Berita Surabaya

Gubernur Jatim Kirim Surat ke Menhub untuk Dorong Percepatan Reaktivasi Kereta Api di Madura

Khofifah Indar Parawansa telah bersurat pada Menteri Perhubungan agar mendorong percepatan reaktivasi sejumlah jalur kereta api di Jawa Tim

Penulis: Fatimatuz Zahro | Editor: Adrianus Adhi
SURYA/Fatimatuz Zahro
Wagub Jatim Emil Elestianto Dardak saat hadir dalam FGD Reaktivasi Kereta Api Madura, yang digelar di Hotel Inna Simpang, Selasa (21/3/2023) 

SURYA.CO.ID, SURABAYA - Wakil Gubernur Jawa Timur Emil Elestianto Dardak menegaskan bahwa Pemprov Jawa Timur mendukung proyek strategis nasional untuk mereaktivasi jalur kereta api di Madura.

Sebagai buktinya, dikatakan Emil bahwa Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa telah bersurat pada Menteri Perhubungan agar mendorong percepatan reaktivasi sejumlah jalur kereta api di Jawa Timur termasuk diantaranya adalah reaktivasi jalur kereta api di Madura.

“Ibu Gubernur telah bersurat ke Kementerin Perhubungan untuk mendorong percepatan program reaktivasi dan peningkatan jalur kereta api di wilayah Jawa Timur, termasuk di antaranya reaktivasi kereta api di Madura,” kata Emil saat hadir dalam FGD Reaktivasi Kereta Api Madura, yang digelar di Hotel Inna Simpang, Selasa (21/3/2023). 

Surat yang dikirimkan tersebut dijelaskan Emil Dardak tertanggal 9 Februari 2023. Dijelaskannya bahwa reaktivasi jalur kereta api Madura telah masuk dalam tujuh besar prioritas reaktivasi jalur mati Jatim, berdasar pada Kajian Direktorat Perkeretaapian Kementerian Perhubungan di tahun 2022.

“Jalur reaktivasi kereta api Madura dengan rute Kamal-Bangkalan-Sampang-Pamekasan-Sumenep ini masuk dalam prioritas ke tujuh kajian tersebut. Maka bersama sama kita dorong menjadi number one priority,” kata Emil. 

Tidak hanya itu, Emil juga menegaskan bahwa reaktivasi jalur kereta api di Madura ini telah tertuang dalam daftar proyek strategis nasional di Peraturan Presiden (Perpres) nomor 80 tahun 2019 tentang Percepatan Pembangunan Ekonomi di Kawasan Gresik-Bangkalan-Mojokerto-Surabaya-Sidoarjo-Lamongan, Kawasan Bromo-Tengger-Semeru, serta Kawasan Selingkar Wilis dan Lintas Selatan.

Emil mengakui, untuk me-reaktivasi jalur kereta Madura dibutuhkan biaya yang tidak sedikit. Berdasarkan kajian Kemenhub, nilai ninvestasi yang dibutuhkan mencapai Rp 3,375 triliun. 

Emil berharap, BUMN PT KAI bisa mendanai proyek tersebut. Namun, kata dia, dilihat dari nilainya yang besar, kemungkinan akan kesuitan jika reaktivasi tersebut hanya menhandalkan PT KAI.

"Tapi kayaknya tanpa campur tangan pemerintah berat. Tapi sejauh ini ada progres yang menggembirakan. Kereta api adalah moda transportasi yang merakyat kalau harganya terjangkau. Kalau sudah jalan, pariwisata terdongkrak," ujar Emil.

Sementara itu pakar transportasi dari ITS, Hera Widyastuti mengungkapkan alasan reaktivasi jalur kereta Madura membutuhkan dana yang sangat besar. Itu tak lain karena jalur kereta yang sudah terlalu lama tidak terpakai tersebut banyak yang sudah tertimbun. Bahkan tidak sedikit pula yang telah menjadi jalan raya.

"Kondisinya saat ini jalur kereta api Madura sudah sangat banyak yang jadi jalan raya. Tidak sederhana prosesnya dan butuh biaya yang tidak murah," ucap Hera.

Hera menjelaskan, kereta api merupakan trasportasi massal yang apabila benar-benar bisa dioperasikan maka akan sangat memgurangi kemacetan. Apalagi jalan penghubung Pulau Madura hanya ada satu ruas, dan rawan macet mengingat di waktu-waktu tertentu sering dilaksanakan pasar tumpah.

Reaktivasi jalur kereta Madura juga disebutnya akan menimbulkan efek domino terhadap banyak sektor. Terutama sektor pariwisata Madura yang sejauh ini jarang terjamah akibat minimmya infrastruktur.

"Harapannya dengan pergerakan transportasi ini bisa mengangkat PDRB dari daerah-daetah yang dilewati," kata Hera.

Halaman
12
BERITATERKAIT
  • Ikuti kami di
    KOMENTAR

    BERITA TERKINI

    © 2023 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved