Bolehkah Puasa Ayyamul Bidh 2 Hari? dan Bacaan Niatnya

Berikut hukum mengerjakan puasa ayyamul bidh dua hari, menurut pejelasan hadist dan bacaan niatnya.

|
Penulis: Pipit Maulidiya | Editor: Musahadah
Canva
Ilustrasi - puasa ayyamul bidh bulan maret 2023 yaitu Bulan Syaban 1444 H 

Artinya : "Saya niat puasa esok hari karena mengganti fardhu Ramadan karena Allah Ta'ala".


Keutamaan Puasa di Bulan Syaban

Adapun keutamaan mengerjakan Puasa Ayyamul Bidh adalah seperti puasa sepanjang tahun.

"Barang siapa yang berpuasa setiap bulan sebanyak tiga hari, itulah shiyamud dahr (puasa sepanjang tahun)." Lalu Allah Subhanahu wa Ta'ala membenarkan sabdanya dengan menurunkan ayat; "Barang siapa yang mendatangkan satu kebaikan maka baginya ganjaran sepuluh kali lipatnya." Satu hari puasa, seperti tiga puluh hari. (HR. Tirmidzi dan Ibnu Majah, hadis hasan).

Di samping itu terdapat keutamaan lainnya dalam mengerjakan amalan ibadah sunnah di Bulan Syaban sebagaimana dijelaskan dalam hadist.

"Dan senantiasa hamba-Ku mendekatkan diri kepada-Ku dengan amalan-amalan sunah sehingga Aku mencintainya. Jika Aku telah mencintainya, maka Aku akan memberi petunjuk pada pendengaran yang ia gunakan untuk mendengar, memberi petunjuk pada penglihatannya yang ia gunakan untuk melihat, memberi petunjuk pada tangannya yang ia gunakan untuk memegang, memberi petunjuk pada kakinya yang ia gunakan untuk berjalan. Jika ia memohon sesuatu kepada-Ku, pasti Aku mengabulkannya dan jika ia memohon perlindungan, pasti Aku akan melindunginya." (HR. Bukhari no 2.506).

Sebagai informasi, Rasulullah SAW memperbanyak amalan puasa selama bulan Sya'ban.

Pada bulan delapan dalam Kalender Hijriyah menurut sabda Rasulullah SAW, banyak umat Muslim yang lalai, dan di antara waktu tersebut justru doa-doa mudah diijabah oleh Allah Ta'ala.

Dari Usamah bin Zaid, beliau berkata, “Katakanlah wahai Rasulullah, aku tidak pernah melihatmu berpuasa selama sebulan dari bulan-bulannya selain di bulan Sya’ban”. Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

ذَلِكَ شَهْرٌ يَغْفُلُ النَّاسُ عَنْهُ بَيْنَ رَجَبٍ وَرَمَضَانَ وَهُوَ شَهْرٌ تُرْفَعُ فِيهِ الْأَعْمَالُ إِلَى رَبِّ الْعَالَمِينَ فَأُحِبُّ أَنْ يُرْفَعَ عَمَلِي وَأَنَا صَائِمٌ

“Bulan Sya’ban adalah bulan di mana manusia mulai lalai yaitu di antara bulan Rajab dan Ramadhan. Bulan tersebut adalah bulan dinaikkannya berbagai amalan kepada Allah, Rabb semesta alam. Oleh karena itu, aku amatlah suka untuk berpuasa ketika amalanku dinaikkan.” (HR. An Nasa’i. Syaikh Al Albani mengatakan bahwa hadits ini hasan).

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved