Kebakaran Depo Pertamina Plumpang
SEDERET AKSI Nicke Widyawati Bos Pertamina Setelah Kebakaran Depo Plumpang, Ini Janjinya Ke Korban
Sederet aksi dilakuan Direktur Utama (Dirut) PT Pertamina (Persero), Nicke Widyawati, setelah kebakaran depo Pertamina Plumpang. Apa saja?
Penulis: Putra Dewangga Candra Seta | Editor: Musahadah
Di sisi lain, Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir saat menjenguk korban kebakaran di Rumah Sakit Pusat Pertamina sempat menyinggung pencopotan direksi perusahaan pelat merah ini.
"Saya sudah pernah copot direksi, tapi kalau perlu mencopot, saya copot lagi. Tapi ini lebih kepada sistem bisnis risiko," ungkapnya.
Menurut Erick, pencopotan direksi bukanlah solusi konkret. Melainkan, perlu untuk memperbaiki model bisnis dan manajemen risiko perusahaan.
"Percuma copot-copot orang, tapi enggak beri solusi menyeluruh, harus ada sistem terpadu yang memberi solusi," tambahnya.
Lantas, seperti apa sosok dan kekayaannya?
Nicke Widyawati dikenal sebagai seorang pengusaha Indonesia yang lahir pada 25 Desember 1967.
Menempuh pendidikan sarjana di Teknik Industri Institut Teknologi Bandung (ITB) pada 1991, Nicke kemudian melanjutkan magister di bidang Hukum Bisnis di Universitas Padjadjaran pada 2009.
Dia mulai menjabat sebagai Dirut Pertamina sejak 30 Agustus 2018, setelah sebelumnya menjadi Pj Direktur Utama menggantikan Elia Massa Manik.
Pada 3 Oktober 2022, Nicke kembali dipercaya sebagai Dirut berdasarkan Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) Pertamina.
Dengan demikian, wanita ini otomatis mengemban dua kali periode sebagai bos Pertamina.
Dilansir dari Kompas.com (3/10/2022), alasan pengangkatan kembali Nicke menjadi orang nomor satu di Pertamina lantaran dinilai mampu mengantarkan perusahaan bertransformasi.
Bukan hanya itu, sosoknya juga dinilai mampu membawa Pertamina meraih kinerja terbaik sepanjang periode pertama kepemimpinannya, yakni April 2018 hingga September 2022.
Nicke Widyawati pun turut mampu mengkonsolidasikan kekuatan perusahaan untuk menjaga ketahanan energi nasional.
Selain itu, menjalankan transisi energi dalam kondisi yang penuh tantangan berkat adanya pandemi Covid-19, konflik geopolitik, dan climate change.
>>>Ikuti Berita Lainnya di News Google SURYA.co.id
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.