Brigadir J Ditembak di Rumah Jenderal

PUJIAN Putri Candrawathi ke Brigadir J dan Adiknya Terkuak, Sebut Ganteng-ganteng Sambil Merangkul

Hubungan sesungguhnya Putri Candrawathi dengan Brigadir J dan adiknya, Reza Hutabarat sebelum pembunuhan, terungkap.

Editor: Musahadah
kolase kompas TV/tribun
Reza Hutabarat, adik Brigadir J mengaku tak bisa melawan pimpinan saat tewasnya sang kakak karena alasan ini. 

SURYA.CO.ID  –  Terungkap hubungan sesungguhnya Putri Candrawathi dengan Brigadir J dan adiknya, Reza Hutabarat sebelum pembunuhan di rumah Dinas Ferdy Sambo di Duren Tiga Jakarta pada Jumat (8/10/2022).

Ternyata Putri Candrawathi pernah mengaku di depan teman-teman sesama Bhayangkari bahwa Brigadir J dan Reza Hutabarat adalah anak-anaknya.

Bahkan, Putri Candrawathi tak segan memuji Brigadir J dan Reza Hutabarat sebagaa dua lelaki yang ganteng-ganteng dan baik.

Hal ini diakui Reza Hutabarat saat hadir di acara Rosi yang disiarkan Kompas TV, Kamis (27/10/2022).

Awalnya Reza menceritakan prosesnya bisa sampai dimutasi dari Mabes Polri ke Polda Jambi.

Baca juga: Putri Candrawathi Pamerkan Brigadir J ke Ibu-ibu Bhayangkari, Ini Pengakuan Bripda Reza

Menurutnya, kepindahan itu bukan karena hukuman atas kasus yang dituduhkan ke kakaknya, Brigadir J.

Diceritakan Reza, keinginan untuk pindah ke Jambi itu berawal dari omongan sang kakak, Brigadir J yang meminta dia untuk menjaga orangtuanya di Jambi.

“Jauh sebelumnya pas abang masih hidup, udah bilang, minta saya balik ke Jambi. Katanya gak enak lah dua anak laki-laki kok jauh.  Siapa yang jagain mereka (orangtua) di Jambi,” katanya.

Keingin mutasi ini pun didukung Putri Candrawathi.

Bahkan saat bertemu di acara ulang tahun Bhayangkara pada 1 Juli 2022, Putri mengabarkan bahwa telegram rahasia (TR) kepindahan Reza ke Jambi sudah ada.

“Dek nama kamu udah sampai di TR,” aku Reza menirukan ucapan PUtri Candrawathi.

Presenter Rosiana Silalahi lalu menanyakan bagaimana hubungannya dengan Putri bisa sampai membantu dia untuk dimutasi.

Reza mengaku dikenalkan Putri Candrawathi oleh sang kakak, Brigadir J.

Dia juga kerap bertemu Putri  saat mengunjungi sang kakak di rumah Kadiv Propam, di Saguling.  

Sementara untuk Ferdy Sambo, Reza mengaku belum pernah ngobrol langsung.

Kedekatan Putri dengan Reza bahkan sampai berlanjut dengan saling mengirimkan pesan pribadi di WhatsApp.

Putri kerap memberikan ucapan selamat hari minggu dan mengirimkan link live streaming ibadah, begitu juga dengan Reza.

Seperti yang dilakukan Reza lima hari sebelum sang kakak terbunuh.

Pada tanggal 3 Juli 2022 itu, Reza mengirimkan pesan WA ke Putri mengucapkan selamat hari Minggu.

Saat itu Putri membalas dengan mengirimkan foto Brigadir J tengah menyetrika baju.

“Kakaknya rajin banget, luar biasa sampai nyetrika luwes banget.  De sini merapat ke Magelang bantuin kakaknya,” tulis Putri  di chat WA ke Reza.

“Kok berani Reza kirim WA ke Putri, dia istri jenderal Kadiv Propam lho?,” tanya Rosiana Silalahi.

Diakui Reza, hubungannya dengan Putri memang cukup dekat. 

Bahkan Putri kerap mengakuinya sebagai anak.

“Waktu ketemu di Mabes ibu panggil saya, kebetulan saya lagi piket. Dan ada Abang Yosua.

Dek sini dek, di depan temannya (Putri). Ngenalin saya ke teman-temannya, sesama Bhayangkari.

Ini adeknya, Reza, ini abangnya, Yosua. Saya emaknya,” cerita Reza.

Bahkan, lanjut Reza, dia sampai dirangkul Putri saat itu sambil tertawa-tawa.

“Adeknya, kakaknya, ganteng-ganteng. Baik-baik nih orang. Dua-duanya baik. 

Bangga saya jadi emaknya,” ucap Putri saat itu seperti ditirukan Reza.

Diakui Reza, tak hanya dengan dia dan abangnya, Putri juga akrab dengan ajudan lainnya.

“Sama semua ajudan juga begitu. Pernah lihat baik juga sama ajudan lain,” akunya.

“Pernah ada rasa GR gak disayang istri komandan?,” tanya Rosi.

Reza mengaku biasa saja dan menganggap itu sebagai bentuk perhatian atasan ke anggotaya.

“Bagi saja juga perhatian ibu itu ada. Baik banget. Cuma saya gak pernah ada merasa kegeer-an. Dia pimpinan, saya anggota.  Jauh banget, seperti langit dan bumi jaraknya. Gak ada rasa kegeeran jadinya,” tukasnya.

Kini, setelah kasus pembunuhan Brigadir J, Reza harus memberikan kesaksian untuk terdakwa Putri Candrawathi, Ferdy Sambo dan para jenderal terdakwa obstruction of justice (kasus perintangan penyidikan) yang tak lain adalah para komandannya di kepolisian.

Reza mengaku menyerahkan semuanya kepada tuhan.

“Yang pentin saat aku melangkah, tuhan ikut melangkah dalam langkahku.

Percaya dan berserah.

Semoga Tuhan saat Reza jadi saksi, apa yang Reza katakan, sesuai dengan keinginan tuhan,” tukasnya.

Lihat video selengkapnya:

Alasan Tak Baku Hantam dengan Pimpinan

Terungkap alasan Mahareza Hutabarat alias Bripda Reza Hutabarat, adik mendiang Brigadir J tak melawan saat dilarang memakaikan pakaian ke jasad sang kakak. 

Seperti diketahui, Reza Hutabarat mendapat kabar meninggalnya Brigadir J setelah dia dipanggil ke kantor Provos Mabes Polri, beberapa jam setelah insiden pembunuhan di rumah Ferdy Sambo terjadi.

Saat itu Reza Hutabarat mendapat kabar meninggalnya Brigadir J dari Karo Provos saat itu, Brigjen Benny Ali. 

Brigjen Benny Ali menceritakan Brigadir J tewas dalam tembak menembak dengan Bharada E seperti skenario Ferdy Sambo awal. 

Seolah tak percaya dengan keterangan itu, Reza hanya bisa bersedih tanpa bisa meluapkan emosinya. 

Baca juga: PENGAKUAN Adik Brigadir J Tak Ada Dendam ke Bharada E, Malah Ungkap Sifat dan Kelakuan Asli Eliezer

Namun, emosi Reza akhirnya tak terbendung saat dia dilarang untuk melihat jenazah sang kakak sebelum dimasukkan ke peti.     

Hal itu diceritakan Reza saat menjadi saksi sidang terdakwa Bharada E di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan pada Selasa (25/10/2022). 

Reza Hutabarat menceritakan kepada hakim saat ia mendapatkan kabar bahwa kakaknya meninggal dunia dan dibawa ke RS Polri Kramat Jati, Jakarta Timur.

Reza Hutabarat pun bergegas ke rumah sakit.

Sesampainya di sana ia dilarang oleh anggota polisi berpangkat Komisaris Besar (Kombes) untuk melihat jenazah Brigadir J

"Sampai saat saya sedikit ngotot, saya kan adiknya. Terus dijawab 'Udah tunggu sini saja, kamu enggak usah masuk. Kamu sabar'," kata Reza Hutabarat di persidangan.

Reza Hutabarat pun menyatakan bahwa dirinya akhirnya menaati perintah perwira menengah itu untuk menunggu.

 Tangisan Reza Hutabarat pun mulai tumpah saat dirinya memohon agar bisa menemui jenazah kakak kandungnya tersebut.

"Saya tidak bisa melihat, saat mau dipindahkan ke dalam peti pun saya berteriak juga,"

"Izin komandan, ini abang saya biarkan saya menggendong dia terakhir kali'," kata Reza Hutabarat sembari menahan tangis.

Tak cuma sekali Reza Hutabarat mengaku ia memohon berkali-kali agar diizinkan untuk melihat jenazah Brigadir J.

"Komandan saya benar-benar izin komandan. Saya ingin menggendong abang saya terakhir kali dimasukkan ke dalam peti," sambung Reza Hutabarat.

Selanjutnya, Reza Hutabarat pun tetap diminta untuk menunggu dan tak boleh melihat kakaknya tersebut.

Hasilnya, dia akhirnya dilerai oleh seorang perwira bernama AKBP Hendrik.

Ia menuturkan bahwa dirinya baru diperbolehkan masuk seusai jenazah Brigadir J telah dimasukkan ke dalam peti.

Dia pun langsung berdoa di depan peti jenazah kakak kandungnya tersebut.

Tapi saat sedang berdoa, Reza Hutabarat diminta untuk cepat-cepat pergi.

"Pas saya masuk, sudah dimasukkan sudah rapih di dalam peti baru saya baru boleh melihat almarhum,"

"Saya lihat bentar, saya berdoa saya juga masih mendengar "udah belum sih, udah belum sih" ada suara seperti itu. Saya mendengar jelas," jelasnya.

Reza Hutabarat akhirya memilih untuk keluar ruangan.

"Saya lalu berdoa dan langsung keluar," ujar dia.

Kenapa saat itu Reza tidak melawan? 

Dalam tayangan terbaru Rosi Kompas TV, Reza mengungkapkan alasannya. 

Diakui Reza, saat itu dia sangat marah, namun harus bisa menahan emosi. 

"Mau gak mau juga. Jangan sampai ngelakuin hal bodoh," katanya. 

Hal bodoh apa yang dimaksud? 

"Saya pakaian dinas, ada juga pimpinan saya pakaian dinas. Lha kalau misalnya saya berantem sama pimpinan saya itu kan sama aja hal bodoh," jawab Reza. 

Dikatakan Reza setelah mendengar Brigadir J tewas, yang terlintas dalam pikirannya adalah sang ibu, Rosti Simanjuntak. 

Hal ini beralasan karena selama ini Brigadir J dikenal paling sayang kepada sang ibu. 

"Abang sayang banget sama mamak. Memang yang paling sayang, perhatian banget ke mamak, ya abang.
Terus abang udah gak ada, gimana caranya Reza menumbuhkan rasa Abang masih ada dalam diri reza, dilihat Mamak," katanya. (kompas TV/tribunnews)

Sumber: Kompas.com
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved