Berita Banyuwangi

Patola, Kudapan Warna-warni Khas Banyuwangi yang Hanya Ada saat Ramadan

Bagi warga Banyuwangi, patola menjadi salah satu kudapan buruan saat Ramadan. Jajanan ini bisa dengan mudah ditemui di sebagian besar pasar takjil.

Penulis: Aflahul Abidin | Editor: Cak Sur
SURYA.CO.ID/Aflahul Abidin
Patola, kudapan khas Ramadan asli Banyuwangi. 

SURYA.CO.ID, BANYUWANGI - Tiap daerah punya kuliner khas Ramadan. Termasuk Banyuwangi.

Di kabupaten yang letaknya ujung timur Pulau Jawa ini, patola menjadi menu andalan warga untuk berbuka.

Patola adalah makanan yang bahan dasarnya tepung beras dengan tambahan sedikit garam. Bahan itu diuleni dan dikukus hingga menjadi adonan.

Adonan kemudian dicetak dengan batok kelapa yang dilubangi hingga membuatnya berbentuk serupa kerupuk blek.

"Kemudian dikukus lagi selama sekitar 20 menit," kata Maslekah (47), pembuat patola asal Kelurahan Singonegaran, Kecamatan/Kabupaten Banyuwangi, Jumat (31/3/2023).

Meski terlihat sederhana, proses pembuatan patola tergolong panjang. Ini karena adonan harus dikukus berulang agar menghasilkan bentuk dan tekstur yang pas.

Adonan patola biasanya memiliki tiga warna: merah muda, hijau, dan putih. Warna ini hanya pemercantik rupa kudapan. Soal rasa, sama saja.

Penyajian patola harus lengkap dengan kuah. Kuah ini dibuat dari campuran santan dan gula merah, yang direbus dengan daun pandan.

Patola idealnya disajikan dalam porsi kecil, sebagai menu camilan buka puasa. Rasa patola dominan gurih-manis.

Bagi warga Banyuwangi, patola menjadi salah satu kudapan buruan saat Ramadan. Jajanan ini bisa dengan mudah ditemui di sebagian besar pasar takjil.

"Makanan ini hanya ada saat Ramadan. Jadi orang seperti merasa kurang puas berbuka puasa kalau tidak ada patola," selorohnya.

Di rumahnya, Maslekah memproduksi 1.200-an bungkus patola setiap hari selama Ramadan. Dibantu enam karyawan, produksi patola berlangsung sejak subuh hingga siang.

Setelah matang, Maslekah tak perlu susah-susah mengantar jajanan buatannya itu. Pedagang silih berganti menyerbu untuk menjualnya kembali maupun untuk dimakan sendiri.

"Pelanggan saya ada sekitar 70-an orang. Setiap hari ke sini ambil patola. Sore hari sudah habis semua," lanjutnya.

Halaman
12
BERITATERKAIT
  • Ikuti kami di
    KOMENTAR

    BERITA TERKINI

    © 2023 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved