BIODATA Kak Seto yang Jadi Bagian Tim Medis Menangani Malika Korban Penculikan di Gunung Sahari

Kak Seto diminta jadi bagian tim medis menangani Malika, korban penculikan di Gunung Sahari. Berikut profil dan biodatanya.

kompas.com / Nabilla Ramadhian
Kak Seto Saat Mengunjungi Malika Korban Penculikan di Gunung Sahari. Ia diminta jadi bagian tim medis untuk menangani Malika. Simak profil dan biodatanya. 

SURYA.co.id - Inilah profil dan biodata Kak Seto yang diminta jadi bagian tim medis menangani Malika, korban penculikan di Gunung Sahari.

Diketahui, Ketua Lembaga Perlindungan Anak Indonesia (LPAI) Seto Mulyadi mengatakan, ia diminta menjadi bagian dari tim medis yang menangani Malika (6).

Hal itu disampaikan Seto usai menjenguk gadis kecil korban penculikan itu di RS Polri, Kramat Jati, Jakarta Timur, Rabu (4/1/2023).

"Saya pribadi, sebagai psikolog, juga diminta menjadi salah satu staf dari psikolog dan psikiater yang sudah ada," ujar dia.

Pria yang akrab disapa Kak Seto ini menambahkan, ia akan menjadi bagian dari tim untuk kesehatan jiwa Malika.

Seperti dilansir dari Kompas.com dalam artikel 'Kak Seto Jadi Bagian Tim Medis yang Menangani Malika'.

Terkait kondisi terkini Malika, Kak Seto melihat bahwa ia sudah ceria dan gembira.

"Ceria dan bernyanyi lagu anak-anak seperti Balonku, Cicak-cicak di Dinding, Satu-satu Aku Sayang Ibu, dan lain sebagainya, dengan lantang," jelasnya.

Kompas.com berkesempatan mengikuti Kak Seto mengunjungi ruangan Malika pada pukul 11.40 WIB.

Berdasarkan pantauan di lokasi, Malika terdengar gembira saat dikunjungi Kak Seto. Bahkan, ia terdengar bernyanyi dengan lantang sambil bertepuk tangan.

"Bangun tidur, ku terus mandi. Tidak lupa, menggosok gigi..." demikian nyanyian Malika, seperti yang terdengar dari balik pintu.

Malika juga sempat terdengar menyanyikan lagu Cicak-cicak di Dinding, yang diikuti oleh sorak sorai dan tepuk tangan dari keluarganya, serta Kak Seto dan jajaran yang berkunjung.

Namun, saat ditanya lebih rinci soal kondisi Malika, Kak Seto enggan memberi jawaban.

"Kondisi tepat mohon satu pintu, mungkin dari Kepala Rumah Sakit. Saya tidak berwenang menjelaskan detail, biar satu pintu," pungkas Kak Seto.

Baca juga: UPDATE Nasib Penculik Malika setelah Korban Akui Dipukul dan Ditendang, Terancam 10 Tahun Penjara

Biodata Kak Seto

Dr. Seto Mulyadi, S.Psi., M.Si. lahir di Klaten, 28 Agustus 1951.

Kak Seto memiliki seorang kakak, Maruf Budiharjo Mulyadi serta saudara kembar laki-laki bernama Kresno Mulyadi yang seorang psikiater anak di Surabaya.  

Sejak kecil, ia dikenal sebagai sosok yang bandel dan tidak bisa diam.

Ia juga pernah beberapa kali jatuh hingga sempat mengalami fobia, namun ia selalu melatih diri agar fobia tersebut hilang dengan melakukan aktivitas ekstrim seperti parkour.

Kak Seto hijrah ke Jakarta lantaran kecewa tidak diterima di Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga maupun Universitas Indonesia.

Dari kekecewaannya itu, ia memutuskan untuk pindah ke Jakarta meski tanpa bekal dan keahlian apapun.

Di sana, ia memulai hidup dengan kerja serabutan sembari menunggu tes Fakultas Kedokteran tahun berikutnya.

Tidak berjodoh dengan Fakultas Kedokteran, Kak Seto lantas memutar tujuan dan masuk Fakultas Psikologi atas saran Pak Kasur yang ia kenal sejak ia menjadi asisten pemilik Taman Kanak-kanak.

Kak Seto menyelesaikan pendidikan Sarjana di Fakultas Psikologi Universitas Indonesia pada 1981, Pendidikan Magister Bidang Psikologi Program Pascasarjana Universitas Indonesia pada 1989, dan meraih gelar Doktor bidang Psikologi Program Pascasarjana Universitas Indonesia pada 1993.

Menjadi asisten Pak Kasur adalah pekerjaan ayah empat anak kala itu yang kemudian dilanjutkan dengan mengisi acara Aneka Ria Taman Kanak-kanak bersama Henny Purwonegoro.

Di sana, Kak Seto mendongeng, mengisi acara belajar sambil bernyanyi, dan bermain sulap bersama anak-anak.

Ilmu yang didapat dari Pak Kasur ia gabungkan dengan ilmu yang ia miliki, yakni teknik sulap yang telah ia pelajari sejak duduk di bangku Sekolah Dasar.

Sedangkan ilmu mendongeng didapat melalui belajar dan berdasarkan pengalamannya.

Menjadi bagian dari anak-anak memang dituntut untuk selalu kreatif, menyeimbangi pikiran-pikiran kreatif dan penuh imajinasi.

Saat itulah karakter Si Komo diciptakan oleh Kak Seto.

Berupa boneka Si Komo dan lagu yang diciptakan, karakter Si Komo menguat dan banyak dikenal.

Acaranya banyak ditunggu dan membuat namanya kian tenar, kondisi perekonomiannya pun membaik.

Kesuksesan inilah yang kemudian mengantarkan Kak Seto memborong beberapa penghargaan seperti The Outstanding Young Person of the World, Amsterdam; kategori Contribution to World Peace, dari Jaycess International pada 1987.

Ia juga mendirikan Yayasan Mutiara Indonesia dan Yayasan Nakula Sadewa.

Pada 1998, ia pernah menjabat sebagai Ketua Umum Komisi Nasional Perlindungan Anak.

Kecintaannya pada anak-anak jugalah yang mengantarkannya membagi kisah lewat buku yang ia tulis, Anakku, Sahabat, dan Guruku.

Kak Seto memiliki seorang istri bernama Deviana.

Dari pernikahan keduanya, mereka dikaruniai empat orang anak yakni Eka Putri, Bimo, Shelomita, dan Nindya Putri.

Pada tahun 2007, Kak Seto mendirikan sekolah alternatif bernama Homeschooling Kak Seto. 

HSKS begitu singkatannya, merupakan lembaga pendidikan alternatif yang menjadi salah satu solusi pendidikan bagi anak-anak Indonesia baik yang berada di dalam negeri maupun luar negeri.

Sesuai dengan visinya, yaitu menyediakan program pendidikan bagi anak agar memiliki keterampilan, life skill, dan karakter yang kukuh sebagai calon pemimpin bangsa pada masa depan.

Homeschooling Kak Seto terus berusaha meningkatkan standar kualitas pembelajaran sehingga proses belajar menjadi menyenangkan, memberikan materi pembelajaran yang terkini, serta menyediakan tutor - tutor dengan pengetahuan dan pengalaman profesional.

Beberapa alumni maupun siswa Homeschooling Kak Seto diantaranya: Dhea Seto, Ayushita, Hanggini P.Retto, Nikita WIlly, Prilly Latuconsina, Citra Scholastika dan Ray Prasetya.

>>>Ikuti Berita Lainnya di News Google SURYA.co.id

Sumber: Kompas.com
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved