Sambut G20, Unair Jadi Tuan Rumah Konferensi Internasional Bandung-Belgrade-Havana Konsep Roadshow
Universitas Airlangga (Unair) Surabaya menjadi tuan rumah konferensi internasional Bandung-Belgrade-Havana (BBH) berkonsep roadshow.
Penulis: Arum Puspita | Editor: Adrianus Adhi
Perlu diketahui, BBH merupakan bagian dari Bandung Spirit Conference Series, konferensi berbasis komunitas yang diselenggarakan di sekitar Bandung Spirit Ideals.
Konferensi ini disusun sebagai ruang berbagi berdasarkan keprihatinan bersama tentang isu-isu global di antara para scholars internasional, aktivis gerakan sosial, lembaga akademik dan layanan publik yang diilhami oleh Bandung Spirit.
Tanggapan Komisi I DPR RI
Anggota Komisi I DPR RI, Muhammad Farhan yang menjadi pembicara pada plenary session, Sabtu (12/11) mengatakan, kearifan lokal memungkinkan masyarakatn untuk beradaptasi dengan inovasi teknologi dalam membentuk masa depan dunia yang nyaman bagi semua.
Kearifan lokal melengkapi dinamika ilmu pengetahuan yang hakiki.
“Local wisdom enables all countries to find solution for global issues such as commitment to protect the environment, disaster mitigation through risk management, ending all conflicts in the name of humanity, implementing equality, eradicating poverty, and economic gap as well as championing humanity in building a more peaceful world for all,” terangnya.
Oleh karenanya, yang harus diperjuangkan oleh semua elemen adalah mendorong bakat manusia, meningkatkan ilmu pengetahuan dengan keterampilan teknis, membangun infrastruktur, mendorong pertumbuhan ekonomi, dan meningkatkan kemampuan bela negara berdasarkan nilai-nilai negara dan budaya.
“Shaping the future rooted on local wisdom should be implemented based on environment friendly and humanly development, such as green energy project, humanity values oriented, sustainability life cycle, disaster resilience, gender equality, food security, live-ability, and well-being,” lanjutnya.
Sementara itu, pada hari terakhir BBH di Surabaya, FIB dan FISIP UNAIR membahas tentang gender and women’s issues serta ecology-health-urban/rural issues-sustainability
Kaarina Kailo, pembicara dari Oulu University, sempat menyampaikan bahwa setelah isolasi Covid-19, kekerasan terhadap perempuan meningkat secara signifikan.
Masyarakat egaliter yang damai, menurutnya dapat menjadi sebuah solusi dari permasalahan ini.
“In Minangkabau men identify with mothering values and in many matriarchies women trade, are shamans, spiritual leaders unlike in patriarchy. Egalitarian cultures mean no gendered violence, no economic, physical, psychic or religious demonization of women, no trafficing in women and children, no pornography or sexual domination, no reproductive technology but ecosocially sustainable life ways,” tutur perempuan di English Department/Women’s Studies ini.