BIODATA Brigjen Sandi Nugroho yang Sebut Sulastri Irwan Masih Ada Harapan Diterima Jadi Polwan
Berikut profil dan biodata Brigjen Sandi Nugroho, perwira Polri yang menyebut Sulastri Irwan masih ada harapan diterima jadi Polwan.
Penulis: Putra Dewangga Candra Seta | Editor: Adrianus Adhi
SURYA.co.id - Inilah profil dan biodata Brigjen Sandi Nugroho, perwira Polri yang menyebut Sulastri Irwan masih ada harapan diterima jadi Polwan.
Diketahui, sosok Sulastri Irwan baru-baru jadi sorotan karena mendadak dinyatakan gugur dalam Casis Bintara Polri gelombang ke 2.
Padahal, calon polwan tersebut sudah dinyatakan lulus pada tahap akhir pada 2 Juli 2022.
Kasus Sulastri Irwan ini menjadi perhatian Kepala Biro Jianstra SSDM Polri Brigjen Sandi Nurgroho.
Menurut Sandi, Mabes Polri memberikan lampu hijau kepada Sulastri Irwan untuk diikutkan kembali sebagai siswa bintara Polri gelombang ke II tahun 2022.
Anak petani dari Kabupaten Kepulauan Sula itu meski sudah lulus Pantukhir, namun gugur dan kasus ini mendapat sorotan dari berbagai kalangan di Maluku Utara.
Sehingga, kata Nugroho, Sulastri tidak tertutup kemungkinan masih bisa diluluskan menjadi Polwan.
"Data itu nanti akan kita masukkan ke pimpinan dan menunggu sikap pimpinan untuk mengambil keputusan dan tidak menutup kemungkinan akan kembali diterima untuk menjalankan pendidikan sebagai anggota Polri dan sangat terbuka, Insya Allah masih ada harapan," ujarnya.
Lantas, seperti apa profil dan biodata Brigjen Sandi Nurgroho?
Melansir dari Wikipedia, Brigjen Sandi Nurgroho lahir 1 Juli 1973.
Ia adalah seorang perwira tinggi Polri yang sejak 1 September 2020 menjabat sebagai Karojianstra SSDM Polri.
Sandi yang merupakan lulusan terbaik Akpol 1995 ini berpengalaman dalam bidang reserse.
Jabatan terakhir bintang satu ini adalah Penyidik Tindak Pidana Utama Tk. II Bareskrim Polri.
Riwayat Pendidikan:
- Akpol (Lulusan Terbaik) (1995)
- PTIK (2002)
- Sespim Pol (2009)
- Sespimti (2018)
Riwayat Jabatan:
- Pama Polda Metro Jaya (1995)
- Pamapta Polres Metro Jakarta Pusat (1996)
- Kanit Resintel Polsek Kebayoran Baru Polres Jakarta Selatan (1997)
- Kanit Jahtanras Polres Metro Jakarta Selatan (1999)
- Pama PTIK (2000)
- Pama Polda Sumut (2002)
- Kapolsek Medan Labuhan Poltabes Medan (2002)
- Kapolsek Medan Baru Poltabes Medan (2003)
- Kanit II Sat II Ditreskrim Poldasu (2004)
- Kasat Reskrim Polres Asahan
- Kasat Reskrim Polresta Medan
- Wakapolres KPPP Belawan (2007)
- Pamen Polda Metro Jaya (2009)
- Ka Siaga C Pusdalops Ro Ops Polda Metro Jaya (2009)
- Kasat I/Indag Dit Reskrimsus Polda Metro Jaya (2011)
- Kapolres Bandung Polda Jabar[2] (2011)
Koorspri Wakapolri (2012) - Wadirreskrimsus Polda Metro Jaya (2013)
- Kasubdit I Dittipidter Bareskrim Polri (2015)
- Kasubdit I Dittipideksus Bareskrim Polri (2016)
- Kapolrestabes Medan (2016)
- Analis Kebijakan Madya Bidang Pideksus Bareskrim Polri (2017)
- Kapolrestabes Surabaya (2019)
- Penyidik Tindak Pidana Utama Tk. II Bareskrim Polri (2020)
- Karojianstra SSDM Polri (2020).
Sebelumnya, Tim penasihat hukum Sulastri Irwan yang tergabung dalam organisasi Yayasan Bantuan Lembaga Hukum Maluku Utara sudah mengadukan Polda Maluku Utara, Inspektur Jenderal Polisi Midi Siswoko, ke Ombudsman Republik Indonesia perwakilan Maluku Utara terkait dengan penerimaan polisi di Polda Maluku Utara, karena langkah itu dinilai merugikan keluarga besar Irwan.
Bachtiar Husni, kuasa hukum itu, mengadukan hal ini ke Ombudsman terkait dengan gugurnya kliennya.
Menurut dia, mereka mendapatkan kuasa dari keluarga Sulastri Irwan untuk membawa kasus itu ke Ombudsman terkait dengan rekruitmen Bakomsus tenaga kesehatan di Polda Maluku Utara.
Polda Maluku Utara memberikan keterangan resmi terkait dengan penerimaan calon siswa (Casis) Bintara Polri tahap II tahun 2022.
Yang disorot oleh Yayasan Lembaga Bantuan Hukum (YLBH) Maluku Utara.
Sorotan ini, lantaran Sulastri Irwan salah satu Casis Bintara Polri gelombang ke 2 dinyatakan gugur.
Dengan alasan faktor usia, padahal menempati urutan tiga, sampai pada pengumuman pantukhir.
"Soal penerimaan Bintara Polri itu, memang bertantangan dengan usia, "kata Kabid Humas Polda Maluku Utara, Kombes (Pol) Michael Irwan Thamsil, Sabtu (5/11/2022).
Seperti dilansir dari Tribun Ternate dalam artikel 'Berikut Keterangan Polda Maluku Utara, Soal Anak Petani yang Digugurkan'.
Menurutnya, setelah di cek, memang usia yang bersangkutan sudah lebih 1 bulan 21 hari, terhitung saat buka pendidikan 25 Juli 2022.
Michael mengakui, kesalahan ini adalah kesalahan yang akan dievaluasi karena harusnya disampaikan sejak awal test.
"Iya memang, harusnya disampaikan sejak awal, tapi ini kesalahannya ada di operator yang salah mengimput, "akunya.
Untuk itu dengan kejadian ini, kedepannya akan jadi bahan evaluasi.
Dia juga menyebut, masalah penerimaan tidak ada titipan anggota Polri. Yang sengaja diluluskan dalam penerimaan.
"Kita pastikan tidak ada titipan, yang bersangkutan memang tidak lulus karena usianya sudah melebihi batas " ujarnya.
Selian itu, Polda Maluku Utara juga mengaku siap menjawab masalah aduan, keluarga Sulastri Irwan.
"Kami siap untuk menjawab, aduan Pak Kapolda ke Ombusman, "katanya, Senin (7/11/2022).
Dia menyebut, Polda Maluku Utara belum tahu, isi laporan tersebut, tapi siap berikan penjelasan.
Di samping itu juga, saat ini pihaknya masih berpegang dengan aturan pusat.
Di mana yang bersangkutan Sulastri Irwan, jika berdasarkan aturan pusat, tidak bisa melebihi umur 23 tahun.
Sedangkan yang bersangkutan, sudah lewat 1 bulan 21 hari, dan itu berdasarkan aturan panitia pusat.
"Jadi saat ini kami berpatokan sesuai aturan pusat, soal penerimaan ini, "pungkasnya.
Pengakuan Sulastri Irwan
Kepada TribunTernate.com, Sulastri Irwan menceritakan apa yang dialaminya. Dia dinyatakan lulus pada tahap akhir, 2 Juli 2022.
Setelah dinyatakan lulus, ia mengikuti apel selama 1 bulan untuk seluruh perwakilan Polres di SDM Polda Maluku Utara.
"Setelah pengumuman, Kita semua diminta untuk apel. Apel dan apel terus di Polda, "katanya, Senin (7/11/2022).
Setelah mengikuti apel dan masuk pada Agustus, SDM Polda Maluku Utara melakukan panggilan.
Dari panggilan itu katanya, umurnya telah melewati batas yang ditentukan, di mana lahir pada 04 Juni 1999.
"Pada saat saya diberitahu dari SDM selanjutnya seperti apa, tidak diberitahu lagi, "ucapnya.
Dengan begitu ia menyebut, dirinya ditahan di Polres Ternate, tidak dipulangkan ke Polres Kepulauan Sula.
Dia pun menunggu dari Agustus sampai 1 November baru ada surat keputusan untuk sidang.
Setelah menerima surat di bulan November 2022 ini, berisi pergantian peserta Bintara Polri.
Isi dalam surat itu, tidak dituangkan dalam surat kompetensi khusus (Bakomsus).
Tetapi dalam ruangan sidang, barulah ditulis di spanduk Bakomsus Kesehatan.
"Isi suratnya dari Polda Maluku Utara, dalam persidangan mereka tanya, papa kerja apa."
"Saya bilang, papa hanya Petani serabutan, ada kerja apa ya kerja, kalau tidak ada ya sudah, "katanya dengan sedikit mengusap air matanya.
Dalam persidangan Polda Maluku Utara mengungkap, Sulastri Irwan dinyatakan tidak memenuhi syarat.
Karena umur dirinya telah melewati, dan digantikan dengan orang di posisi peringkat keempat.
"Mereka bilang alasannya mengenai umur, dan yang hadir dalam sidang itu ada juga."
"Peringkat 4 dan 5, diminta untuk tanda tangan berita acara, "ungkapnya.
Karena dirinya dianggap tidak memenuhi syarat dalam persidangan, namanya diblok dan digantikan dengan Rahima Melani Hanafi.
Di mana nama tersebut diketahui, merupakan ponakan salah satu perwira berpangkat AKBP, yang bertugas di SDM Polda Maluku Utara.
Saat itu juga, Sulastri ingin berbicara untuk memberi saran, hanya saja dirinya ingin menunggu sidang selesai.
"Dong (mereka) bilang peserta yang tidak terpilih, silakan psikologis untuk konseling."
"Saya mau berdiri bicara langsung yang psikologi tarik, saya langsung bilang pak saya tidak gila."
"Saya ingin bicara dan saya ingin pertanyakan, tapi dong tra kase (mereka tidak kasih) kesempatan untuk bicara, "tandasnya.
>>>Ikuti Berita Lainnya di News Google SURYA.co.id