Pemilu 2024
Wawancara Eksklusif Fuad Bernardi, Putra Mensos Risma yang Siap Nyaleg di Pemilu 2024
Perebutan kursi DPRD Jatim di Pemilu 2024 mendatang bakal diwarnai sejumlah wajah baru, salah satunya Fuad Bernardi.
Penulis: Yusron Naufal Putra | Editor: irwan sy
SURYA.co.id, SURABAYA - Perebutan kursi DPRD Jatim di Pemilu 2024 mendatang bakal diwarnai sejumlah wajah baru.
Salah seorang politisi muda yang sudah memastikan diri bakal nyaleg adalah Fuad Bernardi.
Putra sulung Mensos Tri Rismaharini (Risma) itu akan berangkat dari PDI Perjuangan untuk Pemilu 2024.
Keinginan Fuad sudah bulat lantaran mengaku juga mendapat sejumlah dorongan dari elemen masyarakat.
"Pertama, memang karena dorongan dari masyarakat, relawan dan para tokoh masyarakat," kata Fuad saat berbincang dalam podcast TribunJatim Network yang dipandu wartawan Harian Surya Nuraini Faiq belum lama ini.
Fuad yang juga Ketua Karang Taruna Kota Surabaya itu menyebut dorongan kepada dirinya bukan baru muncul saat ini saja, melainkan sudah sejak menjelang Pemilu 2019 silam.
Hanya saja niat Fuad untuk nyaleg saat itu harus ditunda terlebih dulu lantaran belum direstui sang ibunda.
Sementara saat ini dorongan kepadanya diakui semakin kuat.
Ditambah Risma sudah memberi lampu hijau.
Apalagi, istri Fuad, Erra Masita Maharani juga sudah merestui langkah sang suami untuk bertarung di kontestasi mendatang.
Simak ulasan selengkapnya dalam petikan wawancara berikut ;
SURYA: Kabarnya anda mau nyaleg di Pemilu 2024?
Fuad Bernardi: Iya, Insyaallah di 2024 nanti saya memang dapat penugasan dari partai yakni PDI Perjuangan untuk maju ditingkat provinsi atau DPRD Jatim.
SURYA: Pada 2019 anda juga dikabarkan mau nyaleg. Untuk persiapan 2024 ini seperti apa?
Fuad Bernardi: Jadi, sebenarnya memang di tahun 2019 sempat mau maju. Karena memang pada waktu itu berangkat dari banyak permintaan masyarakat, temen dan relawan meminta saya untuk maju di Pileg 2019. Kalau menurut versi masyarakat ataupun relawan yang bantu Ibu di dua periode, itu istilahnya saya tidak menjadi pejabat saja sudah sering turun membantu banyak masyarakat. Akhirnya di 2019 itu saya diminta untuk maju.
Selain dari masyarakat, relawan juga kebetulan dari partai karena saya sudah terdaftar KTA PDI Perjuangan itu sejak 2018. Nah itu meminta saya untuk maju di tingkat provinsi.
SURYA: Dorongan itu apakah juga karena anda Ketua Karang Taruna Kota Surabaya?
Fuad Bernardi: Saat ini memang saya menjabat sebagai Ketua Karang Taruna Kota Surabaya periode 2019-2024 kemudian selain itu juga kemarin baru mendapatkan amanah dari Ketua DPC PDIP Surabaya untuk menjadi Ketua BMI atau Banteng Muda Indonesia yang merupakan sayap dari PDI Perjuangan. Itu kemarin diberikan SK dan dilantik oleh Plh Ketua DPD Jatim Pak Kanang.
SURYA: Seberapa yakin untuk nyaleg di Pemilu 2024?
Fuad Bernardi: Kalau saya berangkatnya memang dari permintaan temen-temen, relawan dan masyarakat. Termasuk temen-temen Karang Taruna karena mereka ingin paling tidak ada perwakilan atau kader Karang Taruna di legislatif. Dalam artian untuk bisa mewakili kepemudaan terutama Karang Taruna di legislatif.
SURYA: Artinya itu jadi modal anda, selain kapasitas dan pengalaman?
Fuad Bernardi: Selain di Karang Taruna memang saya juga ada di Badan Pengurus Pusat Hipmi. Kemudian selain itu ada juga di Wakil Sekretaris Karang Taruna Nasional terus selain itu saya juga diminta amanah untuk ngisi di Wakil Ketua IPSM. Itu semacam pekerja sosial masyarakat. Jadi kalau biasanya di Surabaya itu pake jas warna krem, yang biasanya ada di kampung-kampung itu mereka yang data warga kesusahan, mungkin warga yang stunting atau mungkin warga yang butuh bantuan permakanan atau mungkin disabilitas. Itu memang salah satu tugasnya dari PSM juga. Karena sebenarnya itu IPSM, Karang Taruna, kemudian ada TKSK dan Tagana itu menjadi satu dalam pilar-pilar sosial. Karena kita dibawah Kementerian Sosial.
SURYA: Bisa diceritakan mengapa anda akan nyaleg untuk kursi DPRD Jatim dan mengapa tidak di DPRD Kota Surabaya?
Fuad Bernardi: Itu sebenarnya penugasan. Jadi, pada waktu sehari sebelum pendaftaran saya ditelpon sama Pak Ketua DPC PDIP Adi Sutarwijono diminta untuk besoknya segera datang ke DPC sambil melengkapi persyaratan pencalegan. Karena memang perintah dari Pak Ketua, itu permintaan Pak Sekjen DPP PDIP Pak Hasto. Jadi, penugasan pencalegannya itu untuk DPRD provinsi.
Secara basis massa dan suara dan popularitas di Surabaya, Insyaallah saya cukup dikenal. Semenjak Ibu dua periode itu saya sering keliling, semenjak Ibu Pilwali 2010, 2015 itu saya juga ikut menjadi salah satu timses dalam bentuk relawan. Itu keliling ke seluruh Kota Surabaya. Paling tidak masyarakat dan tokoh masyarakat itu sudah ada yang cukup mengenal saya.
SURYA: Apa sebetulnya yang mendorong anda terjun ke politik hingga nyaleg?
Fuad Bernardi: Pertama, memang karena dorongan dari masyarakat, relawan dan para tokoh masyarakat. Sebenarnya dorongan ini sudah ada sejak dari 2019. Pada waktu itu menjelang pendaftaran memang banyak yang mendorong saya. Selama periodenya Ibu saya berusaha bantu masyarakat mulai dari pendidikan, kesehatan bahkan ada pekerjaan juga kita bantu. Pemikiran saya, sebagai manusia bisa punya nilai lebih apabila bisa bermanfaat untuk manusia lain.
Karena dorongan itu saya mencoba untuk daftar. Apalagi, saya sudah punya KTA PDI Perjuangan. Itu 2019. Karena prosesnya mepet kemudian pas ketemu sama Ibu saya nyampaikan terus Ibu kurang berkenan untuk saya maju di tahun 2019. Kalau persepsi saya mungkin, saat itu secara umur belum cukup. Mungkin harus menata mental dulu, di level itu mungkin menurut Ibu saat itu belum. Kemudian yang kedua, mungkin Ibu takut saya memanfaatkan jabatan Ibu untuk melenggangkan keinginan saya. Bisa jadi seperti begitu, itu feeling saya. Saat saya menyampaikan ke Ibu dan beliau tidak berkenan saya tidak berani tanya alasannya kenapa. Karena sebagai anak, ya ketika orang tua tidak berkenan ya harus tunduk dan patuh.
Justru yang lucu itu saat pemilihannya di tahun 2019. Karena memang ketika saya mendaftarkan itu sudah rame di media waktu itu. Terus ternyata kan di daftar caleg tetapnya saya tidak masuk. Setelah itu akhirnya sampai pemilihan. Pada saat coblosan di TPS ada banyak warga yang mikir saya nyaleg. Jadi banyak yang di TPS itu agak lama karena nyariin nama saya. Itu banyak yang cerita begitu ke saya. Dulu itu memang rencananya di dapil 1 untuk provinsi.
SURYA: Untuk Pemilu 2024 berarti sudah resmi mendaftar?
Fuad Bernardi: Ini kita sedang melengkapi persyaratan. Kita ditempatkan di nomer berapa pun kita siap. Tapi memang kita usahakan yang terbaik untuk masyarakat dan partai.
SURYA: Menurut anda pertarungan di Pemilu 2024 akan seperti apa?
Fuad Bernardi: Pastinya, sekarang untuk secara politik itu sudah mulai ada transisi dari tokoh-tokoh yang senior kepada tokoh-tokoh muda. Ada juga beberapa temen saya yang maju nyaleg ada yang di PDI Perjuangan juga, ada yang di partai lain. Ini berarti menunjukkan banyak tokoh muda di Surabaya khususnya yang berkeinginan mengabdikan diri di pemerintahan. Kalau bagi saya yang background pengusaha, ketika kita berjuang di politik dan masyarakat itu memang ada perbedaan. Jadi kalau di pengusaha itu, bagaimana fokus maintenance bisnis agar makin besar dengan sambil mengatur SDM.
Tapi ketika nanti di pemerintahan, kita akan berusaha memaintenance tidak hanya SDM pegawai tapi seluruh masyarakat. Nah, kalau seperti saya yang akan di DPRD Provinsi, maka untuk warga Jawa Timur.
SURYA: Target suara nanti berapa, apakah sudah ada gambaran?
Fuad Bernardi: Kebetulan ketika kemarin berdiskusi dengan tim, malah temen-temen yang menargetkan kepada kami target suara paling tidak 150 ribu suara bisa dapat. Karena melihat dari background modal sosial, kemudian secara popularitas itu sudah lumayan. Namanya juga target, ya kita harus berusaha. Karena kalau bergerak tanpa ada target maka tidak akan maksimal juga. Seringnya setiap saya berkunjung bertemu masyarakat, itu kita tidak cuma silaturahmi saja. Tapi kita juga nampung masalah. Kita saat ini juga sudah mulai bergerak menemui masyarakat. Saya harus terus memperkenalkan, karena mungkin masih banyak yang belum mengenal saya. Itu jadi tugas saya untuk terus turun.
SURYA: Pemilu 2024 diprediksi akan banyak dihiasi caleg muda. Bagaimana anda menatap peta pertarungan mendatang?
Fuad Bernardi: Kalau untuk di partai lain saya belum tahu kira-kira komposisi calegnya belum tahu untuk yang DPRD Jatim. Setahu saya, sampai saat ini satu-satunya partai yang sudah siap untuk memanaskan mesin dan mulai bergerak itu hanya PDI Perjuangan. Karena memang kita sudah diminta untuk mengisi pendaftaran pencalegan itu sejak tahun lalu. Sekitar oktober atau November. Sudah persiapan sejak dini. Kalau di internal sudah beberapa yang pasti kan, dari para inkumben akan maju kembali. Saat ini di DPRD Jatim dari dapil Surabaya ada tiga kursi dan optimis nambah.
Hasil dari lembaga survei itu, untuk elektabilitas PDI Perjuangan di Dapil Surabaya cukup tinggi sekitar 44 hingga 46 persen. Itu kalau misalkan di akumulasi ke dalam jumlah kursi itu bisa dapat sekitar empat kursi. Makanya kita menargetkan 5 kursi dari Dapil Surabaya untuk DPRD Jatim.
SURYA: Apa yang nanti akan jadi fokus anda agar terpilih?
Fuad Bernardi: Yang pasti kita harus terus memberikan manfaat kepada masyarakat. Ketika kita datang kemudian menyapa dan berkomunikasi dan menampung masalah di masyarakat, nah ketika bisa menyelesaikan masalah harusnya bisa menjadi poin plus untuk bisa meraup hati warga Kota Surabaya. Dengan perkembangan Kota Surabaya yang begitu pesat ini, dan secara anggaran sudah cukup besar harusnya kita bisa memberikan program yang baik untuk warga kota. Kita harus optimis dan yakin. Karena insyaallah nanti diberikan kemudahan oleh Allah. Niatnya adalah menghibahkan diri kita untuk memberikan manfaat kepada masyarakat.
SURYA: Anda tidak akan bisa terlepaskan dari sosok Bu Risma. Apakah itu juga akan menjadi 'jualan' anda nantinya?
Fuad Bernardi: Sebenarnya tidak perlu dijual pun masyarakat dan tokoh masyarakat pasti akan menganggap saya begitu. Saya pernah melihat hasil survei waktu zamannya Ibu walikota, tingkat kepuasan masyarakat Surabaya terhadap Ibu itu memang cukup tinggi. Kisarannya 95 persen. Itu sudah saya buktikan waktu kemarin Pilwali 2020, kan kita juga termasuk salah satu Timses yang bergerak di kalangan relawan. Itu saya berkunjung ke daerah Surabaya utara, ketika saat itu kampanye dan saya tanyakan apakah puas dengan kepemimpinan Bu Risma, itu semua menjawab puas. Berarti Ibu itu bener-bener pemimpin yang dikagumi masyarakat. Itu menjadi beban dan penyemangat saya, paling tidak saya bisa sama seperti Ibu.
Kemarin ini pas persiapan pendaftaran pencalegan itu, saya juga mendapat dukungan dari istri. Saya juga sudah matur Ibu, dan Ibu mempersilakan tapi disuruh tanya istri saya dulu. Karena memang kalau menjadi seorang politisi dan pejabat, otomatis nanti waktu untuk keluarga jadi sedikit. Ternyata istri saya gak papa dan sudah paham risiko itu.
SURYA: Ketika anda nanti sudah terpilih apa yang akan dilakukan?
Fuad Bernardi: Kalau saya nanti diberi amanah masyarakat Surabaya untuk jadi anggota DPRD, seluruh waktu saya menjadi waktunya warga. Kalau memang ada warga yang minta tolong, ya harus ditanggapi. Saya tidak mungkin bekerja sendiri, saya pasti punya tim yang akan membantu dalam mengakomodir permasalahan warga Kota Surabaya ataupun Jawa Timur. Dan memang salah satu program yang pengen nanti saya ajukan ketika terpilih di DPRD Jatim, itu adalah bagaimana bisa memberikan bantuan kayak tempat SPBU kepada kelompok nelayan yang ada di Kota Surabaya. Karena memang saya ketika berkunjung ke beberapa kelompok nelayan di Kota Surabaya itu banyak mengeluhkan soal itu. Karena sekarang kalau beli di SPBU gak boleh pake jerigen. Sementara nelayan itu rata-rata kalau sekali berangkat, per nelayan itu paling nggak butuh bensinnya antara 3 sampai 6 liter. Makanya harus jerigen. Kasihan mereka butuh intervensi dari pemerintah. Apalagi kondisi cuaca tidak menentu. Kalau tidak melaut terus makannya apa. Mereka menggantungkan hidup disana. Kita pengen ada SPBU khusus untuk nelayan paling tidak di tempat yang kayak pelabuhan mereka sendiri. Itu kita bisa bantu untuk bisa sediakan SPBU untuk para kelompok nelayan.
SURYA: Terakhir, menurut anda idealnya menjadi dewan itu harus bagaimana?
Fuad Bernardi: Idealnya harus tetap sederhana, low profile, selalu mendengar. Apalagi sudah menjadi pejabat intinya memang harus selalu mendengar. Jadi ketika bertemu masyarakat, konstituen itu kita harus tahu permasalahan apa disana. Itu tugas menjadi pejabat terutama anggota DPRD, itu harus menampung segala aspirasi. Nah itu akan kita telurkan sebagai program agar tepat sasaran kepada masyarakat. Terus kita juga harus menghindari perilaku pamer gaya. Karena menjadi pejabat itu otomatis semua memandang.
Diusulkan Kembali Jadi Ad Hoc, Bawaslu Trenggalek Luncurkan Buku Tentang Pengawasan Pemilu 2024 |
![]() |
---|
Dugaan Kasus Asusila, DKPP Periksa Komisioner Bawaslu Kota Surabaya |
![]() |
---|
Harta Kekayaan Annisa Mahesa, Anggota DPR Termuda yang Dilantik di Usia 23 Tahun, Totalnya Rp 5,8 M |
![]() |
---|
Sosok Jamaludin Anggota DPR RI Pakai Kostum Ultraman Jelang Pelantikan di Senayan, Pengusaha Top |
![]() |
---|
Sosok Romy Soekarno, Cucu Bung Karno Jadi Anggota DPR Usai Arteria Dahlan Mundur: Eks Suami Artis |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.