Nestapa Bocah di NTT Minta Listrik, Lelah Belajar dengan Lampu Minyak: Pak Jokowi, Tolong Bantu Kami
Untuk belajar di malam hari, anak-anak di Kampung Wulokolong, Flores Timur, NTT harus pakai lampu minyak tanah
Penulis: Christine Ayu Nurchayanti | Editor: Adrianus Adhi
Suasana belajar malam itu sungguh memilukan.
Mereka harus duduk berdempetan agar kebagian cahaya lampu.
Sebab cukup sulit bagi mereka untuk membaca dan menulis.
Seusai belajar, para siswa ini pun mengungkapkan curahan hatinya. Yohanes Kopong mengaku, sudah lelah belajar dengan kondisi seperti itu.
Baca juga: Antisipasi Penyakit Mulut & Kuku, 700 Sapi Asal NTT Dilarang Keluar Pelabuhan Tanjung Perak Surabaya
Sebab sudah belasan tahun mereka hidup tanpa penerangan listrik.
"Kami kalau malam sangat sulit belajar, kami butuh listrik di sini. Kami mohon bantuan dari pemerintah," pinta Yohanes.
Siswa lain, Katarina dan Dominika mengungkapkan hal senada. Mereka berharap Presiden Joko Widodo bisa membangun jaringan listrik ke kampung mereka.
"Pak Jokowi tolong bantu kami, kami sudah lelah belajar pakai lampu minyak tanah. Tolong kasih kami listrik," ucap keduanya.
Warga Kampung Wulokolong, Benediktus mengatakan, ketiadaan penerangan listrik membuat aktivitas warga terbatas.
Apalagi, para siswa yang hendak belajar di malam hari.
Ditambah lagi akses jalan yang tidak bisa dilalui kendaraan roda dua maupun roda empat.
Kondisi ini, lanjutnya, membuat para siswa dari kampung itu memilih berhenti bersekolah.
"Banyak yang tidak mau sekolah dan memilih kerja kebun. Ada juga yang merantau ke daerah lain. Ini lah kondisi yang kami alami di sini," ujarnya.
Baca juga: Warga NTT Jauh-jauh Temui Ganjar Pranowo di Semarang, Katanya: Pengen Belajar Politik
Ketua RT 16 Wulokolong Simon Sake Lamabewa menyebut, kampung itu dihuni 17 kepala keluarga (KK) dengan total populasi 65 jiwa.
Warga beberapa kali mengusulkan pembangunan jaringan listrik ke kampung itu melalui pemerintah desa setempat.
Namun hingga saat ini, belum ada jawaban dari pemerintah maupun Perusahaan Listrik Negara (PLN) Flores bagian timur.
"Kami hanya bisa berharap kampung ini bisa mendapat perhatian dari pemerintah. Karena di sini ada kehidupan dan generasi masa depan bangsa, khususnya Flores Timur," ucapnya.
>>>Ikuti Berita Lainnya di News Google SURYA.co.id
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.