Bulan Ramadhan 2023 Kurang 23 Hari Lagi, Berikut Amalan Sunnah untuk Menyambut Bulan Suci

Jika menurut Kalender 1444 Hijriyah yang ditetapkan oleh Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah, Bulan Ramadhan 2023 kurang 23 hari lagi.

|
Penulis: Pipit Maulidiya | Editor: Adrianus Adhi
Canva
Ilustrasi - Bulan Ramadhan kurang berapa hari lagi tahun 2023? 

SURYA.CO.ID - Bulan Ramadhan adalah Bulan Suci bagi umat Muslim sehingga sangat dinantikan.

Pada bulan penuh berkah tersebut, umat Muslim berpuasa selama satu bulan dan seluruh amalan kebaikan yang dikerjakan akan dilipatgandakan pahalanya oleh Allah SWT.

Lantas Bulan Ramadhan 2023 kurang berapa hari lagi?

Jika menurut Kalender 1444 Hijriyah yang ditetapkan oleh Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah, Bulan Ramadhan 2023 kurang 24 hari lagi.

Diketahui menurut PP Muhammadiyah, 1 Ramadan 1444 H jatuh pada hari Kamis, 23 Maret 2023.

Sehingga masyarakat Muhammadiyah mulai menggelar Salat Tarawih pada Rabu, 22 Maret 2023 dan menjalankan ibadah sahur keesokan harinya.

Bila dihitung mundur dari hari Senin, 27 Februari 2023 hari ini, maka puasa Ramadhan 2023 kurang dari 23 hari lagi.

Persiapan menyambut Bulan Suci Ramadhan, amalan apa yang sebaiknya dikerjakan?

1. Doa Bulan Syaban

Dengan sisa waktu yang sebentar ini, umat Muslim dianjurkan untuk memperbanyak doa kepada Allah SWT agar diberikan panjang umur dan sehat sehinga Puasa Ramadhan 2023.

Dari Anas bin Malik berkata, bahwa Rasulullah SAW, jika masuk bulan Sya'ban, dia berkata "Allahumma Barik lamaa foi rajaba wa Sya'ban wa barik lanaa fi Ramadhan" (Ya Allah berkahilah kami di Bulan Bullan Rajab dan Syaban dan berkahilah kami di Bulan Ramadhan (HR. Ahmad no 2.228).

اللَّهُمَّ بَارِكْ لَنَا فِيْ رَجَبَ وَشَعْبَانَ وَبَلِّغْنَا رَمَضَانَ

Allâhumma bârik lanâ fî rajaba wasya‘bâna waballighnâ ramadlânâ

“Duhai Allah, berkahilah kami pada bulan Rajab dan bulan Sya’ban dan pertemukanlah kami dengan bulan Ramadlan.”

Doa ini dikutip dari Kitab Muhyiddin Abi Zakariya Yahya bin Syaraf An-Nawawi, Al-Adzkar.

Dikutip dari laman NU, bahwa hadits tentang Doa Bulan Rajab berstatus dhaif (lemah), namun tetap bisa diamalkan sebab tingkat kedhaifannya yang tidak terlalu parah, menurut pendapat Imam An-Nawawi.

2. Puasa

Terdapat pula amalan puasa, khususnya bagi umat Muslim yang masih memiliki utang puasa Ramadhan.

Ustaz Abdul Somad menerangkan amalan yang paling banyak dikerjakan Rasulullah SAW selama Bulan Syaban adalah puasa.

Saking seringnya Rasulullah berpuasa pada bulan Sya’ban, Sayyidah Aisyah tak bisa lagi membedakan apakah Rasulullah berpuasa pada hari itu atau tidak.

“Saya tidak pernah melihat Rasulullah menyempurnakan puasa dalam satu bulan, kecuali bulan Ramadhan. Dan saya tidak pernah melihat Nabi lebih banyak puasa dari Ramadhan selain di bulan Sya'ban,” kata Ustaz Abdul Somad menerjemahkan sebuah hadis.

Adapun dalil yang dijelaskan Ustadz Abdul Somad sebagai berikut:

Sayyidah ‘Aisyah ra. meriwayatkan:

كَانَ أَحَبَّ الشُّهُورِ إِلَى رَسُولِ اللَّهِ صلى الله عليه وسلم أَنْ يَصُومَهُ شَعْبَانُ ثُمَّ يَصِلُهُ بِرَمَضَانَ ‏

Bulan yang Rasulullah SAW sukai untuk berpuasa (sunnah) adalah bulan Sya’ban, kemudian Beliau menyambungnya dengan puasa Ramadhan (HR. Abu Dawud no. 2431).

Rasulullah SAW bahkan lebih banyak berpuasa di bulan Sya’ban daripada di bulan-bulan haram. Beberapa riwayat menyebutkan bahwa Rasulullah SAW berpuasa hampir satu bulan penuh di bulan Sya’ban (HR. Bukhari no. 1970).

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved