KKB Papua

KKB Papua Membabi Buta Lagi, Berondong Aparat Gabungan hingga 1 TNI Terluka, Ini Kronologinya

KKB Papua Membabi Buta Lagi, Berondongkan Tembakan ke Aparat Gabungan hingga 1 TNI Terluka. Berikut kronologinya.

tribratanews
Satu anggota TNI terluka akibat serangan KKB Papua di Kabupaten Puncak, sedang dalam penanganan medis. 

SURYA.co.id - Para anggota Kelompok Kriminal Bersenjata atau KKB Papua membabi buta lagi di Wilayah Kabupaten Puncak.

Mereka memberondongkan tembakan ke arah aparat TNI-Polri yang sedang berpatroli.

Akibatnya, satu anggota TNI terluka akibat serangan KKB Papua tersebut.

Melansir dari tribratanews, serangan KKB Papua pimpina Numbuk Telenggen itu terjadi di Kampung Yenggemok, Distrik Gome, Kabupaten Puncak, Minggu (13/11).

Penembakan yang terjadi sekitar pukul 11.37 WIT tersebut dilakukan saat Aparat TNI-Polri sedang melaksanakan Patroli dan cipta kondisi di sekitaran Distrik Gome, Kabupaten Puncak dan terdengar arah tembakan dari Bukit Tepuk.

Kasatgas Humas Ops Damai Cartenz 2022 Kombes Pol Drs. Ahmad Musthofa Kamal, S.H membenarkan peristiwa tersebut.

Ia mengatakan gangguan tersebut kemudian direspon aparat dengan memberikan tembakan balasan sehingga terjadi kontak tembak antara Aparat TNI-Polri dengan Kelompok KKB Papua tersebut.

“Akibat penyerangan yang dilakukan oleh Kelompok Kriminal Bersenjata Pimpinan Numbuk Telenggen, seorang anggota TNI terkena tembakan dibagian paha kanan sehingga dengan cepat personel mengevakuasi korban ke Puskesmas Ilaga,” jelasnya.

Kombes Pol Kamal melanjutkan, setelah mendapatkan penanganan awal di Puskesmas Ilaga, Korban kemudian dilarikan menuju Bandara Ilaga untuk bergeser ke Kabupaten Mimika guna mendapatkan penanganan medis lebih lanjut.

“Untuk korban dalam keadaan sadar dan telah dievakuasi menggunakan Helikopter Kadal milik TNI AU untuk dilanjutkan penanganan medis di Rumah Sakit Timika,” ujar Kasatgas Humas.

Diakhir penyampaiannya, ia mengatakan bahwa pelaku penembakan masih dalam penyelidikan dan pengejaran.

KKB Papua Serang Pekerja di Beoga

Sebelumnya, KKB Papua menyerang empat pekerja bangunan yang sedang membangun Puskesmas Beoga Barat, Distrik Beoga, Kabupaten Puncak, Papua, Selasa (8/11/2022).

Akibat kejadian tersebut satu pekerja tewas dan satu lainnya mengalami luka tembak.

"Telah terjadi insiden di Beoga, ada empat korban, dua sudah dievakuasi ke Timika dan yang dua belum," ujar Kapolda Papua Irjen Mathius D Fakhiri, di Jayapura, Selasa (8/11/2022).

Seperti dilansir dari Kompas.com dalam artikel 'KKB Serang Pekerja yang Bangun Puskesmas di Beoga Papua, 1 Orang Tewas'.

Fakhiri menyebut, dua orang yang telah dievakuasi ke Timika, Kabupaten Mimika, adalah korban tewas atas nama Wahyu dan korban yang menderita luka tembak bernama Ilham.

Sementara dua korban lain yang masih di Beoga dipastikan selamat. Fakhiri menyebut, kedua pekerja yang selamat itu mengalami trauma.

Proses evakuasi dua korban lainnya akan segera dilakukan, tergantung kondisi cuaca di lokasi kejadian.

"Masuk ke Beoga butuh proses waktu, dia tergantung cuaca, kalau hari ini tidak bisa maka besok akan dilanjutkan," kata Fakhiri.

Terkait kronologi penyerangan dan identitas pelaku, Fakhiri menyebut, polisi sedang mendalaminya.

"Saya sudah perintahkan Direskrimum Polda Papua bersama Satgas Ops Damai Cartenz untuk mendalami kejadian tersebut dan mengevaluasi kejadian," tutur Fakhiri.

Serang 8 Pekerja

Sebelumnya di lokasi yang sama, delapan pekerja jaringan telekomunikasi tewas ditembak KKB Papua di Distrik Beoga, Kabupaten Puncak, Papua, Rabu 2 Maret 2022.

Para korban diserang ketika memperbaiki Tower Base Transceiver Station (BTS) 3 Telkomsel yang lokasinya berada di ketinggian dan belum terdapat akses jalan darat.

Akibatnya, delapan orang tewas dalam peristiwa itu, salah satunya anak kepala suku.

Kemudian pada Kamis 4 Maret 2022, 12 personel Pos Koramil Dambet sedang melaksanakan patroli sekaligus memperbaiki saluran air yang berjarak sekitar 50 meter dari pos.

Tiba-tiba, mereka diserang dan ditembaki KKB. Berdasarkan laporan, terdapat 15 anggota KKB Papua yang membawa tiga pucuk senjata api laras panjang dalam penyerangan itu.

Kontak senjata terjadi beberapa saat. Akhirnya, personel Pos Koramil Dambet menghalau mundur KKB ke arah Kampung Ogamki, Distrik Beoga.

Akibat kontak senjata tersebut, satu personel TNI bernama Pratu Herianto mengalami luka terkena tembakan pada bagian leher bawah telinga.

Pada Jumat 4 Maret 2022, Pratu Herianto dievakuasi menggunakan pesawat kecil ke Kabupaten Mimika dan kini telah dirawat di RSUD Mimika.

Tujuh pekerja tewas dalam penyerangan tersebut dan cuma 1 orang yang selamat yakni Nelson Sarira.

Saat terjadi serangan, Nelson mengaku sempat melarikan diri ke jurang.

Di waktu bersamaan, rekan-rekan Nelson sudah terbangun dari tidur mereka dan berniat melarikan diri.

Tetapi, pasukan KKB Papua sudah lebih dulu mengepung tenda mereka.

Lantaran berada di paling ujung tenda, Nelson bisa melarikan diri dan bersembunyi.

"Saya langsung lompat keluar tenda dan sembunyi di semak-semak," ujar Nelson.

Dalam kondisi tubuh gemetar setelah melihat kekejian anggota KKB Papua, Nelson pun menaiki bukit.

Setelah pagi datang, Nelson kemudian turun dan kembali ke tenda kamp dan para anggota KKB sudah tidak ada lagi.

Namun, ia melihat bagian dalam tenda sudah penuh darah.

Barang-barang berupa HP dan laptop amblas dicuri anggota KKB Papua.

Barang yang tersisa hanya berupa pakaian. Salah satu barang yang diambil Nelson adalah sarung.

"Semua penuh darah. Barang-barang sudah dibawa mereka," bebernya.

Ia mengungkapkan, pembantaian dilakukan ketika dirinya dan rekan-rekan tengah beristirahat di tenda sebelum melakukan perbaikan Tower Base Transceiver Station (BTS) 3 Telkomsel.

Dia menceritakan bahwa KKB Papua saat itu ada sekitar 10 orang membawa senjata tajam dan senjata api.

Mereka masuk ke dalam kamp dan melakukan penyerangan.

Ada delapan orang yang tewas dalam peristiwa tersebut, satu di antaranya anak kepala suku yang mendampingi para pekerja.

"Semua sudah habis, iya, semuanya, satu kumpulan," katanya.

"Saya yang lari, pas dia masuk, saya lari ke luar. Masuk ke jurang," ungkapnya dikutip dalam video yang tayang di Kompas TV.

Setelah melihat situasi aman, Nelson lalu mengirimkan kode bahaya dengan melambaikan tangan ke kamera CCTV untuk meminta pertolongan.

Tim Satgas Operasi Damai Cartenz kemudian melakukan konsolidasi untuk melakukan evakuasi seluruh korban meninggal dunia dari TKP.

Nelson sendiri langsung berkomunikasi dengan keluarganya setelah dievakuasi.

Dia mengaku ingin segera kembali ke kampung halaman jika kondisi sudah pulih.

Anak Kepala Suku Dani, Beby Tabuni, turut menjadi korban penyerangan teroris kelompok kriminal bersenjata (KKB) di Kabupaten Puncak, Papua. 

Kepala Suku Umum Kabupaten Puncak, Abelom Kogoya, mengatakan dirinya selaku pimpinan atas suku-suku di Kabupaten Puncak menolak kehadiran KKB untuk masuk kembali ke daerahnya.

"Saya tidak mau lagi mereka datang tembak-tembak tempat saya, kalau mereka berbuat lagi saya minta aparat keamanan langsung amankan mereka dan diproses," kata Abelom Kogoya dalam keterangan yang diterima dari Polda Papua, Rabu (9/3/2022).

>>>Ikuti Berita Lainnya di News Google SURYA.co.id

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved