Berita Surabaya
Terduga Teroris yang Ditangkap di Tandes Surabaya Pernah Diusir Ibu Kos, Begini Keterangannya
Pria terduga teroris yang dikabarkan diamankan anggota Densus 88 Mabes Polri, di kawasan Kecamatan Tandes, Surabaya, ternyata diusir oleh pemilik kos
Penulis: Luhur Pambudi | Editor: Cak Sur
SURYA.CO.ID, SURABAYA - Seorang pria terduga teroris yang dikabarkan diamankan anggota Densus 88 Mabes Polri, di kawasan Kecamatan Tandes, Surabaya, ternyata pernah diusir oleh pemilik kos tempatnya tinggal.
Informasinya, terduga teroris tersebut berusia kisaran 25 tahun.
Diketahui, sosok tersebut pernah tinggal di sebuah kamar kos lantai dua Jalan Tanjungsari Jaya Utara, Gang 9 No 6, Suko Manunggal, Surabaya.
Namun, terduga teroris tersebut hanya tinggal kurun waktu dua bulan, yakni sekitar bulan Februari hingga Maret tahun 2022.
Baca juga: Densus 88 Tangkap Terduga Teroris dan Geledah Gudang di Surabaya, 1 Tas dan Sejumlah Ponsel Disita
Saat hendak memperpanjang masa tinggalnya, si terduga teroris tersebut tidak diperbolehkan oleh si pemilik kos, karena tidak pernah mau menyerahkan KTP ataupun identitas lain sebagai syarat administrasi untuk menetap di permukiman tersebut.
Hal tersebut diungkapkan sendiri oleh sang pemilik kosan, Yatun (60).
Nenek enam cucu tersebut mengaku, enggan memberikan kesempatan terduga teroris tersebut menambah masa waktu tinggal karena enggan mengikuti aturan yang ditetapkannya. Yakni menyetorkan bukti fotocopy KTP ataupun identitas kependudukan yang lain.
Akibatnya, saat terduga teroris tersebut hendaklah mengajukan penambahan masa tinggal untuk bulan ketiga, Yatun secara tegas menolaknya.
"Sebelum lebaran ngekosnya. Setelah lebaran sudah saya usir (sekitar Maret atau April). Gak hafal saya. Iya saya usir, KTP gak dikasih. Saya takut," ujarnya saat ditemui awak media di kediamannya, Rabu (2/11/2022).
Menurut Yatun, sosok penyewa kosannya itu memang terbilang jarang berkomunikasi atau bersosialisasi dengan warga setempat.
Jangankan dengan para tetangga, imbuh Yatun, dengan dirinya saja sosok penyewa yang dikenalnya sebagai warga Pasuruan itu jarang berkomunikasi.
"Enggak tahu sama sekali (komunikasi) sama orang. Enggak pernah keluar, enggak pernah bersosialisasi. Belum ada polisi ke sini," jelasnya.
Saking jarangnya berkomunikasi dan bersosialisasi dengan warga. Yatun beserta anggota keluarga dan para tetangganya yang lain sampai tidak mengetahui nama dari sosok penyewa tersebut.
"Dia warga Pasuruan, gak tahu kerjanya di gudang atau mana. Dia keluar pagi jam 8. Pulangnya enggak tahu, iya malam. Laki aja yang ke sini. Masih muda, iya lupa saya masih kecil, iya 25 tahunan," ungkap Yatun.
Bahkan selama kurun waktu dua bulan menetap di tempat kos miliknya, Yatun mengungkapkan, sesosok pria penyewa tersebu, sempat mengajak istri dan anaknya yang masih balita pada masa tinggal bulan kedua.