Surya Militer
BIODATA Lettu Muhammad Arifin, Mantan Sopir yang Kini Jadi Lulusan Terbaik di Akmil Jepang
Berikut profil dan biodata Lettu Muhammad Arifin, Mantan Sopir yang Kini Jadi Lulusan Terbaik di Akmil Jepang.
Penulis: Putra Dewangga Candra Seta | Editor: Adrianus Adhi
SURYA.co.id - Kisah perjuangan yang cukup menginspirasi datang dari Lettu Muhammad Arifin.
Ia merupakan mantan sopir yang sukses menjadi prajurit TNI, dan bahkan jadi lulusan terbaik Akmil Jepang.
Kisah perjuangan Lettu Muhammad Arifin terungkap dalam tayangan Youtube Jenderal Andika Perkasa.
Berikut selengkapnya ulasan profil dna biodata Lettu Muhammad Arifin.
Arifin lahir di Kota Bojonegoro, Jawa Timur.
Ia menempuh pendidikan hingga Sekolah Menengah Pertama (SMP). Kemudian pindah ke kota Magelang dan melanjutkan sekolah di SMA Taruna Nusantara.
Setelah lulus, Arifin berhasil mendapat beasiswa pendidikan di National Defense Academy of Japan (NDA) atau Akmil Jepang.
Predikat lulusan terbaik berhasil ia dapatkan.
Arifin kemudian melanjutkan pendidikan Perwira Karier di Magelang yang berhasil diselesaikannya pada tahun 2016 silam.
"Saat itu kami pada saat pendidikan Perwira Karier alhamdulillah mendapatkan juara 1, lulusan terbaik.
Saat itu mungkin berhubung dengan jurusan Mechanical Engineering atau Teknik Mesin jadi saat pemilihan Korps kami mendapatkan Korps di Angkatan Darat," kata Arifin.
Lulus dari NDA Jepang, Arifin mendapatkan status sarjana atau Bachelor of Engineering setara dengan Teknik Mesin.
Ia mengakui kalau Jepang merupakan salah satu negara yang memiliki Sumber Daya Manusia (SDM) yang luar biasa.
"Jadi mereka (di Jepang) itu kalau belajar enggak ada yang mau tidur.
Ketika ada yang seperti itu istilahnya malas-malasan, mereka akan memberikan teguran keras dan tak mau menjadi mereka yang malas menjadi penghambat untuk perkembangan Jepang," kata dia.
"Saya Alhamdulillah mendapatkan penghargaan dari NDA Jepang yaitu salah satu lulusan terbaik kategori siswa asing," ungkap Arifin.
Arifin terlahir dari keluarga sederhana dengan tiga bersaudara.
Ayahnya meninggal sejak dia masih kecil. Sang ibu berprofesi sebagai bidan.
Untuk meringankan beban keluarga, Arifin pernah bekerja sebagai sopir.
"Pernah kami membantu meringankan beban keluarga yaitu pada saat ayah meninggal kami sempat menjadi sopir tiap pulang sekolah karena ibu adalah seorang bidan tapi dengan tanggung jawab tiga orang anak," kata dia mengaku.
Berikut video selengkapnya:
Anak Tukang Pijat Asal Pamekasan Lolos Taruna Akmil
Sebelumnya, ada juga sosok M David Fatoni, anak tukang pijat asal Pamekasan, Madura yang berhasil lolos jadi Taruna Akmil.
Sosok M David Fatoni merupakan seorang atlet lari berprestasi.
Sederet prestasi dalam lomba lari ia torehkan sejak SD.
Jalan M David Fatoni menjadi Taruna Akmil ternyata tak mulu. Ia sempat gagal saat daftar Secaba TNI AD tahun 2020.
Tapi semangatnya tak luntur begitu saja. M David Fatoni mendaftar lagi di tahun 2021 dan berhasil lolos.
M David Fatoni berhasil mewujudkan mimpinya menjadi seorang taruna Akademi Militer (Akmil) setelah menjalani proses seleksi yang begitu panjang.
Ia pun tak malu mengaku bila bapaknya berprofesi sebagai seorang tukang pijat.
"Bapak saya seorang tukang pijat, tapi Alhamdulillah berkat usaha dan perjuangan orang tua saya, saya bisa lulus menjadi taruna TNI AD," ujar David mengawali ceritanya dikutip dari chanel youtube TNI AD, Senin (27/9/2021).
Pria kelahiran Pamekasan, Madura tersebut sudah dari sejak kecil bericita-cita menjadi seorang tentara.
Keinginan dirinya untuk menjadi seorang tentara muncul karena ia sering melihat anggota TNI yang bertugas di Koramil tak jauh dari rumahnya di Pamekasan.
"Motivasi saya jadi tentara sudah sejak kecil, dikarenakan rumah saya dekat dengan Koramil. Di sana saya sering melihat tentara yang sedang piket.
Saya lihat tentara itu berwibawa, gagah, perkasa, dan dihargai banyak orang," ujarnya.
"Di situ lah hal yang tumbuh dalam hati saya untuk menjadi seorang tentara," lanjut dia.
Selepas menamatkan SMA, ia sebelumnya sempat mengikuti tes untuk menjadi tentara pada tahun 2020.
Namun, nasib baik belum berpihak kepadanya dan akhirnya gagal.
"Saya sudah dua kali ikut tes untuk menjadi anggota TNI AD. Pertama saya mendaftar di Secaba TNI AD tahun 2020 dan saya gagal," katanya.
Tak patah arang, ia pun kembali mencoba mengikuti tes masuk TNI AD pada 2021 hingga akhirnya dinyatakan lulus menjadi taruna Akmil.
Ia mengungkapkan banyak orang yang mencibir dirinya ketika ingin mewujudkan mimpinya menjadi seorang tentara.
Bukan hanya itu, kondisi ekonomi keluarganya yang sangat sederhana, membuat orang meremehkannya.
Meskipun begitu, ia tidak patah semangat untuk mewujudkan cita-citanya menjadi taruna Akmil.
"Cibiran dan cemoohan dari orang-orang itu saya jadikan bahan motivasi untuk memperkuat usaha saya untuk menjadi seorang taruna," katanya.
Ia pun menceritakan bila dirinya dari sejak duduk di bangku Sekolah Dasar (SD) sudah menjadi seorang atlet lari
Ketika itu, saat duduk di kelas 6 SD, dirinya dipilih mewakili sekolahnya untuk mengikuti lomba lari antar SD di tingkat kecamatan.
Hasilnya cukup gemilang, ia berhasil menorehkan prestasi menjadi juara 3 loba lari.
Melihat bakat David, pengurus PASI Pamekasan pun membina dan melatihnya saat dirinya duduk di bangu kelas 2 SMP.
Sejak saat itu, dirinya mulai mengikuti berbagai perlombaan atletik mulai dari tingkat kabupaten hingga provinsi.
Bahkan dirinya berhasil menjuarai lomba lari 1.500 meter dalam kejuaran Jatim Open tahun 2018.
Bermodal bakat tersebut, ia pun memanfaatkannya saat menjalani tes untuk menjadi Taruna Akmil.
"Dengan adanya bakat lari yang ada dalam diri saya, itu sangat membantu saya dalam melaksanakan tes-tes yang berkaitan dengan samapta. Saya bisa meraih lari yang mempunyai nilai spesifik yang tinggi dan kemampuan jasmani lainnya saya bisa memamksimalkan skor," katanya.
Ia pun menceritakan bagaimana perjuangan bapaknya yang tanpa lelah menghidupi keluarga meskipun hanya berprofesi sebagai seorang tukang pijat.
Ia mengatakan awalnya rumah yang ditempati dirinya bersama keluarga sangat kecil dan kumuh.
Rumah orang tuanya tersebut berada di tengah saya.
"Depan dan belakang rumah saya itu kandang ayam," ujarnya.
"Ketika banjir, rumah saya becek dan berlumpur," lanjutnya.
Namun, berkat kerja keras sang ayah menabung selama 7 tahun, akhirnya bisa membuat rumah yang layak huni.
Itu lah yang menjadi motivasi bagi dirinya untuk terus berjuang mewujudkan cita-citanya.
"Saya makin semangat untuk membanggakan orang tua saya. Motivasi dari orangtua saya yang kurang, orang tua saya tidak begitu mampu tapi mereka memberikan hidup yang cukup pada saya dan tidak mengeluh," katanya.
Ia bersyukur memiliki kedua orang tua yang begitu baik sehingga mengantarkannya menjadi seorang taruna Akmil.
"Saya mengingat orang tua saya, mengingat perjuangan saya, dan Alhamdulillah saya bisa lulus dengan semangat perjuangan teman-teman, orang tua, para sahabat, dan para guru yang selalu motivasi saya dan memberikan doa terbaik bagi saya," katanya.
>>>Ikuti Berita Lainnya di News Google SURYA.co.id