Inspirasi Usaha
Kisah Sukses Debi Miradiana 'Dapur Diana' Surabaya, Raih Omzet Puluhan Juta dari Usaha Puding
Debi Miradiana membangun usaha mandiri di rumah bernama 'Dapur Diana' dan sukses meraup omzet hingga puluhan juta rupiah tiap bulannya.
Penulis: Bobby Constantine Koloway | Editor: irwan sy
Berita Surabaya
SURYA.co.id | SURABAYA - Keputusan berani Debi Miradiana keluar dari pekerjaan di salah satu bank swasta pada 2014 berbuah manis.
Ia membangun usaha mandiri di rumah bernama 'Dapur Diana', perempuan 40 tahun ini kini sukses meraup omzet hingga puluhan juta rupiah tiap bulannya.
"Saya harus keluar dari pekerjaan karena ibu sakit. Keluarga sepakat, saya yang ditunjuk untuk menjaga ibu saat itu," kata Debi kepada Surya.co.id ketika dikonfirmasi sela acara pameran produknya di salah satu pusat perbelanjaan Surabaya belum lama ini.
Sembari berbincang dengan Surya.co.id, tangannya tak berhenti menuang soup cream untuk isian Zuppa Soup, salah satu produk andalannya tersebut.
Selesai menuang, ia menutup Zuppa Soup dengan kulitan puff pastry sebelum dimatangkan dalam microwave selama 15 menit.
"Ini biasanya yang banyak dicari pembeli tiap pameran seperti ini. Enak disantap saat hangat," katanya menyela perbincangan.
Bungsu dari empat bersaudara ini mengakui, awalnya tak mudah untuk memutuskan keluar dari pekerjaan yang sudah digeluti selama 5 tahun itu.
"Saya sebenarnya hampir mendapatkan promosi jabatan," ujar perempuan yang mengaku sempat berkerja sebagai Credit Analis ini.
Sekalipun berada di rumah, tak membuat istri dari Aditya Muda Jendral Prakasa ini berpangku tangan.
Sebaliknya, Debi memiliki ide untuk membangun usaha kuliner bersama suaminya.
Untuk pertama, produk yang dipilih adalah puding.
"Karena saya suka puding dengan irisan buah di atasnya. Dari senang itu, akhirnya saya tertarik untuk membuat," katanya.
Awalnya, target pasarnya adalah tetangga hingga bekas teman kantornya.
"Ternyata banyak yang suka," katanya.
Dari usaha puding, ia lantas melirik ide untuk mengembangkan minuman kemasan.
Produk yang dipilih adalah Infused water.
Awalnya, produksi Infused water dengan merk Ojito ini tak dilakukan dalam jumlah besar.
"Sebab, awalnya saya hanya menggunakan bahan buah-buahan dari sisa puding itu yang saya manfaatkan," katanya.
Ternyata, dua produk ini mendapatkan sambutan hangat pelanggan.
Tak sekadar dari mulut ke mulut, ia juga memasarkan produknya melalui sosial media.
Dari dua produk ini, ia lantas mengembangkan ke produk kemasan lainnya, di antaranya, snack kacang bawang bermerk Kabaw dan snack telur gabus/widaran bermerk Tebus.
Untuk kue siap makan non kemasan, ia juga membuat Zuppa Soup hingga croffle.
"Ada berbagai pilihan rasa yang kami siapkan," katanya.
Kini, berbagai produk andalannya telah memiliki pelanggan tetap.
Bahkan, beberapa lembaga swasta hingga pemerintah acap kali memesan produknya dalam jumlah besar untuk menu hidangan pertemuan.
Jaminan kualitas produk hingga banyaknya varian rasa dan buah membuat pelanggannya tak segan memesan ulang.
"Alhamdulillah, kalau pernah sekali memesan, nggak lama memesan lagi," ujarnya.
Harga yang disiapkan juga bervariasi.
Mulai dari yang termurah di kisaran Rp 6 ribu hingga Rp 410 ribu untuk puding jumbo berukuran 28 cm dengan isian full buah.
Pendapatnya pun semakin meningkat dengan adanya jasa aplikasi ojek online.
Banyak pelanggannya yang berada di luar kecamatan membuat ia harus bekerja sama dengan jasa pengantaran.
"Kalau harus diantar sendiri, pasti nggak maksimal. Untungnya, ada GoFood hingga GoSend dari GO-JEK. Setelah pelanggan memesan lewat media sosial, saya antar pakai GoSend," katanya.
Ia mengakui, dibanding datang langsung ke gerainya yang berada di Jalan Gubeng Kertajaya, banyak yang memilih untuk memesan lewat online.
Bahkan tak hanya untuk dikonsumsi pribadi, pelanggannya juga banyak memesan puding sebagai hantaran (hampers/parcel) saat perayaan hari raya agama.
Pemesan biasanya memesan puding untuk dikirimkan langsung ke kerabat atau teman.
"Sehingga kalau waktu lebaran, Natal, atau tahun baru, biasanya pada driver GO-JEK pada antre di depan rumah. Ini sangat membantu sekali," katanya.
Tak mengherankan, berkat terobosannya tersebut kini ia sukses mendapatkan omset cukup besar.
"Pendapat kotornya, kalau hari biasa mungkin bisa sampai 50 juta. Kalau saat ramai, bisa sampai Rp60 juta," ungkapnya.
Sekalipun demikian, ia menyebutkan tantangan yang ia hadapi, di antaranya, kala usahanya ikut terpukul akibat pandemi Covid-19 di 2020 dan 2021.
Sejumlah toko offline seperti pusat oleh-oleh yang biasanya ikut menerima produknya tutup.
Selain itu, ia juga kesulitan untuk mengirimkan produk.
Tak mengherankan, omzetnya turun hingga 50 persen. Karyawannya yang berjumlah 3 orang harus dirumahkan.
Untuk menyambung usahanya, Ia juga sempat berjualan makanan frozen.
"Sekali lagi, saya masih dibantu dengan teman-teman GO-JEK. Dengan adanya mereka, saya masih bisa kirim-kirim produk tanpa khawatir tertular sebab mereka juga memiliki prokes yang ketat," katanya.
Memasuki 2022, usahanya kini kembali bangkit.
Produk puding hingga minuman kemasannya kembali ramai pesanan.
"Alhamdulillah, kalau untuk 2022 sudah mulai kembali ramai," katanya.
Pemkot Surabaya pun mengakui besarnya potensi UMKM yang ada di Surabaya.
Jumlahnya, mencapai 72 ribu UMKM, yang di antaranya juga produk kuliner.
Pemkot Surabaya telah melakukan berbagai intervensi untuk ikut mendukung mereka, di antaranya, dengan membantu pemasaran lewat pemanfaatan teknologi informasi.
"Kami mendukung UMKM naik kelas dengan memanfaatkan sarana teknologi yang ada. Berbagai fasilitas teknologi dan aplikasi yang bisa dimanfaatkan, kami optimistis bisa menaikkan pendapatan UMKM," kata Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi dikonfirmasi terpisah.
Seperti halnya Debi yang sukses mengembangkan usaha dengan pemanfaatan teknologi, ia berharap ada lebih banyak UMKM serupa yang bisa ikut berkembang.
"Sebab, tulang punggung ekonomi di Kota Pahlawan juga ditopang melalui UMKM. Kalau UMKM-nya bergerak maka ekonomi Surabaya juga semakin maksimal," katanya.
inspirasi usaha
Human interest story
Dapur Diana
Zuppa Soup
Debi Miradiana
bobby constantine koloway
SURYA.co.id
Pasutri di Kota Probolinggo Sukses Tanam Selada Hidroponik, Tembus Pasar Supermarket |
![]() |
---|
Berawal di Teras Alfamart, Usaha Minuman Kekinian 'Si Unyu' Ira Asih Wulandar Kini Punya 7 Cabang |
![]() |
---|
5 Toko Bangkrut Karena Pandemi, Andri Susanto Kini Sukses Bangun Usaha Lapis Kukus Tugu Kediri |
![]() |
---|
Furniture Rotan Sintetis Asal Lumajang, Tahan Banting dari Efek Domino Covid-19 |
![]() |
---|
Mejeng di MotoGP Mandalika Hingga KTT G20, Tas Goni Charu Dhatri Madiun Pakai Bahan Upcycle |
![]() |
---|