Berita Situbondo

Kasus DBD di Situbondo Tinggi, Sejak Januari Sudah 84 Pasien Dirawat, 1 Meninggal

Direktur RSU Abdoer Rachem, dr Roekmi mengatakan, dari data di rumah sakit jumlah pasien DBD yang dirawat inap mencapai 84 pasien.

Penulis: Izi Hartono | Editor: Deddy Humana
surya/izi hartono
RSU Abdoer Rachem Situbondo. 

SURYA.CO.ID, SITUBONDO - Anomali cuaca yang sulit diprediksi beberapa bulan terakhir memicu munculnya kasus demam berdarah dengue (DBD) di Situbondo. Bahkan selama 1,5 bulan terakhir sejak awal 2023, sudah ada 84 pasien DBD yang dirawat di RSU Abdoer Rachem Situbondo, dan satu di antaranya meninggal dunia dunia setelah menjalani perawatan medis.

Direktur RSU Abdoer Rachem, dr Roekmi mengatakan, dari data di rumah sakit jumlah pasien DBD yang dirawat inap mencapai 84 pasien. Rinciannya, sebanyak 73 pasien telah sembuh dan 10 orang masih menjalani perawatan intensif. "Dari 73 pasiem DBD yang sembuh, 53 di antaranya adalah anak-anak dan 20 dewasa," ujar Roekmi, Kamis (16/2/2023).

Menurutnya, sejauh ini masih 10 pasien DBD yang menjalani perawatan di RSU Rachem Situbondo, di antaranya 4 pasien dirawat ruang Kerinci, 3 pasien di ruang Argopuro dan satu pasien di ruang ICU, dan satu pasien di ruang Semeru ditambah satu pasien di ruang Arjuno. "Ada enam pasien anak dan empat pasien dewasa," jelasnya.

Saat ditanya pasien DBD yang meninggal, Roekmi tidak membantahnya. "Benar, ada satu pasien DBD yang meninggal dunia," terangnya.

Untuk itu, ia menyarankan para orangtua untuk mengetahui ciri ciri awal DBD, di antaranya panas tinggi, telapak tangan dan kaki dingin sehingga harus diperiksakan ke laboratorium. "Jika gejalanya seperti itu, lebih baik segera dibawa ke dokter atau rumah sakit," kata Roekmi.

Selain itu, untuk mengantipasi penyebaran nyamuk aedes aegypti pihaknya meminta masyarakat selalu menjaga kebersihan dan mengubur benda-benda yang tidak dipakai di luar rumah. "Prinsip PSN (pencegahan sarang nyamuk), misalnya selalu mengganti air di bak mandi, atau membuang air di kaleng atau bambu yang bisa menjadi sarang nyamuk."pungkasnya. *****

Sumber: Surya
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved