka tinggal di mana? mereka tinggal di AMERICA mereka tinggal di Belanda, mereka tinggal di Australia, dan negara-negara lain," jawab Yen Oni
Ia memandang pembesar-pembesar OPM itu hidup enak di luar negeri, makan enak, pakai dasi, naik mobil dan hidup berlimpah.
Namun mereka dengan seenaknya memprovokasi masyarakat Papua agar memberontak terhadap NKRI.
"Coba pikir pake akal sehat kakak pikir pakai otak yang waras, kalau kaka mati apakah mereka disana berduka cita? Tentu tidak, karena yang mereka kejar adalah kekuasaan," kata Yen Oni.
Namun mereka dengan seenaknya memprovokasi masyarakat Papua agar memberontak terhadap NKRI.
"Coba pikir pake akal sehat kakak pikir pakai otak yang waras, kalau kaka mati apakah mereka disana berduka cita? Tentu tidak, karena yang mereka kejar adalah kekuasaan," kata Yen Oni.
Dia mengungkapkan jika OPM/KKB berkuasa, mereka sudah punya ikatan janji dengan warga negara warga negara asing tersebut.
"Tambang-tambang emas, tembaga, dll. Di Papua itu akan menjadi ladang berebutan harta bagi negara-negara yang menyokong pemberontakan papua terhadap NKRI dan pemerintah Indonesia mereka yang akan jadi kaya raya meraka yang akan berkuasa," sambung Krisyanto
Ia menerangkan bahwa jika Papua bergabung dengan negara asing dan menjadi negara sendiri, besar kemungkinan masyarakat Papua tetap jelata bahkan bisa saja dibunuh.
"Tanah mereka dirampas. Emas, tembaga mereka dirampas. Kemungkinan besar akan dibunuh, orang-orang Papua akan tetap menjadi orang jelata, miskin, tetap menjadi orang jelata yang tidak menikmati kekayaan alam mereka sendiri," ujarnya.
Dia pun heran ketika ada orang-orang Papua berteriak menuntut haknya, menuntut HAM agar Papua merdeka, hal itu adalah omong kosong.
Sebaliknya, Kristiyanto mengajak masyarakat Papua agar bersyukur dengan pemerintah Indonesia saat ini.
"Saat ini 51 persen saham mayoritas saham PT Freeport dimiliki Republik Indonesia dan 10 persen atau 9 persen itu khusus untuk Papua saja. Jadi kurang baik apa pemerintahan Presiden Jokowi," tegas Krisyanto
Dia menilai perhatian pemerintah terhadap tanah Papua sangat konkret. Pembangunan jalan raya Papua, stadion olahraga, pembangunan lapangan terbang, dll.
"Kalau Papua merdeka ada yang mengira kaka akan berkuasa atas hak atas tanah lahan kekayaan yang ada di Papua, kaka salah berfikir."
"Maka sadar saja kaka bahwa orang-orang yang ada di Amerika, Australia, mereka itu adalah penjilat Amerika, Belanda, penjilat Australia dan kalau sampai Papua itu merdeka mereka akan datang ke Papua menguasai tanah Papua," pungkas Krisyanto Yen Oni dengan dialek khasnya.
>>>Ikuti Berita Lainnya di News Google SURYA.co.id
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.