Berita Lamongan

PP Sunan Drajat Lamongan Asah Santri Menjadi Saudagar Baru, Teten: Pesantren Bak Inkubator Bisnis

Teten meyakini bahwa pesantren bisa menjadi inkubator bisnis, tempat belajar untuk menyiapkan para santri sebagai saudagar-saudagar baru

Penulis: Hanif Manshuri | Editor: Deddy Humana
surya/hanif manshuri
Menteri Koperasi dan UKM, Teten Masduki meresmikan restoran Ponpes Sunan Drajat Lamongan, Kamis (16/3/2023). 

SURYA.CO.ID, LAMONGAN - Untuk kali kedua Menteri Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (Menkop-UKM), Teten Masduki berkunjung ke Ponpes Sunan Drajat Lamongan, Kamis (16/3/2023). Dua kali kedatangannya ke Ponpes Sunan Drajat, Teten sama-sama meresmikan amal usaha Ponpes Sunan Drajat.

Pada Ramadhan tahun lalu, Teten meresmikan Toserba Sunan Drajat. Kali ini ia datang untuk meresmikan restoran, pabrik pengolahan garam yang menjadi unit usaha baru milik Ponpes Sunan Drajat Lamongan.

Teten menilai upaya pengembangan usaha yang digalakkan oleh Ponpes Sunan Drajat Lamongan bisa menjadi ekosistem baru perekonomian di masyarakat. Anggapan itu ditafsirkan Teten kendati Ponpes Sunan Drajat sudah memiliki berbagai unit usaha dan juga dilengkapi toserba. Maka jangkauan bisnis semakin luas dan mempercepat penyerapan produk usaha masyarakat.

"Bisnis pesantren seperti ini juga bisa melibatkan 17 pesantren di Jawa Timur. Tiap pesantren kan punya produk dan dikelola oleh koperasi sekaligus yang memasarkannya lewat jaringan toko serba ada (toserba) dan bisa keluar daerah," ungkap Teten, Kamis (16/3/2023)

Lebih jauh, Teten berharap agar gebrakan ini bisa dicontoh pesantren lain dan bahkan seluruh Indonesia yang mana setiap pesantren punya usaha sesuai keunggulan daerah masing-masing.

Karena dikelola oleh pesantren, Teten meyakini bahwa pesantren bisa menjadi inkubator bisnis, tempat belajar untuk menyiapkan para santri sebagai saudagar-saudagar baru. "Karena syariat negara maju adalah bisa memenuhi kebutuhan masyarakat melalui wirausahawan," imbuhnya.

Tidak hanya itu, Teten juga memuji keberanian Ponpes Sunan Drajat Lamongan mendirikan pabrik pengolahan garam. "Saya rasa perlu adanya pengolahan garam yang tidak memerlukan alat. Maka dari itu perlu adanya teknologi yang tidak mengandalkan cuaca seperti di sini (Ponpes Sunan Drajat)," ungkapnya.

Teten menegaskan bahwa kegiatan perekonomian yang dilakukan oleh Ponpes Sunan Drajat mendukung program pemerintah pusat dalam mendorong penguatan struktur ekonomi. Yaitu dengan cara mencetak minimal 4 juta wirausaha baru di Indonesia.

Terlebih saat ini rasio wirausaha di dalam negeri masih sekitar 3,1 persen dari total populasi penduduk. Dan untuk mencetak wirausaha baru itu membutuhkan role model lewat kegiatan perekonomian yang dilakukan PP Sunan Drajat ini.

"Kegiatan perekonomian di Ponpes Sunan Drajat ini sudah termasuk inkubator dalam proses penyiapan wirausaha tangguh di masa depan. Apalagi sistem pengelolaan disini 100 persen melibatkan santri," katanya.

Sementara pengasuh Ponpes Sunan Drajat, KH Abdul Ghofur mengungkapkan, aktifnya kegiatan ekonomi yang dilaksanakan para santri merupakan kewajiban yang harus dipenuhi. Ia menyebut, sejak zaman wali songo Sunan Drajat diamanahkan untuk mengelola perekonomian.

Dirut Perekonomian Ponpes Sunan Drajat, Anas Al Hafni mengatakan, Toserba Sunan Dajat setiap hari rata-rata didatangi 2.000 pengunjung. Sedangkan saat hari libur rata-rata menerima 6.000 pengunjung. "Khusus restoran yang diresmikan hari ini, kita kemas dengan gaya semi tradisional dan modern, " ungkap Anas.

Dan resto Sunan Drajat itu tetap memberdayakan UKM dari masyarakat Paciran. Semua jenis makanan tersedia, karena target pembelinya adalah semua kalangan termasuk anak-anak muda. "Resto ini tidak hanya untuk tempat makan, tetapi juga untuk nongkrong," katanya. ****

 

Sumber: Surya
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved