Berita Malang Raya

Sosok Waniti, Nenek Tertua di Kota Batu, Keluarga : Tirakatnya Kuat dan Jaga Pola Makan

Wanita yang merupakan seorang petani itu kerap menceritakan soal penjajahan kolonial pada anak cucunya.

Penulis: Dya Ayu | Editor: Titis Jati Permata
surya.co.id/dya ayu
Waniti yang diklaim keluarganya sudah berusia sekitar 120-130 tahun 

SURYA.CO.ID, BATU - Di Kota Batu tepatnya di Jalan Diponegoro Gang VA1, Dusun Junwatu, Desa Junrejo, Kecamatan Junrejo, hidup wanita yang diklaim tertua di Kota Batu.

Wanita itu bernama Waniti. Keluarga besar mengklaim usia Waniti saat ini sudah sekitar 120-130 tahun, meski di KTPnya ia kelahiran 2 April 1919 atau berusia 104 tahun, namun keluarga meyakini Waniti lahir sekitar tahun 1890an-1900an.

“Kemungkinan mbah saya ini usianya sudah 120-130 tahun, itu klaim dari keluarga besar ya karena adiknya mbah yang terakhir itu meninggal di usia 100 tahun sekitar tahun 2014-2015 lalu. Sedangkan di KTP mbah lahir tahun 1919, tapi itu valid atau tidak kami tidak tahu karena orang dulu setahu saya tidak hafal tanggal dan tahun kelahiran. Ingatnya hanya hari weton kelahiran,” kata Cucu Waniti, Anggi Dwi Supramana, Selasa (7/3/2023).

Bahkan saat masih sehat dan lancar bercerita, wanita yang merupakan seorang petani itu kerap menceritakan soal penjajahan kolonial pada anak cucunya.

“Kami anak cucunya sering diceritakan soal Ratu Belanda Wilhelmina. Katanya mbah dulu disini waktu ada perang, mbah melihat perkantoran yang dibakar penjajah. Sekarang kantor-kantor zaman Belanda sudah dijadikan rumah warga. Mbah bilangnya juga masuh ada silsilah dari sesepuh Kota Batu. Ingatannya masih kuat,” ujarnya.

Soal kebiasaan neneknya itu hingga bisa berumur panjang, Anggi mengaku neneknya sangat menjaga pola makan.

Selain itu neneknya juga dikenal kuat tirakat saat masih muda.

“Yang pasti pola makannya ya. Mbah suka makan sayur, tahu tempe, polo pendem. Daging ayam itu sukanya bagian sayap di suir-suir, vitamin. Selain itu tirakatnya juga kuat. Tidurnya juga normal, jam 8 malam tidur bangun sebelum subuh,” jelasnya.

Saat ini meski masih bisa makan, ke kamar mandi dan bisa berjemur sendiri, namun kondisi pendengaran dan pengelihatan Waniti sudah menurun drastis.

Untuk berjalan, Waniti hanya bisa merangkak, sebab pada enam bulan lalu ia jatuh di kamar mandi.

Sehingga ia sudah tak bisa beraktivitas seperi biasanya.

Namun secara kondisi kesehatan, khususnya organ dalam Waniti saat cek kesehatan semuanya normal.

“Setengah tahun ini jalannya merangkak. Dibantu juga gak mau. Marah kalau dibantu jalan atau ke kamar mandi. Bilangnya masih sehat. Dulu sebelum jatuh di kamar mandi itu masih bisa nyapu, jalan sendiri. Tapi kalau kondisi jantung, kolesterol, darah, gula dan lainnya aman saat mbah menjalani tes kesehatan sebulan lalu,”tutur Anggi.

Lebih lanjut Anggi menuturkan, Waniti merupakan satu-satunya tertua di keluarganya yang masih tersisa.

Halaman
12
BERITATERKAIT
  • Ikuti kami di
    KOMENTAR

    BERITA TERKINI

    © 2023 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved