Berita Probolinggo

Waspada Kasus DBD, Dinkes Kota Probolinggo Lakukan Upaya Pengendalian Ini

Dinas Kesehatan, Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (Dinkes P2KB) Kota Probolinggo meminta warga mewaspadai potensi lonjakan kasus DBD

surya.co.id/danendra
Plt Dinkes P2KB Kota Probolinggo, dr. Nurul Hasanah Hidayati (tengah) menjelaskan upaya pengendalian DBD di awal tahun, Senin (16/1/2023). 

SURYA.CO.ID, PROBOLINGGO - Hampir tiap tahun, kasus demam berdarah dengue (DBD) di Kota Probolinggo mulai merangkak naik pada Januari-Mei.

Dinas Kesehatan, Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (Dinkes P2KB) Kota Probolinggo pun meminta warga untuk mewaspadai potensi lonjakan kasus DBD di awal tahun 2023.

Plt Dinkes P2KB Kota Probolinggo, dr Nurul Hasanah Hidayati mengatakan pihaknya mewaspadai kecenderungan peningkatan kasus DBD siklus lima bulanan (Januari-Mei) yang nyaris terjadi tiap tahunnya.

Pada 2022 misalnya, di rentang Januari hingga Mei, terdapat total 175 kasus dengan 4 kasus kematian akibat DBD di Kota Probolinggo.

"Pemkot Probolinggo telah menyiapkan langkah antisipasi dan pengendalian DBD," kata Ida, sapaan Plt Dinkes P2KB Kota Probolinggo, Senin (16/1/2023).

Ida menyebut langkah tersebut tertuang pada Surar Edaran (SE) Wali Kota Probolinggo, Habib Hadi Zainal Abidin Nomor 443/6756/425.102/2022 Tentang Kewaspadaan dan Pengendalian DBD, yang dikeluarkan Senin (28/11/2023).

Dalam SE itu, Habib Hadi meminta jajaran untuk mengingatkan dan mengajak masyarakat melalui kegiatan penyuluhan pemberantasan sarang nyamuk 3M Plus (Menutup, Menguras tempat-tempat penampungan air, Memanfaatkan barang bekas minimal seminggu sekali di lingkungan tempat tinggal serta Menghindari gigitan nyamuk).

Selain itu, menerapkan satu rumah satu jumantik (juru pemantau jentik).

"Kami telah menggencarkan upaya pengendalian DBD sesuai arahan Wali Kota Probolinggo," sebutnya.

Dia mengungkapkan Kecamatan Kanigaran menjadi wilayah dengan tingkat kasus DBD tertinggi pada 2022, yakni 82 kasus.

Faktor tingginya kasus DBD di Kecamatan Kanigaran dikarenakan kepadatan permukiman.

Padatnya permukiman meningkatkan risiko penularan DBD.

Umumnya, nyamuk, termasuk Aedes Aegypti pembawa virus dengue penyebab DBD, mempunyai jarak jelajah atau terbang sekira 200 meter.

Sehingga satu nyamuk Aedes Aegypti berpotensi menularkan virus dengue ke beberapa orang.

"Selain cuaca tak menentu dan kurangnya upaya 3 M Plus, padatnya permukiman memicu tingginya kasus DBD. Kami berupaya menekan kasus DBD tahun ini," terangnya.

Halaman
12
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved