Citizen Reporter
Tim Pengmas FPK Unair Surabaya Temukan Pencemaran Air Logam Berat di Brondong Lamongan
Tim Pengmas FPK Unair Surabaya mengungkap adanya temuan pencemaran air berupa logam berat di Desa Cumpleng, Kecamatan Brondong, Lamongan.
SURYA.co.id - Tim dosen dari Departemen Kelautan Fakultas Perikanan dan Kelautan (FPK) Universitas Airlangga (Unair) Surabaya menjawab kegelisahan Kelompok Pembudidaya Ikan (Pokdakan) terkait pencemaran air di Desa Cumpleng, Kecamatan Brondong, Lamongan.
Ketua Tim Pengmas FPK Unair, Sapto Andriyono, mengungkap adanya temuan logam berat di wilayah perairan itu.
Itu sebabnya, mereka memberikan penyuluhan tentang pencemaran logam berat dan pencemaran plastik di perairan, Sabtu dan Minggu (28-29/1/2023).
Itu dilanjutkan dengan aksi penanaman mangrove yang melibatkan siswa dan guru MA Al Ma'arif Lamongan.
“Di wilayah ini paling banyak logam berat pada sedimen, sementara pada air dan biota masih batas aman. Namun, tetap harus waspada dan melakukan upaya pencegahan agar pencemaran logam berat terus menurun. Salah satunya dengan melibatkan agen biologis. Pada tingkat masyarakat, salah satu upaya yang mungkin dilakukan adalah penanaman mangrove,’’ paparnya.
Menurutnya, mangrove selain memiliki fungsi ekonomi, mangrove juga berperan secara ekologi dan membantu menyerap logam berat di perairan.
Dengan demikian, manfaat ganda dari penanaman mangrove dapat dirasakan masyarakat.
Di samping itu, juga terdapat penyampaian materi mikroplastik dan sistem budidaya polikultur dari mitra Universitas Putra Malaysia (UPM) dan Universitas Malaysia Terengganu (UMT).
Pembudidaya di Lamongan banyak yang melakukan sistem polikultur yakni teknik budidaya dengan menempatkan dua atau lebih spesies dalam satu wadah budidaya.
Spesies lain yang dibudidayakan antara lain rumput laut (anggur laut), bandeng, udang, dan kerapu sebagai komoditas utamanya.
Berkaitan dengan hal itu, pada aplikasi budidaya rumput laut dapat menurunkan kandungan amonium di perairan.
Di lain sisi, sisa pakan dan feses dari ikan justru dapat meningkatkan pertumbuhan rumput laut sehingga dapat dikonsumsi masyarakat sebagai komoditas sampingan dari budidaya ikan kerapu/udang.
Secara teknis materi disampaikan melalui rekaman video disertai terjemahan.
“Mitra UPM dan UMT akan dihadirkan pada pertengahan Februari atau awal Maret untuk langsung meninjau dan memberikan saran masukan pada kegiatan di Lamongan,” ujar Sapto.
Pengmas itu didanai oleh World University Association for Community Development.
Asah Kreativitas, Mahasiswa ISTTS Tampilkan Beragam Kreasi Seni Jejepangan di Bunkasai 2025 |
![]() |
---|
HIGC Season 2, Turnamen Esport Tiga Hari Penuh Aksi, Tantangan, dan Kemenangan di Institut STTS |
![]() |
---|
Mahasiswa dan Dosen UISI Latih Warga Karangkiring Gresik Olah Kedelai Jadi Produk Bernilai Ekonomi |
![]() |
---|
Buka Wawasan Jurnalis Kampus, ISTTS Gelar Workshop Jurnalistik 'Menulis itu Mudah' |
![]() |
---|
Implementasi Gaya Komunikasi Gen Z, Mahasiswa Ubhara Hadirkan Stand up Comedy 'Roasting Cak Trubus' |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.