Memilih Damai
Isu Primordial Tak Laku di Pilpres 2024, 3 Figur Termasuk Erick Thohir Masuk Calon Alternatif
Pemilih rasional mulai memetakan alternatif calon pemimpin yang akan dipilih dalam Pemilu 2024.
Penulis: Bobby Constantine Koloway | Editor: irwan sy
Pengamat Ekonomi Politik, Fachry Ali, menyambut baik hasil survei tersebut. Ini menjadi alarm bagi kandidat untuk tak boleh hanya sekadar menjual isu primordial.
"Fenomena ini memperlihatkan bahwa dasar struktur masyarakat dalam konteks demografi sedang bergerak. Mereka yang lahir tahun 80-an ke bawah, semakin kecil, di atas itu semakin membesar," katanya.
Masyarakat semakin dewasa dengan memperhitungkan banyak hal dalam memilih figur pemimpin, dibanding berbicara latar belakang kedaerahan. "Kelihatannya, bahwa ikatan primordial di bidang etnik, mengalami declining (penolakan)," katanya.
Sekali pun, ia mengakui bahwa isu primordial tak bisa lepas begitu saja dalam pemilu, misalnya ketika berbicara soal agama. Namun, seorang kandidat pemimpin masih harus ditopang dengan berbagai hal pendukung, seperti program dan pengalaman.
Apalagi, pemimpin nasional berlatarbelakang dari luar Jawa juga bukan lah baru. Misalnya, dengan nama Hamzah Haz hingga Jusuf Kalla yang pernah menjadi Wakil Presiden.
Figur-figur tersebut justru membuktikan adanya faktor elektoral. "Munculnya kandidat pemimpin yang berasal dari luar Jawa, justru bisa jadi penyeimbang," katanya.
Apalagi, dengan keberadaan media massa hingga media sosial semakin mempermudah seorang kandidat dalam melakukan sosialisasi. "Para calon pemimpin ini harus menarik bagi pemlihnya. Ini menarik, sebab milenial memiliki kecenderungan untuk tak terlibat secara langsung dalam politik," katanya.