Berita Blitar

PROFIL Keluarga Darman, Penyebab Ledakan Dahsyat di Blitar Tewaskan 4 Orang, Ini Pekerjaan Mereka

Ini lah profil keluarga Darman yang mengakibatkan ledakan dahsyat di Blitar menewaskan 4 orang di Desa Karangbendo, Kecamatan Ponggok. 

Penulis: Samsul Hadi | Editor: Musahadah
kolase surya/samsul hadi
Priyo (dua dari kanan), anak kedua Darman korban ledakan petasan di Desa Karangbendo, Ponggok, menerima surat penyerahan jenazah dari Kapolres Blitar Kota di RSUD Srengat, Kabupaten Blitar, Selasa (21/2/2023). 

SURYA.CO.ID - Ini lah profil keluarga Darman yang mengakibatkan ledakan dahsyat di Blitar menewaskan 4 orang di Desa Karangbendo, Kecamatan Ponggok. 

Dalam ledakan dahsyat itu tiga anggota keluarga tewas, yakni Darman serta dua anaknya Arifin (28) dan Deni Widodo (23). 

Satu korban tewas ledakan dahsyat lainnya adalah Betrisa Neswa Roszi (17), kerabat Darman

Priyo, anak Darman mengungkap kondisi keluarganya sebelum terjadi musibah tragis tersebut. 

Priyo merupakan anak kedua Darman dari lima bersaudara.

Baca juga: GELAGAT Keluarga Darman Sebelum Ledakan Dahsyat di Blitar Tewaskan 4 Orang, 23 Luka, 25 Rumah Rusak

Sedang dua adiknya yang tewas, Arifin dan Widodo merupakan anak ketiga dan keempat. 

"Arifin anak nomor tiga dan Widodo anak nomor empat. Saya anak nomor dua. Kami lima bersaudara," ujar Priyo ditemani Kepala Desa Karangbendo, Khoirul Anam saat menerima penyerahan jenazah tiga orang keluarganya di RSUD Srengat, Selasa (21/2/2023).

Priyo mengaku tidak mengetahui kalau kedua adiknya memiliki bahan petasan di rumah orang tuanya. 

Setelah menikah, Priyo tinggal terpisah dengan orang tuanya.

Sekarang, Priyo bersama istrinya tinggal di Kauman, Kecamatan Srengat, Kabupaten Blitar. 

Selama ini, Darman hanya tinggal bersama adiknya, Widodo.

Sedang, Arifin juga tinggal terpisah dengan orang tuanya. Arifin bersama istrinya di Dusun Tegalrejo Sadeng, Desa Karangbendo. 

"Saya tidak tahu (soal bahan petasan). Selama ini Bapak (Darman) tinggal sama Widodo. Kalau Arifin di tempat istrinya juga di Sadeng," katanya. 

Menurut Priyo, bapaknya sehari-hari bekerja sebagai petani dan peternak. "Bapak sehari-hari tani dan ternak. Kalau Widodo kerja di pabrik tripleks," ujarnya. 

Priyo mengaku hanya mengenali jasad ayahnya saat diminta masuk ke kamar jenazah.

Halaman
1234
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved