Berita Surabaya

Berkat Sulam Pita, Kampung Babat Jerawat Surabaya Raih Juara 1 Kampung Kreatif Inovatif

Sulam pita karya Aniek ini bisa dijadikan bros, sarung bantal, cover toples, taplak meja hingga cover tempat tisu.

Penulis: Zainal Arif | Editor: Titis Jati Permata
surya.co.id/zainal arif
Aniek Sugiarti saat menujukan beberapa produk Anastha's Handycraft di Balai RT 07 RW 08 Kelurahan Babat Jerawat Kecamatan Pakal Kota Surabaya, Senin (26/12/2022). 

SURYA.CO.ID, SURABAYA - Aniek Sugiarti, pemilik Anastha's Handycraft, warga kampung Babat Jerawat RT 07 RW 08 Kelurahan Babat Jerawat Kecamatan Pakal Kota Surabaya, mengembangkan kreasi sulan pita.

Sulam pita karya Aniek ini bisa dijadikan bros, sarung bantal, cover toples, taplak meja hingga cover tempat tisu.

Sejak kecil dirinya mengaku sudah menyukai kegiatan sulam menyulam berkat ibunya.

Aniek mengawali usahanya sejak tahun 2012, melalui kain belacu dirinya mampu membuat berbagai kreativitas seperti tas, tutup toples dan lainnya. Bahkan sudah mengirim hasil seninya itu keluar daerah.

"Sudah 10 tahun usaha saya berdiri, alhamdulillah saya sudah pernah mengirim keluar daerah bahkan pernah ikut pameran di Jakarta," ujar Aniek kepada SURYA.co.id, Senin (26/12/2022).

Lewat kepiawaian tangan kreatif nya, Aniek dapat membuat karya yang unik yang cantik serta memiliki nilai ekonomis yang cukup menjanjikan.

Sementara untuk proses pembuatannya, Aniek mengawalinya dengan menyiapkan beberapa bahan seperti kain belacu, pencil, gunting dan pita.

Aniek memotong kain belacu sesuai kebutuhan, kemudian kain tersebut dicuci dan disetrika sebelum disulam.

"Kenapa dicuci dan disetrika dulu? Soalnya supaya kain tidak mengkeret (berkerut) apabila dicuci saat kotor oleh pembeli," ujarnya.

Kemudian kain tersebut dibentuk Aniek sesuai dengan kebutuhan, lalu dilanjutkan proses menggambar menggunakan pencil pada kain belacu.

Setelah motif tergambar, Aniek kemudian melakukan proses penyulaman pita pada kain belacu.

"Tak lupa saya juga menggunakan jasa penjahit untuk finishing. Ini saya lakukan supaya dapat memberdayakan para penjahit istilahnya membagi rezeki saya," ungkapnya.

Mengenai harga Aniek membandrol dengan harga puluhan ribu sampai ratusan ribu rupiah tergantung dari kesulitan motif dan ukuran sulam pita.

“Harga tergantung dari ukuran, seperti satu set taplak dan tempat tisu Rp 225 ribu. Kalau yang paling murah brose Rp 20 ribu," katanya.

Diakui Aniek, karna sulam pita memiliki seni kreativitas yang tinggi tidak semua orang bisa menuangkan imajinasi kedalam motif sulam pita pada kain belacu.

Halaman
12
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved