KERUGIAN Susi Air Miliaran Rupiah setelah Pesawat Dibakar KKB Papua, Ternyata Pilot Tak Disandera
Susi Pudjiastuti dipastikan mengalami kerugian belasan miliar akibat pesawat Susi Air yang dibakar di Landasan Udara Paro, Kabupaten Nduga, Papua
Selain itu, daya tampung Pilatus Porter PC 6 ini mencapai 1.200 kilogram atau setara dengan 10 penumpang sehingga cocok untuk digunakan untuk menjangkau lokasi-lokasi yang hanya bisa dicapai oleh helikopter saja.
Pilatus Porter PC 6 juga dilengkapi berbagai fitur seperti roda dengan tekanan rendah, alat pengereman yang berjumlah dua buah, serta mampu menyerap angin melalui alat pendaratan sehingga pesawat dapat beroperasi di iklim atau cuaca yang ekstrem dan sulit.
Sehingga, pesawat ini cocok untuk beberapa misi seperti transportasi, penyaluran bantuan di tempat terpencil, fotografi udara, pelayanan medis, serta misi pencarian dan penyelamatan.
Sementara maskapai Susi Air menggunakan pesawat model ini untuk penerbangan perintis di wilayah pedalaman seperti Papua.
Susi Air menilai keunggulan dari pesawat ini dapat menggantikan kebutuhan transportasi yang tak dapat diakses oleh pesawat bertipe Piaggio Avanti Caravan.
Hal ini lantaran Pilatus Porter PC 6 dapat melakukan penerbangan dengan kecepatan rendah.
Sebelumnya, KKB pimpinan Egianus Kogoya mengklaim telah membakar pesawat Susi Air tersebut.
Adapun klaim tersebut disampaikan oleh juru bicara Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat-Organisasi Papua Merdeka (TNPB-OPM), Sebby Sambom.
"Sesuai laporan Egianus Kogoya, mereka telah melakukan pembakaran pesawat Susi Air dengan nomor registrasi PK-BvY di lapangan terbang Distrik Paro," ujar Sebby dikutip dari Tribun Papua.
Sebby mengungkapkan pembakaran pesawat tersebut dilakukan pada pukul 06.26 WIB.
Tak hanya pembakaran, pilot dari pesawat tersebut yang berasal dari Selandia Baru bernama Philips Marthen juga diklaim ditahan oleh kelompok Egianus Kogoya.
"Pilotnya kami tahan dan dia menjadi sandera kami, dan penyanderaan ini merupakan kedua kalinya yang kami lakukan," ungkapnya.
Terkait insiden ini, Sebby menyebut ada beberapa poin pernyataan sikap dari KKB pimpinan Egianus Kogoya.
Salah satunya adalah perintah kepada TNI dan Polri agar tidak melakukan penembakan dan interogasi kepada masyarakat sipil.