Profil Pesawat Susi Air yang Dibakar KKB dan Update Pilot Belum Ditemukan, TNI: Sudah Terdeteksi
Berikut profil Susi Air yang dibakar oleh KKB di Nduga, Papua Pegunungan, Selasa (7/2/2023)
Penulis: Christine Ayu Nurchayanti | Editor: Adrianus Adhi
SURYA.CO.ID - Inilah profil pesawat Susi Air yang dibakar oleh Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB).
Pesawat Susi Air dengan nomor registrasi PK-BVY tersebut dibakar pada Selasa (7/2/2023).
Peristiwa yang menimpa pesawat Susi Air tersebut terjadi di Bandara Paro, Nduga, Papua Pegunungan, Selasa (7/2/2023).
Kala itu, pesawat dikemudikan oleh pilot Philips Mark Methrtens.
Panglima Kodam XVII/Cenderawasih Mayjen M. Saleh Mustafa memastikan bahwa pesawat milik Susi Air bukan terbakar akibat kecelakaan.
"Dibakar oleh KKB," ujarnya.
Ia juga mengatakan bahwa Philips Marthen dibawa oleh KKB Papua.
(Pilot) Dibawa oleh kelompok EK (Egianus Kogoya)," ujarnya Mustafa.
Adapun, berikut profil dari Susi Air.
Profil Pesawat Susi Air
Melansir TribunnewsWiki.com, Susi Air adalah maskapai penerbangan yang berada di bawah perusahaan PT ASI Pudjiastuti Aviation.
Pemilik dan CEO-nya adalah Susi Pudjiastuti.
Berpusat dan berkantor di Pangandaran, Jawa Barat, Susi Air memegang Sertifikat Operator Udara AOC 135-028.
Saat awal berdiri dan beroperasi, Susi Air hanya memiliki dua pesawat.
PT ASI Pudjiastuti Aviation didirikan pada tahun 2004 dan Susi Air mulai beroperasi dengan 2 pesawat pada bulan Desember 2004.
Operasi pertama dilakukan di Medan pada tanggal 27 Desember 2004.
Tujuannya adalah kemanusiaan, sebagai tanggapan terhadap gempa bumi dan tsunami.
Sejak itu, 2 pesawat Susi Air telah secara permanen berbasis di Medan.
Pada tahun 2006 Susi Air mulai mengembangkan rute terjadwal yang berbasis di luar Medan dan telah berkembang secara signifikan.
Baca juga: SOSOK Pilot Susi Air yang Disandera KKB Papua Usai Pesawat Dibakar di Nduga, Ini Data 5 Penumpangnya
Hingga saat ini Susi Air mengoperasikan 49 armada pesawat yang terdiri atas32 Cessna Grand Caravan C208B, 9 Pilatus PC-6 Turbo Porter, 3 Piaggio P180 Avanti II, 1 Air Tractor AT802 “Fuel Hauler”, 1 Piper Archer PA-28 dan 1 LET 410 untuk pesawat sayap tetap.
Operasi helikopter dimulai pada akhir 2009 dengan 1 Agusta Westland Grand A109S dan 1 Agusta Westland Koala A119Ke bergabung dengan armada pada Maret 2010.
Susi Air mulai membuka penerbangan perdana untuk 6 wilayah, yakni Dabo, Singkep, Gunung Sitoli, Sumenep, Ternate, dan Masamba pada 4 Januari 2021.
Kemudian pada 6 Januari 2021 untuk wilayah Manokwari, Merauke, dan Wamena.
Perusahaan Susi Air telah memiliki 20 basis operasional utama di Medan, Banda Aceh, Padang, Dabo, Bengkulu, Jakarta, Pangandaran, Palangkaraya, Samarinda, Tarakan, Malinau, Kupang, Masamba, Manokwari, Biak, Nabire, Timika, Jayapura, Wamena, dan Merauke.
Operasi didukung lebih dari 140 pesawat, 75 insinyur dan mekanik pesawat, serta 650 staf darat dan pendukung lainnya.
Hingga kini, Susi Air sukses mencapai 150-225 penerbangan per harinya.
Sebanyak 40.800 jam penerbangan telah ditempuh.
Kemudian telah melayani 196 rute domestik, 164 tujuan domestik, dan 32 rute komersial.
Update Pilot Sudah Terdeteksi
Adapun berikut update pilot Susi Air Philips Marthen.
Melansir Kompas.com, Panglima TNI Laksamana Yudo Margono menyebutkan, pilot Susi Air, Philips Mark Methrtens, yang hilang kontak sesaat usai mendarat di Bandara Paro, Nduga, Papua Pegunungan, telah terdeteksi.
"Belum (ditemukan), tapi sudah terdeteksi. Makanya tadi sudah kami evakuasi 15 (pekerja bangunan puskemas), prioritasnya sekarang ini untuk mencari pilotnya," ujar Yudo Margono usai Rapim TNI-Polri di Hotel Sultan, Jakarta, Rabu (8/2/2023).
Adapun 15 pekerja yang dimaksud Yudo itu awalnya membangun puskesmas di Paro.
Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) mencurigai mereka sebagai anggota TNI dan BIN, pada Sabtu (4/2/2023). Para pekerja lalu kabur.
Kemudian, pada Selasa (7/2/2023), datang pesawat Susi Air dengan nomor registrasi PK-BVY yang dipiloti Philips dan ditumpangi lima orang, tiba di Bandara Paro.
KKB kemudian membakar pesawat itu. Kata Yudo, pilot dan lima penumpang kabur menyelamatkan diri ke arah yang berbeda.
"Iya, lain (pilot dan penumpang terpisah)," kata Yudo.
Kini, lanjut Yudo, lima penumpang pesawat itu telah kembali ke rumah masing-masing karena warga setempat atau orang asli Papua (OAP).
Sementara 15 pekerja dievakuasi ke Timika.
"Untuk penumpang saat ini semuanya sudah bisa diamankan, sudah dievakuasi. Enggak ada (penyanderaan)," ujar Yudo.
Pesawat Susi Air itu hilang kontak sesaat usai mendarat di Bandara Paro, Selasa (7/2/2023).
Representative Susi Air Donal Fariz menjelaskan, awalnya pesawat itu hilang kontak pada pukul 06.17 WIT. Lalu, pesawat itu dilaporkan terbakar.
>>>Ikuti Berita Lainnya di News Google SURYA.co.id
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.