SOSOK Letkol Arm Danny Arianto yang Siagakan Pasukan Untuk Antisipasi Erupsi Gunung Merapi

Berikut sosok Letkol Arm Danny Arianto yang menyiagakan pasukan untuk mengantisipasi erupsi gunung Merapi. Komandan Kodim 0732/Sleman.

Dispenad
Letkol Arm Danny Arianto Saat Siagakan Pasukan Untuk Antisipasi Erupsi Gunung Merapi. 

SURYA.co.id - Inilah sosok Letkol Arm Danny Arianto yang menyiagakan pasukan untuk mengantisipasi erupsi gunung Merapi.

Letkol Arm Danny Arianto merupakan Komandan Kodim 0732/Sleman.

Menurut penelusuran SURYA.co.id, Letkol Danny resmi menjabat Dandim 0732/Sleman mulai Juni 2022.

Ia merupakan alumni SMA Taruna Nusantara angkatan 8 atau TN 8.

Letkol Danny juga kerap terlihat membagikan bantuan bagi anak stunting.

Diketahui, Kodim 0732/Sleman menyiagakan 1 SST personelnya guna mengantisipasi Erupsi Gunung Merapi.

Adapun Hasil Pantauan Seismogram Gunung Merapi BPPTKG Yogyakarta sebagai berikut : Telah terjadi 9 kali gempa Guguran dengan amplitudo 4-11 mm dan lama gempa 43.9-96.6 detik dan 1 kali gempa Hybrid/Fase Banyak dengan amplitudo 5 mm, S-P 0.4 detik dan lama gempa 7.4 detik serta 19 kali gempa Vulkanik Dalam dengan amplitudo 9-12 mm, S-P 0.5-1 detik dan lama gempa 9.3-11.2 detik.

Pada pukul 12.12 Wib Telah terjadi erupsi Gunung Merapi ke arah Kali Bebeng/Krasak, Masyarakat dihimbau untuk menjauhi daerah bahaya (Jarak 7 km dari puncak Gunung Merapi di alur Kali Bebeng dan Krasak).

Sampai berita ini diturunkan Dari Kejadian Erupsi tersebut tidak Mengakibatkan Adanya Korban Jiwa Maupun Kerugian Materiil, Masyarakat dihimbau Untuk Tetap Meningkatkan Kewaspadaan Dan Kesiapsiagaan.

Komandan Kodim 0732/Sleman Letkol Arm Danny Arianto Perdamean Girsang.,S.Sos.,M.Han menerangkan berdasarkan informasi dari BPPTKG Yogyakarta Bahwa Status Gunung Merapi Naik Dari Level II Waspada Menjadi Siaga Level III Sejak Tanggal 5 November 2020 Pukul 12.00 Wib.

Sampai dengan berita ini diturunkan dan Terjadi Hujan Abu Tipis di Sebagian Wilayah KRB III (merah) Merupakan Kawasan Yang Sering Terlanda Awan Panas, Aliran Lava, Lontaran Bom Vulkanik, Gas Beracun Maupun Guguran Batu (pijar).

Pada Kawasan Ini, Siapapun Tidak direkomendasikan Untuk Membuat Hunian Tetap dan Memanfaatkan Wilayah Untuk Kepentingan Komersial.

Otoritas Setempat Memiliki Kewenangan Untuk Menindaklanjuti Rekomendasi Dari Pihak Pusat Vulkanologi Dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG).

Update Erupsi Gunung Merapi

Berdasarkan laporan Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG), Gunung Merapi tercatat mengeluarkan awan panas sebanyak 6 kali, Minggu (12/3/2023) pukul 00.00 sampai 06.00 WIB.

Awan panas Gunung Merapi berguguran ke barat daya yakni Kali Bebeng, dengan radius maksimal 2.000 meter.

Terbaru, aktivitas Gunung Merapi kian meningkat hingga BPPTKG masih menetapkan status Siaga (Level III).

Potensi bahaya saat ini berupa guguran lava dan awanpanas pada sektor selatan-barat daya meliputi Sungai Boyong sejauh maksimal 5 km, Sungai Bedog, Krasak, Bebeng sejauh maksimal 7 km.

Pada sektor tenggara meliputi Sungai Woro sejauh maksimal 3 km dan Sungai Gendol 5 km. Sedangkan lontaran material vulkanik bila terjadi letusan eksplosif dapat menjangkau radius 3 km dari puncak.

Berikut kondisi terkini erupsi Gunung Merapi dikutip dari Kompas.com.

Secara visual, Gunung Merapi terlihat jelas. Asap kawah bertekanan lemah teramati berwarna putih dengan intensitas sedang dan tinggi 30-50 m di atas puncak kawah.

Di dalam laporan tersebut tercatat Gunung Merapi teramati mengeluarkan awan panas sebanyak enam kali.

"Teramati awan panas guguran 6 kali dengan jarak luncur maksimum 2.000 meter ke barat daya," tulis Kepala BPPTKG, Agus Budi Santoso dalam laporan aktivitas Gunung Merapi periode pengamatan 12 Maret 2023, pukul 00.00 WIB-06.00 WIB.

Selain itu, dari pukul 00.00 WIB - 06.00 WIB teramati guguran lava pijar sebanyak 7 kali. Jarak luncur lava pijar maksimum 1.700 meter ke barat daya.

Data kegempaan di Gunung Merapi awan panas guguran sebanyak 6 dengan amplitudo 31-70 mm dan durasi 60.9-190 detik.

Guguran sebanyak 25 dengan amplitudo 4-30 mm dan durasi 32.5-132.6 detik. Hybrid/Fase Banyak Jumlah 12 dengan amplitudo 3-15 mm, S-P 0.3-0.4 detik dan durasi 5.7-7.7 detik.

Vulkanik Dangkal sebanyak 6 dengan amplitudo 28-75 mm dan durasi 7.4-15.4 detik. Vulkanik Dalam sebanyak 1 dengan amplitudo 12 mm, S-P 0.5 detik dan Durasi 10.5 detik.

Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) Biwara Yuswantana memastikan, masyarakat hingga saat ini belum direkomendasikan untuk mengungsi akibat erupsi Gunung Merapi.

"Belum (warga mengungsi) dan memang belum ada rekomendasi untuk evakuasi," kata Biwara dikutip dari Kompas.com.

Menurutnya, pihak BPBD DIY menyerahkan masker ke BPBD Sleman untuk dibagikan ke masyarakat sekitar.

Selain itu, pihaknya juga meminta agar pos-pos pantau di Gunung Merapi meningkatkan ronda untuk kesiapsiagaan.

"Pos-pos pemantau Merapi yang di kawasan Sleman juga ditingkatkan ronda untuk kesiapsiagaan," ujarnya.

>>>Ikuti Berita Lainnya di News Google SURYA.co.id 

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved