Berita Tulungagung
Jelang Nataru, Dinkes Tulungagung Temukan Banyak Makanan Tak Penuhi Syarat Konsumsi
Dinas Kesehatan Kabupaten Tulungagung melakukan inspeksi makanan dan minuman menjelang Natal dan Tahun Baru (Nataru).
Penulis: David Yohanes | Editor: Titis Jati Permata
SURYA.CO.ID, TULUNGAGUNG - Dinas Kesehatan Kabupaten Tulungagung melakukan inspeksi makanan dan minuman menjelang Natal dan Tahun Baru (Nataru).
Inspeksi kali ini menyasar jalur distribusi makanan dan minuman, terutama di toko modern dan retail.
Menurut Kasi Kefarmasian Dinkes Tulungagung, Masduki, pihaknya selalu rutin mengawasi peredaran makanan dari tingkat industri.
"Secara rutin kami melakukan pengawasan peredaran makanan dan minuman dari industrinya. Namun kali ini di jalur distribusi," terang Masduki, Rabu (22/12/2022).
Inspeksi ini bertujuan mengawal mutu keamanan pangan, dan melindungi kesehatan masyarakat.
Apalagi menjelang Nataru permintaan makanan dan minuman akan meningkat.
Dari kegiatan ini, petugas mendapati banyak produk makanan yang tidak memenuhi syarat.
Salah satunya kerupuk yang mengandung rodamin B.
Kerupuk pasir berwarna merah terang ini ditemukan di pusat oleh-oleh dekat Stasiun Tulungagung.
Petugas langsung meminta kerupuk itu tidak pajang dan dipasarkan.
"Sebelumnya kami sudah melakukan tes terhadap produk kerupuk itu dan positif rodamin B. Makanya langsung kami perintahkan agar diturunkan," ujar Masduki.
Masduki dan timnya juga menemukan industri yang berlaku curang, dengan memakai izin edar produk lain.
Produk makanan ringan dari industri yang melakukan kecurangan ini juga diminta untuk diturunkan.
Selain itu petugas juga menemukan produk makanan yang tidak ada izin edarnya.
"Ada banyak produk tanpa izin edar, mulai dari kerupuk, manco, kacang, keripik tempe dan alen-alen," ungkapnya.
Sementara hasil inspeksi di toko modern, petugas menemukan produk susu dan makanan dengan kaleng yang penyok.
Penyoknya kemasan makanan dan minuman ini karena proses penanganan yang salah.
Penyoknya kemasan kaleng ini juga akan memicu karat dan merusak produk di dalamnya.
Selain itu ditemukan produk obat tradisional, namun dijual sebagai produk pangan.
"Hari ini kami mendatangi 5 ritel dan 2 toko modern. Kami fokus di tempat-tempat yang banyak dikunjungi warga," papar Masduki.
Inspeksi ini akan terus dilakukan hingga 30 Desember 2022 nanti.
Diharapkan dengan inspeksi ini hanya makanan yang memang layak edar yang dikonsumsi masyarakat.