Brigadir J Ditembak di Rumah Jenderal
3 FAKTA Bharada E Tersiksa Dibui dan Putuskan Bongkar Skenario Ferdy Sambo: Menangis Curhat Ke Ibu
Bharada E tersiksa dibui hingga akhirnya memutuskan untuk jujur terkait kasus pembunuhan Brigadir J. Berikut rangkuman pengakuannya.
Penulis: Putra Dewangga Candra Seta | Editor: Adrianus Adhi
SURYA.co.id - Inilah rangkuman fakta tentang pengakuan Bharada E tersiksa dibui hingga akhirnya memutuskan untuk jujur terkait kasus pembunuhan Brigadir J.
Diketahui, sebelum membongkar skenario Ferdy Sambo, Bharada E sempat curhat kepada ibunya, Rynecke Alma Pudihang.
Bharada E curhat sambil menangis, dan memutuskan untuk berkata jujur.
Curhat Bharada E ini diungkap sang ibunda ketika menjadi bintang tamu di acara Rosy Kompas TV.
Berikut rangkuman faktanya.
1. Mengaku Ingin Jujur
Mulanya, Ine sapaan akrab ibunda Bharada E mengaku berkesempatan bertemu sang anak di Mabes Polri.
Ine sangat terpukul melihat putra tersayangnya sudah mengenakan pakaian tahanan oranye.
"Sampai di Mabes Polri, Richard bikin pengakuan, saya ketemu, dan dia (Richard) sudah pakai kemeja oranye, hancur hati saya."
"Saya bilang anak saya (biasanya) pakai seragam polisi, malam ini saya lihat dia pakai kemeja oranye sebagai tahanan," kata Rynecke dikutip dari Kompas Tv, Minggu (4/12/2022).
Di momen tersebut, Ine dan Junus bertemu langsung dengan Bharada E yang kondisinya sudah ingin berkata jujur.
Ine memeluk Bharada E seraya menasihati sang putra agar tak usah ada yang ditutup-tutupi.
"Kami berpelukan, dan saya bilang 'Adek harus jujur jangan ada yang ditutup-tutupi, jadi adek sekarang merasa tersiksa'." kata Ine.
"Dia menjawab 'Saya mau jujur mak, apapun hukumannya, saya harus jujur, saya harus buka semuanya," sambungnya.
Sungguh lega perasaan Ine mengetahui Bharada E sudah ingin berkata jujur.
2. Bharada E tersiksa
Setelah pertemuan malam itu, Ine dan Junus hendak kembali ke Manado.
Namun tiba-tiba, ponsel Ine bergetar yang rupanya telepon dari sang putra
"Pada tanggal 6 Agustus 2022, kami akan kembali ke Manado, tiba-tiba Hp saya bunyi, ternyata Icad (richard Eliezer) yang menelpon." kata Ine.
Sambil menangis, Bharada E mengaku merasa tersiksa.
"Pada tanggal 6 Agustus 2022, kami akan kembali ke Manado, tiba-tiba Hp saya bunyi, ternyata Icad (richard Eliezer) yang menelpon."
"Dia (Richard) menangis, dan katanya 'Mamah saya sudah tersiksa, saya merasa sangat tersiksa'. Waktu itu dia ditahan tiga hari ditahan."
"(Richard mengatakan) 'Mamah saya sudah tersiksa, hanya makan nasi sama sayur dan yang lain yang juga terlibat enak-enakan di luar (penjara), saya akan bicara jujur'. Dia mengatakan itu, lalu kami nangis," lanjut Rynecke.
Kepada Richard Eliezer, Rynecke memintanya untuk berkata jujur sesuai peristiwa yang terjadi.
"bilang sama dia 'Adek harus bicara jujur'. Ini kan bukan hanya perbuatan dia, lainnya yang terlibat enak-enakan di luar, adek harus jujur."
"Lebih baik kamu pulang ke Manado dek, dari pada kamu jadi seperti ini."
"Kalau mamak bisa gantikan kamu, biarlah mamak yang gantikan kamu. (Hati) saya sakit," kata Rynecke sembari mengusap air mata.
3. Minta Orangtua Datang
Permintaan itu lantas dijawab Richard Eliezer.
Bharada E minta orangtuanya datang ke Mabes Polri.
"Saya mau jujur mamak, Jadi malam itu dia minta kami harus datang ke sana, ke Mabes," kata Richard kepada ibundanya.
Berikut video selengkapnya:
Pesan Ibu Bharada E ke Putri Candrawathi dan Ferdy Sambo
Pesan menyentuh diucapkan Rynecke Alma Pudihang, ibu Bharada E atau Bharada Richard Eliezer Pudihang Lumiu untuk Putri Candrawathi, istri Ferdy Sambo.
Dalam wawancara di program Rosi Kompas TV, ibu Bharada E meminta Putri Candrawathi menggunakan nalurinya sebagai seorang ibu untuk mengungkap kejujuran di sidang pembunuhan Brigadir J.
Ibu Bharada E juga mengingatkan Putri Candrawathi memiliki anak-anak seperti halnya dia dan ibu Brigadir J, Rosti Simanjuntak.
Hal itu diungkapkan Rynecke Alma Pudihang saat menanggapi video anaknya ketika bersimpuh meminta maaf kepada ibunda Brigadir J.
"Saya sebagai perempuan, sebagai seorang ibu, pertama-tama saya bisa merasakan apa yang dirasakan ibu Yosua.
Bagaimana kehilangan anak. Kita sebagai seorang ibu pasti hancur. Bagaimana anak sudah meninggal tak bisa melihat lagi," kata Ine, panggilan Rynecke Alma Pudihang.
Ine mengaku hancur hatinya ketika melihat anaknya yang biasanya bertugas, sekarang menjadi tahanan dan terdakwa.
"Hancur hati saya, meski tak sehancur ibu rosti," katanya.
Sebagai seorang ibu, Ine juga memohon kesadaran kepada Putri Candrawathi yang juga seorang ibu dari anak-anaknya.
"Mohon kepada ibu putri, ibu kan juga punya anak. Seandainya anak ibu menjadi korban seperti anak saya dan anak ibu rosti bagaimana perasaan ibu Putri," kata Ine sambil terisak.
Sementara itu, Sunandag Junus Lumiu, ayah Bharada E mengatakan sebagai laki-laki meminta Ferdy Sambo untuk jantan dan bertanggungjawab dalam permasalahan ini, serta tidak mengorbankan anaknya, Bharada E.
"Anak saya hanya pangkat paling rendah," ucap Junus sambil menangis hingga membuka kaca mata yang sudah berlinang air mata.
"Saya selaku orangtua dari Icad. Saya minta kepada pak Sambo. Jangan menjadikan anak saya korban dalam permasalahan ini.
Sekali lagi saya minta kepada pak Sambo, harus jantan, harus bertanggungjawab. Harus mengakui permasalahan. Jangan anak saya menjadi korban, pangkat yang paling rendah,
Apa artinya sebagai Bharada melawan seorang jenderal," ujar Junus dengan tetap terisak.
Rynecke lalu menambah pesan untuk Ferdy Sambo.
"Untuk bapak Ferdy Sambo. Kalau bisa kita punya hati semua. Untuk apa bertahan pada kebohongan. Kalau bisa jujurlah sejujurnya apa yang sudah bapak perbuat. Apa yang bapak lakukan mengorbankan anak kami. Anak kami terlalu baik untuk menjadi korban seperti ini.
"Kalau bisa bapak jujur, bertanggungjawab dan mengakui agar semua permasalahan ini menjadi clear"
"Kami siap menerima apapun. Saya tahu anak kami bersalah, tapi jangan hanya bebankan kesalahan untuk anak saya.
"Jadi untuk Pak Sambo, kalau bisa punya hatilah kita sebagai orangtua.
Bapak juga punya anak kan. Seandainya anak bapak, dikorbankan seperti itu. Menjadi korban seperti ini bagaimana hancurnya hati seorang ayah. Anak laki-laki yang menjadi kebanggan dalam keluarga," ucap Ine.
Ine lalu mengungkit soal kondisi keluarganya yang terbatas, namun tetap mengedepankan hati.
"Kita keluarga bukan seperti keluarga bapak yang semua ada. Punya uang, punya segala-galanya.
Kita yang ada sama kita cuma hati, Gak ada apa-apa.
Kami mearsa Icad ini kebanggaan yang mengangkap derajat keluarga.
Meminta dengan sangat kepada pak sambo, bisa mengakui apa yang terjadi, apa yang telah dilakukan agar masalah ini cepat selesai.
Kami kasihan anak kami kelihatan lelah dalam menghadapi masalah ini.
Semoga Pak Sambo bisa mendengarkan dan bisa menyadari dan bisa mengakui semuanya," tukas Ine.
>>>Ikuti Berita Lainnya di News Google SURYA.co.id