PENDERITAAN Warga Nduga yang Mengungsi Gara-gara Ulah KKB Papua, Harus Terjang Derasnya Sungai
Berbagai penderitaan dialami warga Nduga yang harus mengungsi akibat ulah KKB Papua pimpinan Egianus Kogoya.
Penulis: Putra Dewangga Candra Seta | Editor: Musahadah
Kendaraan angkut personel TNI-Polri dan Pemda turut serta berpartisipasi dalam proses evakuasi masyarakat tersebut.
Setelah itu ratusan pengungsi diberikan pemeriksaan awal kesehatan di RSUD Kenyam dan diberikan perawatan secara medis.
Diketahui para warga yang juga terdapat wanita dan anak-anak telah berjalan kaki kurang lebih dari 7 hari tanpa bekal logistik yang memadai.
"Kami akan terus melanjutkan pengabdian kami tanpa henti kepada masyarakat serta bersatu padu TNI-PolriI dan Pemda setempat bahu membahu mewujudkan keamanan di Kabupaten Nduga, " tegas Dansatgas.
Salah seorang pengungsi yang tidak ingin disebutkan namanya mengatakan, sangat bersyukur telah dibantu dan diselamatkan aparat TNI dan Polri untuk menyeberangi Sungai Kenyam yang cukup Deras.
"Terima kasih bapak TNI-Polri yang telah bekerja keras membantu kami, sungguh tidak mudah perjuangan kami selama berhari-hari untuk menyelamatkan diri, “ ujar salah satu pengungsi.
Pilot Susi Air Terdeteksi
Setelah beberapa hari tak diketahui keberadaannya, pilot Susi Air akhirnya terdeteksi oleh TNI-Polri.
Menurut Kapolda Papua Irjen Mathius D Fakhiri, pilot Susi Air tersebut kini berada di tangan KKB Papua pimpinan Egianus Kogoya.
Irjen Mathius D Fakhiri pun tak tinggal diam dan melayangkan ancaman kepada KKB Papua.
"Pilot ada di kelompok Egianus, kita masih belum bisa tahu kondisi pilotnya," kata Fakhiri di Mimika, Selasa (14/2/2023).
Seperti dilansir dari Kompas.com dalam artikel 'Soal Keberadaan Pilot Susi Air, Kapolda Papua: Pilot Ada di Kelompok Egianus'.
Fakhiri tak menjelaskan lokasi pilot berkewarganegaraan Selandia Baru tersebut.
Ia menegaskan, TNI-Polri akan melakukan penegakan hukum terhadap kelompok Egianus Kogoya yang membakar pesawat Susi Air di Lapangan Terbang Paro, Distrik Paro, Kabupaten Nduga, Papua Pegunungan, pada 7 Februari.
"Selaku Kapolda saya berharap kelompok Egianus dan kawan-kawan untuk setop melakukan aksi-aksi yang tidak perlu.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.